Skip to main content

Ibu, Kunci Kesuksesan Anak

KHSblog.net- Ibu, Kunci Kesuksesan Anak. Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Ibu yang kerap kali bangun lebih awal dan tidur paling akhir. Ibu adalah sumber motivasi bagi anak-anaknya. Ibu pula yang mengelola dan membantu ayah untuk menyelesaikan tugas domestik kerumahtanggaan.

setia1heri mencium tangan emak di kampung tuban

Tak kenal lelah, tak henti berbenah rumah meski seringkali anak berulah. Hingga seolah ada istilah ‘ibu tak boleh sakit’, karena semua anggota keluarga mencari ibu untuk membantu memenuhi kebutuhan hariannya.

Ibu pula yang tak ingin melihat anak-anak kelaparan, meskipun dia sendiri menahan perihnya rasa lapar. Selalu mendahulukan anak-anak agar aman dan nyaman.

Orang yang paling merasa kehilangan dan merasa pedih, jika kamu tidak ada di dekatnya adalah ibumu. Karena itu, berusahalah sebisa mungkin selalu membersamainya.

Kisah nabi Musa yang dipertemukan ibunya diabadikan dalam Al-Qur’an surat Thaha ayat 40:

فَرَجَعۡنٰكَ اِلٰٓى اُمِّكَ كَىۡ تَقَرَّ عَيۡنُهَا وَلَا تَحۡزَنَ

Maka, Kami mengembalikanmu (Musa) kepada ibumu agar senang hatinya dan tidak bersedih hati.

Ustad Aunur Rafiq Saleh Tamhid menuturkan bahwa, jika seorang anak bisa membersamai ibunya, itu merupakan kunci sukses bagi dunia dan akhirat.

Seperti yang difirmankan Allah di surat Al-Ahqaf ayat 15:

وَوَصَّيۡنَا الۡاِنۡسَانَ بِوَالِدَيۡهِ اِحۡسَانًا‌ ؕ حَمَلَـتۡهُ اُمُّهٗ كُرۡهًا وَّوَضَعَتۡهُ كُرۡهًا‌ ؕ وَحَمۡلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰـثُوۡنَ شَهۡرًا‌ ؕ حَتّٰٓى اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرۡبَعِيۡنَ سَنَةً  ۙ قَالَ رَبِّ اَوۡزِعۡنِىۡۤ اَنۡ اَشۡكُرَ نِعۡمَتَكَ الَّتِىۡۤ اَنۡعَمۡتَ عَلَىَّ وَعَلٰى وَالِدَىَّ وَاَنۡ اَعۡمَلَ صَالِحًا تَرۡضٰٮهُ وَاَصۡلِحۡ لِىۡ فِىۡ ذُرِّيَّتِىۡ ؕۚ اِنِّىۡ تُبۡتُ اِلَيۡكَ وَاِنِّىۡ مِنَ الۡمُسۡلِمِيۡنَ

Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun dia berdoa, “Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim.”

Jangan pernah mengecewakan hatinya, apalagi menyakiti hatinya. Bahkan Allah melarang seorang anak berkata “ah” kepada ibu.

Surat Al-Isra ayat 23:

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعۡبُدُوۡۤا اِلَّاۤ اِيَّاهُ وَبِالۡوَالِدَيۡنِ اِحۡسَانًا‌ ؕ اِمَّا يَـبۡلُغَنَّ عِنۡدَكَ الۡكِبَرَ اَحَدُهُمَاۤ اَوۡ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَاۤ اُفٍّ وَّلَا تَنۡهَرۡهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوۡلًا كَرِيۡمًا

Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.

Apabila kamu sebagai anak tidak bisa membersamai ibumu karena tuntutan kehidupan maka gantilah “perpisahan” itu dengan selalu berkomunikasi dengannya melalui video call dan lainnya agar hatinya merasa senang dan tenang melihat wajahmu, meskipun hanya dari jauh.
Ada banyak teknologi yang memudahkan untuk berbakti kepada orang tua.

Upayakan untuk memenuhi segala kebutuhannya. Jangan sampai ibumu yang sudah tua masih cemas memikirkannya.

Mencukupi kebutuhannya agar ia bisa berkonsentrasi melakukan ibadah di masa tua dan mendoakan kebaikan dunia dan akhiratmu.

baca juga :

 

Tinggalkan Balasan