Skip to main content

Terlambat Bicara Pada Anak, Apa Saja Penyebabnya?

Khsblog.net- Terlambat bicara atau Speeh delay umumnya disebabkan karena anak mengalami gangguan motorik,  disertai dengan tanda-tanda yang orang tua kadang cenderung mengabaikannya sejak usia dini.

Dalam kajian perkembangan anak speech delay atau hambatan dalam berkomunikasi ini terjadi dari beberapa indikasi masalah yaitu motorik mulut atau oral motor. Anak yang hanya diberikan minum susu tanpa dilatih dengan mengunyah menyebabkan rahangnya belum kuat.

Terlambat bicara juga disebabkan karena belum optimal dalam tahapan mengunyah. Mengunyah adalah proses menggerakkan berbagai organ, sebuah latihan praktis untuk menggerakkan otot-otot motorik di lidah, mulut dan rahang. Jika jarang mengunyah otot-otot tersebut bisa terkondisi tidak terstimulasi atau tidak terlatih, dan terjadilah kekakuan otot.

Kondisi ini menyebabkan anak jadi tidak bisa meniup, memainkan lidah atau menggunakan sedotan, sebab otot-ototnya lemah. Padahal otot-otot inilah yang bergerak ketika seorang anak memproduksi suara, sehingga wajar jika kemampuannya untuk mengeluarkan suara menjadi tidak optimal, dan terjadilah yang namanya terlambat bicara.

Menurut Ani Christina seorang psikolog dan terapis anak berkebutuhan khusus, salah satu penyebab anak terlambat bicara adalah karena organ-organ bicara belum siap. Organ bicara ini antara lain: organ respirasi atau pernafasan, organ fonasi atau pita suara, dan organ artikulasi yang meliputi bibir, lidah, gigi, rahang, langit-langit dan tenggorokan.

Penyebab lain anak mengalami speeh delay atau terlambat bicara adalah proses persiapan bicara yang belum tuntas seperti mengunyah, menelan atau menghisap.

Selain itu, penyebab terlambat bicara juga diperngaruhi oleh kondisi konsentrasi yang belum terbentuk. Perkembangan motorik yang belum optimal membuat anak belum bisa fokus, dan sikap ‘umek’ dan kurang konsentrasi ini memang akan kesulitan untuk melakukan ‘observasi lingkungan’. Padahal kita ketahui bersama, anak belajar berbicara dengan  ‘meniru’, dan ketika meniru akan membutuhkan konsentrasi yang tinggi.

Nah, bagaimana kita sebagai orang tua atau seorang pendidik anak kita akan mengalami terlambat bicara atau tidak? Berikut ini panduan rentang kemampuan komunikasi anak:

  1. Pada usia 0-1,5 bulan

Bayi mengeluarkan suara tangis secara refleks ketika ingin menyampaikan sesuatu. Jika bayi belum menangis, bisa jadi gejala masalah yang perlu kita perhatikan.

  1. Pada usia 1,5-6 bulan

Bayi mulai mengoceh setidaknya satu suku kata berulang-ulang, seperti ma-ma, ba-ba, atau suara-suara huruf vokal. Bayi yang cenderung diam dan tenang, serta jarang mengeluarkan suara merupakan tanda anak terlambat bicara.

  1. Pada usia 6-9 bulan

Bayi dapat mengucapkan suku kata yang lebih komplek seperti mam-mam, tap-tap dan mulai bisa menirukan ucapan sebagai tanda adanya kemampuan memadukan proses pendengaran dan bicara.

  1. Pada usia 9-12 bulan

Bayi mulai bisa menirukan kata-kata, mesipun tidak paham artinya sepeti kata: mama, mata, kuda (kadang-kadang disebut duda), bisa (kadang-kadang masih disebut bica). Kita perlu khawatir jika sampai usia sembilan bulan, bayi kita belum menunjukkan respon meniru suara yang di dengar dari lingkungan sekitarnya.

  1. Pada usia 12-18 bulan

Bayi mulai bsia mengatakan sesuatu sesuai dengan maknanya. Misal, dia bilang ‘mama’ sambil menunjuk ibunya atau dia bilang ‘pulang’ sambil menarik tangan ibunya sebagai tanda mengajak pulang. Beberapa anak baru memasuki tahapan ini ketika usa 24-30 bulan. Jika di atas 30 bulan anak belum mengatakan sesuatu ‘bermakna’, bisa dikategorikan terlambat bicara.

Nah, ayah bunda dengan melihat tahapan di atas kita dapat melihata jika anak belum mencapai kemampuan sesuai dengan usianya mungkin dia termasuk terlambat bicara. Penyebab umum terlambat bicara yang sering terjadi adalah kurang terstimulasinya motorik anak, selain itu bisa makin bermasalah ketika anak kekurangan stimulasi atau latihan berbicara pada anak, juga bisa diperparah karena oleh kesibukan orang tua atau karakter orang dewasa yang kurang komunikasi.

Keterlambatan berbahasa dan berbicara bisa saja kelihatannya kecil bagi kita. Dan dijumpai komentar para orang tua “Ah maklum masih kecil belum bisa ngomong, nanti juga bisa bicara sendiri kalau sudah besar.” Padahal apabila kita abaikan pada usia dini akan mempengaruhi masa depan mereka.

Bahasa dan berbicara adalah bagian dari komunikasi yang kita gunakan untuk pertukaran informasi, perasaan, keinginan dan bermacam-macam pikiran. Komunikasi berhubungan erat dengan kualitas hidup dan kemampuan seseorang untuk dapat berfungsi dalam masyarakat.

Orang yang kecakapan komunikasinya kurang atau tidak mengerti apa yang dikomunikasikan orang lain, tentu tidak dapat mandiri serta sulit bersosialisasi. Kemampuan berkomunikasi dengan orang lain sangat kritis bagi perkembangan anak dan prasyarat untuk kemampuan belajar secara akademis. Semoga bermanfaat.***

baca juga :

Tinggalkan Balasan