Skip to main content

Sehat dengan Berpikir Positif

Sehat dengan Berpikir Positif. Sudah usia berapa kita sekarang? Pembaca blog yang berbahagia, mari kita syukuri nikmat usia kita yang sekarang. Hari ini saya sudah berusia 35 tahun. Alhamdulillah sudah berkeluarga. Dititipi dua amanah anak. Sulung laki-laki. Dan nomer dua perempuan. Di usia ini saya merasa masih banyak hal yang belum optimal pada diri sendiri. Ya, merasa belum optimal menata pribadi yang masih compang-camping ibadahnya. Masih belum memberikan yang allout untuk Sang Maha Suci. Allah SWT. Menata hati, menjaga lisan, memperbaiki amalan maih terus saya upayakan. Agar menjadi istri sekaligus bundanya anak-anak yang oke tak hanya di mata keluarga, namun utamanya dihadapan Sang Khalik. Menata hati bagian dari yang cukup sulit untuk dijaga. Mengapa?

Menata hati bagi orang mukmin cukup mudah. Karena orang mukmin hatinya senantiasa tersambung denganNya. Ada alarm yang secara otomatis mengingatkan apabila dalam hati ataupun niatnya sudah tak sesuai tuntunan Islam. Namun pada sebagian yang lain menata hati adalah amalan sulit untuk direalisasikan secara konsisten. Maka bagi sebagian mereka yang belum bisa konsisten menata hati bisa jadi karena belum tau resepnya.

Kawan, mengapa orang mukmin itu sehat jasmani.? Tutur katanya menyentuh hati saat berbicara. Perilakunya menenangkan orang disekitarnya. Hadirnya membawa kenyamanan saat bersama. Tersebab orang mukmin yang sehat tersebut tak hanya sehat jasmaninya, akan tetapi juga sehat ruhaninya. Satu hal kunci sehat ruhaninya yaitu senantiasa berpikir positif. Berpikir positif pada saat kapanpun dan dimanapun. Berikut ini hal-hal apa saja yang akan menjadikan diri kita mampu serta mau berpikir positif:

Pertama:  berpegang teguh kepada agama Allah dan bertawakkal kepadaNya. Terjadi masalah. Mengalami banyak persoalan hidup kuncinya adalah kembali kepada Allah Sang Pemilik Solusi terbaik. Apapun permasalahan hidup baik itu urusan pribadi maupun keluarga serahkan semuanya pada Allah. Allah lah tempat bersandar setalah semua ikhtiar kita tempuh untuk menyelesaikan persoalan. Tawakkal dalam agama Islam berarti berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil suatu pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu keadaan. Nah mari kita kembalikan semua permasalahan hidup baik itu pekerjaan, masalah rumah tangga muarakan kepada Sang Pembolak balik hati. Karena tawakal adalah adalah kunci keberhasilan yang sering dilalaikan.

Kedua: optimis terhadap kebaikan. Hal-hal yang sudah kita kerjakan sudah seharusnya menjadikan kebaikan untuk diri kita dan orang lain. Tindakan, pekerjaan kita berpengaruh untuk kebaikan orang lain. Karenanya selalulah optimis terhadap kebaikan . Tak perlu dipikirkan hal-hal baik apa sja yang sudah kita tebarkan untuk orang lain. Namun, optimis bahwa kebaikan yang sudah kita kerjakan dan lakukan akan berdampak baik pula buat orang lain.

Ketiga:mengambil kehidupan dengan tenang dan sederhana. Gemerlapnya materi tak menjadikan kita mampu berpikir positif. Gemerlap materi yang berlebihan malah menjadikan hidup kita tak tenang. Khawatir, cemas yang sering datang justru akan membuat kehidupan menjadi keruh. Kehidupan yang tenang adalah apabila kita diamanahi materi berlimpah namun selalu dialirkan kepada orang-orang yang membutuhkan uluran tangan kita maka justru akan mendatangkan ketenangan. Karena proses mengalirkan kebaikan berupa materi/harta kita diisi dengan kecintaan kita padaNya. Maka sederhanalah dalam hidup. Bukan berarti sederhana itu “sak nduwene”namun menjaga diri di waktu dan kondisi yang sesuai kebutuhan.

Empat: selalu mengingat nikmat-nikmat Allah. Orang mukmin adalah yang selalu mengingat nikmat-nikmat Allah. Tak lalai, tak lupa atas apa saja yang sudah dimilikinya. Tak suka mengeluh. Menggerutu. Selalu kurang terus. Maka ayok kita selalu syukuri nikmat-nikmat Allah yang sudah dicurahkanNya agar kita sehat dengan berpikir positif.

Lima: fokus pada kebaikan-kebaikan orang lain, bukan pada keburukannya. Seringkali pikiran buruk datang saat kita selalu mengingat-ingat kesalahan orang lain kepada kita. Diingat-ingat. Tak segera di del dari pikiran kita yang terjadi akhirnya kita membencinya. Saat pikiran buruk tentang orang lain selalu kita buka di memori kita, lalu diulang lagi hingga file-file keburukan orang lain tersebut menumpuk di otak kita. Tak ada lagi hal baik yang bisa membuat kita memaafkan kesalahannya. Maka fokuslah pada kebaikan-kebaikan orang lain. Bukan mengingat-ingat kebaikan kita kepada orang lain. Ibaratnya buang jauh-jauh kesalahan, keburukan orang lain di lepas pantai. Tulis dan dan ingat kebaikan-kebaikan oranglain di atas batu.

Enam: berkahlak mulia dan menggunakan bahasa yang baik. Kita akan dicintai orang lain saat hubungan kita dengan Allah sangat baik. Nah, hubungan dengan sesama kawan, tetangga dan orang-orang di sekitar kita harus pula dijalin dengan baik. Niat lurus karena Allah. Bukan jalinan pamrih. Berharap apapun dari oranglain. Dengan demikian kita akan dicintai oleh orang-orang sekitar kita. Tentunya diiringi dengan akhlah mulia. Tutur kata yang baik. Bahasa yang baik. Sikap demikian akan mengantarkan diri kita untuk terus berpikir positif.

Ketujuh: jangan mau dikuasai problem, tapi hadapi untuk mencari solusinya. Saat problem, permasalahan hadir di tengah-tengah kita, segeralah mencari solusinya. Bukan hanya berkutat memikirkan problemnya, tetapi segera pikirkan jalan keluarnya. Ini akan menyehatkan pikiran. Apabila perlu dibantu oleh pihak yang lain untuk menyelesaikan maka segera cari kawan terbaik menurut anda. Pikiran sehat dan solusi datang.

Delapan:mencari unsur-unsur positif dalam diri kita sendiri, dan fokus kepadanya. Agar kita senantiasa berpikir positif,maka awalilah dari diri kita lebih dulu. Carilah unsur-unsur positif dalam diri kita sendiri. Selanjutnya munculkan unsur-unsur positif tersebut. Latih terus. Praktikkan dan jaga hingga konsisten. Pada akhirnya apabila diri kita sudah selalu berpikir positif tentang diri kita, lantas kita akan mampu untuk berpikir positif terhadap orang lain. Sehat dengan berpikir positif.

Nah, sekali lagi usia anda berapa sekarang? Belum maukah bepikir positif? Yuk sehatkan diri dengan berpikir positif. Karena dampaknya begitu luar biasa untuk diri kita dan orang-orang tercinta. Mumpung masih ada usia tersisa. Kapan lagi kali kalo bukan sekarang. (nra)

#terusmenulis

#day6

 

 

Tinggalkan Balasan