Skip to main content

Beda Puasa Ulat dan Puasa Ular

Beda Puasa Ulat dan Puasa Ular. Kawan pembaca blogg, memasuki ramadhan ke sebelas ini apakah puasa kita benar-benar berkualitas atau malah di hati tak membekas kebaikan-kebaikan dari berpuasa. Jangan sampai sebelas hari ini kita tak mendapatkan apa-apa dari puasa kita selain lapar dan dahaga. Sudahkah bertanya kepada hati kita apakah puasaku sudah mengalami perbaikan dari ramadhan ke ramadhan. Sudah memberikan pengaruh kebaikan pada diri kita?

Mari kita tanyakan masing-masing ke diri ini. Apabila belum berdampak semakin baiknya diri kita, malah biasa-biasa saja kita patut menangis. Menangis atas lalainya kita mengisi ramadhan dengan ibadah dan amalan yang keren harusnya dari hari biasanya. Menangis karena tidak optimal menempa diri dengan karya amal yang produktif. Karena dengan puasa yang produktif tentunya akan menjadikan diri ini keren di mata Allah dan pastinya juga keren di hadapan orang sekitar kita. Bagaimana kita tau puasa kita ini puasa yang produktif atau malah puasa biasa yang hanya sebatas bisa menahan haus dan lapar. Berikut ini disajikan tentang bedanya puasa ulat dan puasa ular. Nasehat ini diberikan oleh ustad Selamet Junaidi. Meski unik istilahnya, namun esensinya begitu menasehati diri ini. Nah kawan mari kita memposisikan puasa kita termasuk yang mana.

Puasa Ular apakah itu? Ibarat ular yang ketika dia berpuasa, maka si ular ini berpuasa terus menerus dari awal kulitnya yang sama hingga kulitnya terkelupas namun dengan proses terkelupas kulitnya tidak menjadikan sesuatu yang berbeda. Kulitnya masih sama saja. Berbeda dengan puasa ulat, dari awal dia berpuasa dengan bentuk yang mengerikan yaitu sebagai ulat dan proses yang lama berpuasa dengan terbungkus ulat tersebut di dalam kepompongnya. Namun dengan bentuk dari awal sebagai ulat yang mengerikan, lalu menjadi kepompong hingga akhirnya dengan proses puasanya kini si ulat menjadi kupu-kupu yang indah.

Begitulah kawan kedua jenis puasa yang diistilahkan dengan puasa ular dan puasa ulat. Lantas, dari kedua gambaran berproses puasanya si ular dan si ulat  kita termasuk yang mana? Sedih apabila kita setiap tahun bertemu ramadhan ternyata hanya mendapatkan jenis puasa ular. Belelah-lelah menahan haus dan lapar sebulan lamanya akan tetapi tak mendapatkan pengaruh kebaikan dari puasanya. Sekedar berpuasa tak berubah perilaku dan akhlaknya. Nauzubillahimindzalik.

Jauh berbeda dengan puasa ulat. Proses panjang yang dari awal dari bentuknya ulat mengerikan, ditempa dengan lama menjadi kepompong, bersusah payah karena Lillah berbuah hasil indah dengan mejadi kupu-kupu. Apabila kita dari awal puasa sudah menata niat karena Allah, mempersiapkan diri mengisi ramadhan dengan optimal maka insyaAllah kita juga akan sama seperti si ulat. Lulus di ramadhan dengan gelar muattaqien. Amiin yaa Rabbal alamiin. (NRA)

#RamadhanBerbagiInspirasi

#FLPGresik

#Day11

Baca juga :

Tinggalkan Balasan