KHSblog.net- Keutamaan Memaafkan. Sebelum merujuk ke Al-Qur’an, ada banyak keutamaan memaafkan apabila ditinjau dari sisi kesehatan, diantaranya sebagai berikut:
1. Memaafkan meningkatkan kesehatan mental
Studi kesehatan membuktikan bahwa dengan memaafkan akan membuat tubuh rileks.
2. Memaafkan mengatur emosi lebih baik.
Kalau enggan memaafkan maka akan ada fase tertentu yang belum tuntas dan pasti menyebabkan emosi. Rasa emosi bisa diredam dengan mengontrol emosi lebih baik dengan cara memaafkan. Selain itu memaafkan juga membuat tekanan darah tidak terpacu. Aliran darah lancar. Ibnu Sina mengatakan bahwa separuh dari obat adalah pikiran. Dari pikiran maka akan tenang, optimis dan senang.
3. Memaafkan membantu kesehatan jantung.
Karen Swartz, M.D, seorang konsultan klinis dari The John Hopkins Hospital menyatakan memaafkan orang lain itu bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Bagi mereka yang cenderung menyimpan dendam akan mudah stres. Stres timbul dari amarah yang selalu disimpan, menyebabkan tegang organ-organ tubuh kita.
4. Memaafkan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Seperti yang sudah disampaikan Ibnu Sina bahwa separuh dari obat adalah relaksasi pikiran.
5. Memaafkan meningkatkan kualitas tidur.
6. Memaafkan menghargai diri sendiri dan memaafkan diri sendiri.
Mereka yang memaafkan tidak larut dalam penyesalan. Ada yang harus dievaluasi tetapi tidak perlu berlarut-larut.
Keutamaan memaafkan dalam tinjauan agama merupakan sifat terpuji dan bagian akhlak mulia. Allah mengingatkan melalui firmannya QS Al- A’raf ayat 199:
“Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh”
Memaafkan adalah perintah Allah. Mari banyak belajar dari sejarah Rasulullah, di zaman bagaimana luar biasanya Rasulullah memberikan ruang untuk memaafkan tanpa _reason_ dan tanpa tapi. Yang mungkin tidak kita alami kondisi yang dirasakan Rasulullah saat itu. Kita tidak diintimidasi, tidak diboikot, tidak dilempari kotoran. Betapa Maha Baiknya Allah dengan memberikan kita petunjuk dari kisah perjalanan kehidupan Rasulullah agar bisa jadi hamba pemaaf.
Berikut ini keutamaan memaafkan dari tinjauan agama Islam:
1. Dicintai oleh Allah.
Ketika hati dekat dengan Allah semua makhluk akan mencintai kita. Maka lebih baik meninggalkan sesuatu karena Allah, dari pada meninggalkan Allah karena orang lain. Banyak di antara kita saat senang, banyak nikmat kita melupakan Allah.
2. Diampuni dosanya oleh Allah.
Keinginan untuk masuk surga misalnya, apakah sudah yakin sholat kita khusyu’? infaq dan sedekah kita yang masih begitu-begitu saja? atau hafalan kita yang masih banyak timbul tenggelam daripada ingatnya? Kalau mengandalkan itu kita masih banyak kekurangannya. Namun Allah menjanjikan kita yang pandai memaafkan maka akan diampuni dosa-dosanya.
Kisah Misthah bin Atsatsah (Lihat Tafsir Ibnu Katsir jilid 7, halaman: 348) yang biasanya disantuni dan disupport oleh Abu Bakar, yang saat itu ikut memfitnah bunda Aisyah (peristiwa Fitnah Al-Ifk” atau “Fitnah Dusta”), lantas Misthah bin Atsatsah bertaubat mengakui kesalahannya.
Kisah ini diabadikan di dalam Al-Quran surat An-Nur ayat 22:
“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat(nya), orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
Inilah yang membuat Abu Bakar mengatakan “Demi Allah aku tidak akan mencabut sedekah untuknya”,
Inilah yang membuat Abu Bakar bersih hatinya saat turunnya ayat ini.
3. Pahala tak terbatas dan dijanjikan masuk surga.
Sifat memaafkan adalah sifat para penghuni surga. Al-Qur’an surat As-Syura’ ayat 40:
“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat), maka pahalanya dari Allah, Sunggu, Dia tidak menyukai orang-orang zalim.”
4. Ditenangkan hatinya.
Saat ada rasa benci, gelisah maka dengan memaafkan hati menjadi tenang. Tidak hanya memaafkan saja, tetapi berbuat baik kepadanya.
Ini nasihat untuk penulis dan semoga semua dimudahkan untuk menjadi pribadi lebih baik yaitu hablu minallah dan hablu minannas.
baca juga :