Skip to main content

Dari Rumah ini Kami Belajar Kesederhanaan

Dari Rumah ini Kami Belajar Kesederhanaan. Suasana rumah yang ngangenin membuat saya, suami dan anak-anak selalu ingin kembali lagi ke sana. Ya, rumah emak mertua dengan segala kesederhanaannya. Rumah yang bagi saya adalah rumah penuh dengan rasa saling menyayangi, mencurahkan perhatian di setiap anggota keluarganya, tanpa terkecuali. Kesederhanaan yang dimiliki penghuni rumahnya mengajarkan bagaimana anak-anaknya berperilaku santun, bersahaja dalam penampilan, apa adanya yang tidak terlihat  ndeso, saling bertanya kabar dengan anggota keluarganya.

Tak hanya masakan emak mertua yang rasanya mantab di lidah, namun nasehat yang keluar dari lisan emak mertua lah yang juga membuat saya mbrebes mili terkadang. Nasehatnya yang menyejukkan hati meski dengan logat kedaerahannya. Nasehatnya yang sederhana di dengar di telinga, bahwa: “kerjo yo kerjo nduk neng ojo lali karo Gusti Allah, njaluk tulung marang Allah yen ono masalah”. Nah, inilah kesederhanaan yang sudah jarang dijumpai di kota-kota besar. Rumah mewah, pakaian ber-merk, kendaraan berjajar di halaman rumah tidaklah menjadikan kebahagiaan bagi anggota keluarga. Karena bahagia itu adalah masalah framing. Ada lagi yang membuat saya selalu ingin pulang ke rumah di desa ini, yaitu adik ipar perempuan  yang begitu perhatian dengan anak-anak saya. Pernah dia berkata: “ojo muleh duwite thok yo mbak, aku yo kepengen ketemu karo masku mbak, kangen karo masku”. Trenyuh, mendengar perkataan yang tulus dari hati seorang adik kandungnya suami yang secara usia selisih 1 tahun.

Anak-anak saya dan anak-anak adik ipar benar-benar merasakan dan terbiasa dengan kesederhanaan yang diajarkan di rumah ini oleh ibuk-bapak mertua, dan oleh ketiga adik ipar. Gaya hidup yang tidak dibiasakan dengan kesederhanaan lambat laun akan menanamkan sifat dan karakter kurang positif bagi anggota keluarga. Suka pamer,dusta, sombong, rasa individualis, dan egoisme akan tampak apabila tidak tersentuh dengan nilai-nilai dari belajar kesederhanaan. Kesederhanaan mengajarkan karakter positif serta mampu membentuk pembiasaan-pembiasan yang berdampak kepada kemanfaatan untuk orang lain. Di sinilah kami diajarkan kesederhanaan, ya dari rumah emak mertua di desa hampir sembilan tahun lamanya. Ayok sederhana dalam bertutur, bersikap dan tak berlebihan dalam bertidak. Belajar sederhana menumbuhkan kepekaan sosial. Sederhana tak akan menyinggung perasaan, menjaga ukhuwah tetap berjalan. Karena dengan sederhana semua kebaikan bermula. Mari memaknai kesederhanaan. (NRA)

Tinggalkan Balasan