Skip to main content
Sejarah dan filosofi kupat atau ketupat brosis

Sejarah dan filosofi kupat atau ketupat brosis

Sejarah dan filosofi kupat atau ketupat brosis. Bagi brosis yang di Tanah Jawa biasanya selain hari raya Iedul Fitri maka seminggu setelahnya akan ada Riyoyo Kupat atau Lebaran Ketupat. Ketupat atau Kupat memang secara simbolik berupa nasi yang dibungkus anyaman daun janur namun ternyata didalamnya syarat dengan filosofis brosis. Penasaran ? Berikut Sejarah dan filosofi kupat atau ketupat brosis

Sejarah dan filosofi kupat atau ketupat brosisKHS mendapatkan Sejarah dan filosofi kupat atau ketupat dari beberapa postingan yang tersebar secara viral di media sosial maupun WAG. Salah satunya yang diposting oleh warganet Koi TA Iceland di grup facebook ‎INFO WONG SOLO (IWS) tanggal 23 Juni 2018. Monggo disimak gans…

*SEJARAH KETUPAT*
.
Adalah Sunan Kalijaga yang pertama kali memperkenalkan pada masyarakat Jawa. Sunan Kalijaga membudayakan 2 kali BAKDA, yaitu bakda Lebaran dan bakda Kupat yang dimulai seminggu sesudah Lebaran.
.
*Arti Kata Ketupat.*
.
Dalam filosofi Jawa, ketupat memiliki makna khusus. Ketupat atau KUPAT merupakan kependekan dari Ngaku Lepat dan Laku Papat.
.
Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan.
.
Laku papat artinya empat tindakan.
.
*Ngaku Lepat.*
.
Tradisi sungkeman menjadi implementasi ngaku lepat (mengakui kesalahan) bagi orang jawa.
.
Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan dari orang lain.
.
*Laku Papat.*
1. Lebaran.
2. Luberan.
3. Leburan.
4. Laburan.
.
*Lebaran.*, Sudah usai, menandakan berakhirnya waktu puasa. .
*Luberan.*, Meluber atau melimpah, ajakan bersedekah untuk kaum miskin. Pengeluaran zakat fitrah.
*Leburan.*, Sudah habis dan lebur. Maksudnya dosa dan kesalahan akan melebur habis karena setiap umat islam dituntut untuk;) saling memaafkan satu sama lain.
*Laburan.*, Berasal dari kata labur, dengan kapur yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding.
.
Maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batinnya.
.
*FILOSOFI KUPAT – LEPET*
.
*KUPAT*, Kenapa mesti dibungkus janur? Janur, diambil dari bahasa Arab ” Ja’a nur ” (telah datang cahaya ). Bentuk fisik kupat yang segi empat ibarat hati manusia.
.
Saat orang sudah mengakui kesalahannya maka hatinya seperti kupat yang dibelah, pasti isinya putih bersih, hati yang tanpa iri dan dengki.
.
Kenapa? karena hatinya sudah dibungkus cahaya (ja’a nur). .

*LEPET*
.
Lepet = silep kang rapet., Mangga dipun silep ingkang rapet, mari kita kubur/tutup yang rapat.
.
Jadi setelah ngaku lepat, meminta maaf, menutup kesalahan yang sudah dimaafkan, jangan diulang lagi, agar persaudaraan semakin erat seperti lengketnya ketan dalam lepet.
.
Repost : @wartagiri

Namun ada juga pendapat yang mengatakan bahwa “kupat” berasal dari serapatan kata bahasa arab yakni Kaaffah. Arti Kaaffah yakni sempurna dan lengkap (kalau gak salah lho…hehehe). Maksudnya amalan Puasa Ramadhan itu menjadi sempurna ketika ditambahi 6 hari  puasa sunnah puasa Syawal. Karena biasanya Riyoyo Kupat itu digelar pada hari ke-7 di bulan Syawal. Dengan simbolik Kupat maka sempurnalah puasa wajib dan sunnah yang rangkaian gaspol saat Ramadhan dan pendinginan di bulan Syawal…hehehe. Wallahu’alam.

Maturnuwun

baca juga :

 

Tinggalkan Balasan