Skip to main content

6 Ciri Keluarga Tangguh

6 Ciri Keluarga Tangguh. Ketangguhan keluarga sebagai refleksi perjalanan rumah tangga. Yuk simak cirinya. Ditulis dari mengikuti seminar parenting bersama konselor keluarga kondang Cahyadi Takariawan (Sabtu, 4 Januari 2020).

  1. APRESIASI dan AFEKSI

Mudah mengapresiasi sekecil apapun kebaikan pasangan. Semisal: saat istri sudah menyiapkan makanan.  Afeksi juga penting yakni kasih sayang  yang membuahkan empati, persahabatan, komunikasi yang baik. Bounding akan tercipta dengan apresiasi dan afeksi.

  1. Komunikasi Positif

Komunikasi melegakan dan menyenangkan. Saling memuji, hindari saling menyalahkan. Komunikasi positif bisa diwujudkan dengan saling berbagi. Curhat. Komunikasi antara anggota keluarga. Terkoneksi satu sama lain. Komunikasi orangtua dan anak. Komunikasi istri dan suami. Mendengarkan apa yang disampaikan oleh anggota keluarga. Melatih diri untuk mendengarkan pasangan (suami/istri) serta anak-anak.

  1. Komitmen pada Keluarga

Saling percaya. Tidak curiga. Komitmen pada keluarga akan menimbulkan ketentraman. Saat suami bekerja istri percaya. Begitupun saat istri di rumah ditinggal suami bekerja. Kesetiaan pada pasangan.

  1. Menikmati dan menghabiskan waktu bersama keluarga

Quality time dan kuantitas. Semua keluarga mampu menikmati dan menghabiskan waktu bersama keluarga. Sesuaikan dengan pilihan waktu keluarga masing-masing.

  1. Kesejahteraan spiritual

Sebagai sumber ketangguhan keluarga. Landasan spiritual. Semakin religius semakin fleksibel menghadapi tantangan dalam keluarga. Jangan menyandarkan pada materi atau duniawi. Kesejehteraan spiritual akan berbuah pada “hope”, kesetiaan serta kasih sayang.

  1. Kemampuan untuk mengelola krisis dan stres

Setiap keluarga mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan konflik keluarga. Mengelola krisis dan stres dapat dilihat dari kapabilitas keluarga. Keluarga tangguh memiliki pandangan terhadap krisis sebagai tantangan. Keluarga tangguh memiliki ciri terbuka terhadap semua permasalahan untuk diselesaikan dengan cara terbaik. Bertahan dalam kondisi seburuk apapun. Tidak akan melangkah keluar dari koridor-koridor Islam. Saling menguatkan satu sama lain.

 

-Istri dan ibu pembelajar: Novita Ratna Andadari-

Tinggalkan Balasan