Skip to main content

Ramadan Tiba, Berikut Hal-Hal yang Disunnahkan Bagi Orang yang Berpuasa (Bagian #2)

KHSblog.net- Ramadan Tiba, Berikut Hal-Hal yang Disunnahkan Bagi Orang yang Berpuasa (Bagian #2). Persiapan menyambut Ramadan tentunya bukan semata menyiapkan jadwal menu sahur dan berbuka dalam sebulan. Membuka buku lagi tentang panduan berpuasa Ramadan, bagaimana Rasulullah beserta para sahabat menjalankan ibadah puasa menjadi hal penting sebagai persiapan utama.

Masih melanjutkan tulisan sebelumnya, yaitu hal-hal yang disunnahkan bagi orang yang berpuasa.

4. Qiyamullail malam Ramadan dan shalat tarawih.

Allah mewajibkan puasa di siang Ramadhan dan Rasulullah menyunahkan qiyam (shalat) di malamnya.

Abu Hurairah r.a berkata bahwa Rasulullah menganjurkan untuk shalat malam Ramadan tanpa memerintahkan mereka dengan perintah yang mewajibkan, kemudian bersabda:

“Barang siapa melakukan qiyam Ramadan dengan iman dan mengharap Ridha Allah ia diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.

Barang siapa melakukan shalat tarawih sebagaimana mestinya, ia telah melakukan qiyam Ramadan.

Tarawih adalah nama shalat yang dicontohkan Rasul, yang dilakukan oleh kaum Muslimin secara berjamaah di masjid setelah shalat isya.

5. Manfaatkan hari-hari Ramadan untuk zikir, taat dan bederma 

Ramadan adalah salah satu musim kebaikan. Amal saleh dilipatgandakan, ampunan dapat kita harapkan, dan keinginan terhadap kebaikan meningkat.

Orang yang benar-benar “terhalang” adalah mereka yang terhalang dari rahmat Allah di bulan mulia ini.

Rahmat Allah hanya dapat diperoleh dengan menyambutnya, berusaha keras mengingat-Nya, bersyukur kepada-Nya dan beribadah dengan sebaik-baiknya.

“Jika datang Ramadan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan pun dibelenggu.” (Mutafaq alaih)

Di bulan itu ada yang memanggil, “Wahai pencari kebaikan, lanjutkanlah! Wahai pencari keburukan, berhentilah!” (Hadist riwayat Abdur Razaq)

Diantara bentuk ketaatan di bulan Ramadan adalah memperbanyak zikir kepada Allah, istighfar, membaca doa, tilawah Al-Quran, berusaha senantiasa shalat berjamaah.

Hal ini dianjurkan bagi Muslim di setiap waktu, akan tetapi di bulan Ramadan lebih dianjurkan, agar bulan yang mulia ini tidak beranjak meninggalkan sehari demi sehari, sementara ia tidak mendapatkan ampunan dan pembebasan dari neraka sedikit pun, padahal setiap malamnya banyak orang yang Allah bebaskan dari api neraka.

Selain itu yang harus diperhatikan seorang Muslim di bulan Ramadan adalah bederma, melakukan kebaikan, mempersembahkan hal makruf kepada orang lain, dan memberi makan.

Seperti yang dilakukan oleh Rasulullah,
Ibnu Abbas r.a mengatakan, “Dahulu, Nabi adalah orang yang dermawan dengan kebaikan, terlebih lagi di bulan Ramadan ketika ditemui oleh malaikat Jibril. Ia menemuinya setiap malam di bulan Ramadan hingga bulan itu berakhir. Nabi Saw membacakan ulang Al-Quran kepadanya. Apabila ditemui Jibril, beliau lebih dermawan dengan kebaikan dibandingkan angin yang bertiup.” (Hadis Bukhari)

6. Doa sepanjang hari, khususnya saat berbuka.

Orang yang berpuasa dianjurkan membasahi lidahnya dengan zikrullah dan berdoa kepada-Nya sepanjang hari puasa. Tersebab puasa menjadikannya dalam kondisi ruhani yang dapat mendekatkan dirinya kepada Allah, menjadikannya sangat mungkin dikabulkan doanya.

Doa paling utama untuk diucapkan saat berbuka puasa l adalah doa yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar yang mengatakan, “Dahulu Nabi Saw jika berbuka mengucap,

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

Latin: Dzahabazh zhoma’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru in sya Allah.

Artinya: “Telah hilang dahaga, urat-urat telah basah, dan telah diraih pahala, insyaAllah.”

Saat berbuka itu ia boleh saja berdoa dengan doa apa saja untuk kebaikan dunia maupun akhiratnya, untuk dirinyaz kerabat dekatnya, dan kaum muslimin umumnya, karena waktu ini adalah waktu yang mustajab.

“Bagi orang yang berpuasa, saat ia berbuka ada doa yang tidak tertolak.” (Hadist riwayat Abu Dawud)

Ibnu Umar mengumpulkan anak-anaknya saat berbuka seraya mengucap doa,

“Ya Allah, aku mohon kepada-Mu dengan rahmat-Mu ya h meliputi segala sesuatu, agar Engkau mengampuni dosa-dosaku.”

Abu Hurairah meriwayatkan,
“Tiga orang yang doanya tidak tertolak adalah imam yang adil, orang yang berpuasa saat ia berbuka, dan doa orang yang teraniaya.”(hadist riwayat Tirmidzi)

7. Bersungguh-sungguh di sepuluh hari terakhir.

Banyak hadits sahih dari Rasulullah Saw yang menceritakan bahwa beliau bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir Ramadan, dengan kesungguhan yang lebih dari hari-hari biasanya.(hadist riwayat Ahmad)

Aisyah r.a mengatakan, “Jika memasuki sepuluh hari itu, Rasulullah Saw mengencangkan kainnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.

Maksud mengencangkan lain adalah kiasan untuk menunjukkan keseriusan dan kesungguhan dalam beribadah, sebagaimana ungkapan yang digunakan untuk sikap menjauhi istri. Sedangkan orang yang serius dalam bekerja disebut dalam kiasan menyingsingkan lengan baju.

Di antara tanda-tanda keseriusan beliau pada sepuluh hari terakhir ini adalah, beliau iktikaf di masjid dan konsentrasi untuk beribadah kepada Allah.

Iktikaf adalah mengasingkan diri untuk sementara dari kesibukan-kesibukan hidup secara total menghadap kepada Allah untuk berasyik masyuk dalam ibadah kepada-Nya.

Islam tidak mensyariatkan kerahiban maupun ibadah uzlah abadi, namun ia mensyariatkan pada waktu-waktu tertentu ini agar hati yang “haus” mendapatkan minumannya, nurani yang “lapar” mendapatkan santapannya, dengan ibadah dan mendekat kepada Allah, Tuhan semesta alam.

Demikian hal-hal yang disunnahkan bagi orang yang berpuasa menyambut tamu istimewa bernama Ramadan. Semoga bermanfaat.

Referensi: Fiqh Puasa karya Dr. Yusuf Qardhawi

Baca juga:

Tinggalkan Balasan