Mereka – mereka yang menghadap Tuhan di Bulan Ramadhan. Mereka – mereka yang meninggal dunia di Bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan bagi kaum muslimin merupakan bulan penuh keberkahan dan ampunan. Kematian memang takdir Tuhan namun meninggal di bulan puasa tentu sebuah kemulyaan. Semua berharap itu merupakan sebuah momen khusnul khotimah (akhir hayat yang baik) dan berharap masuk jannah-Nya. Berikut KHS rangkumkan Mereka – mereka yang menghadap Tuhan di Bulan Ramadhan tahun 2017 ini.
Memang tidak ada jaminan orang meninggal dunia di bulan ramadhan alias bulan puasa ini akan masuk surga. Namun setidaknya bagi mereka yang mengerjakan amal sholeh di bulan Ramadhan ini yakni berpuasa tentu tidak ada salahnya berharap surga. ”Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al Baqoroh : 82). ”Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An Nahl : 97).
Dari Hudzaifah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullahi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang menyatakan Laa ilaaha illallah ikhlas mengharap wajah Allah, dan dia akhiri hidupnya dengan ikrar ini, maka dia masuk surga. Siapa yang berpuasa dengan ikhlas mengharap wajah Allah, dan dia akhiri hidupnya dengan puasa ini, maka dia masuk surga. Siapa yang sedekah dengan ikhlas mengharap wajah Allah, dan dia akhiri hidupnya dengan sedekah ini, maka dia masuk surga “. (HR. Ahmad 23324 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Mereka – mereka yang menghadap Tuhan di Bulan Ramadhan 2017 / 1438 H
- Kisah Aiptu Sahabi, Meninggal saat Ceramah, Sempat Minta Maaf
Seorang anggota polisi dari Polsek Serpong, Aiptu Sahabi meninggal dunia ketika tengah mengisi ceramah dalam perlombaan kuliah tujuh menit (Kultum) yang sedang di gelar di Masjid Polsek Serpong, Jalan Letnan Soetopo, Lengkong gudang Timur, Serpong, Tangerang Selatan, Selasa (30/5/2017).
Peristiwa itu terjadi sekira pukul 15.00 WIB. Kala itu, Aiptu Sahabi baru saja diberi kesempatan oleh panitia untuk tampil memberikan Kultum. Namun baru 5 menit berada diatas podium, anggota Bhabinkamtibmas tersebut langsung terjatuh dan tak sadarkan diri.
“Beliau terjatuh saat memberikan ceramah pada menit ke lima, lalu dilarikan ke Rumah Sakit dan dinyakan meninggal dunia karena serangan jantung,” terang AKBP Fadli Widiyanto, Kapolres Tangsel.
Seolah mengetahui jika ajalnya akan datang menjemput, sambung Fadli, almarhum Aiptu Sahabi terlebih dahulu menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh jamaah yang hadir dalam ceramah awalnya. Hingga beberapa saat kemudian, tubuhnya terlihat lemas dan terjatuh.
“Pada saat sebelum jatuh, almarhum menyampaikan permohonan maaf kepada jamaah. Kita sangat berduka dan kehilangan, Almarhum sosok yang rajin, berloyalitas tinggi, religius, jujur, dan supel,” tukasnya. (sym)
sumber : news.okezone.com
- Pak Isnoen, Soerabaya
Ahlul Masjid Warga Komplek AL Kenjeran, yang meninggal di hari ke 5 Ramadhan kemarin. Wafatnya di Masjid, saat ikut kajian tema Husnul Khatimah
Hari ke lima Ramadhan kami takmir dan warga sekitar Masjid As Sakinah Pantai Mentari Kenjeran berduka sekaligus mendapat hikmah luar biasa mulia dari Allah..
Pak Isnoen, bapak sepuh yang kami semua mengenalnya sebagai orang yang istiqamah shalat ke Masjid, meninggal dunia. Bersamaan tangis duka yang mendalam, kami amat tertegun dengan keagungan takdir Allah dalam menjemput pak Isnoen. Diantara kami tak henti berkata “betapa beruntung..betapa beruntung..pak Isnoen di muliakan Allah”
Di bulan Ramadhan, seperti biasa masjid As Sakinah mengadakan kajian bakda Subuh. Pak Isnoen rajin hadir. Meski usia sudah 85 tahun, beliau tetap semangat ke Masjid.😭
Bukan kebetulan, tema yang dibahas ustad penceramah adalah soal “husnul khatimah”.😭
Setelah ceramah selesai, ustad mempersilahkan jamaah untuk bertanya. Tiba-tiba pak Isnoen angkat tangan minta waktu untuk bertanya. Beliau bertanya tentang mimpinya “bahwa berturut turut beliau mendapati 2 mimpi : pertama mimpi melihat bulan dan bintang bersinar terang. kedua, bermimpi didatangi temannya yang yang meninggal dunia di Bulan Ramadhan sekian tahun lalu yang juga ahlul masjid dan ketua takmir.😭
Kami tidak menangkap firasat apa-apa, kecuali hanya sekedar pertanyaan soal mimpi.
Hingga ketika sang ustad menjawab pertanyaan tersebut, tiba2 bunyi mik jatuh dari arah pak Isnoen. Sejurus kami melihat pak Isnoen terjerembab dari duduknya.
Kami semua berkerumun mendekat. Beliau naza’. Dokter datang, dan dinyatakan beliau telah wafat😭😭😭 Innalillahi wa innaa ilaihi rajiun..
Pak Isnoen. Sosok yang kami kenal baik. Ahli Masjid, ternyata Allah jemput beliau ditempat yang beliau selalu datangi. Saya jadi teringat sebuah hadits, bahwa seseorang akan diambil oleh Allah sesuai dengan kebiasaannya selama dia hidup. Pak Isnoen istiqamah ke Masjid, Allah beri hadiah berupa meninggal di dalam Masjid. Belum beranjak dari amal terakhirnya yaitu shalat subuh di Masjid. Lebih-lebih beliau kala itu sedang bermajlis ilmu. Sebuah majlis yang Rasulullah menyebutnya sebagai taman Surga. Sebuah Majlis yang karenanya Allah utus malaikat-malaikatnya untuk memberikan rahmat, sakinah, dan Allah banggakan orang-orang di dalamnya. Pak Isnoen, meninggal di sana.😭
Beruntungnya pak Isnoen. Allah benar2 maksimal memuliakan beliau. Beliau juga meninggal di bulan Ramadhan. Bulan mulia. Bulan Ampunan.
Berkaitan mimpinya tentang melihat bulan dan bintang bersinar terang, juga mimpinya bertemu sahabatnya yang meninggal di bulan Ramadhan juga yang selama hidup juga mengurusi Masjid, saya tidak ahli dalam mentafsir mimpi. Hanya saja saya jadi ingat kisah meninggalnya sayyidina Utsman. Malam hari menjelang esok beliau dibunuh, beliau bermimpi melihat Rasulullah, sayyidina Abu Bakar dan sayyidina Umar sedang duduk. Lalu Rasulullah menyapa sayyidina Utsman, “kemarilah utsman, berbukalah bersama kami”.😭
Didatangi orang sholeh yang meninggal dunia, kata Ibnu Qayyim dalam kitabnya Ar Ruh, adalah bagian dari peristiwa ghaib yang mungkin terjadi. Allah menghubungkan Ruh orang2 sholeh yang meninggal dunia dengan Ruh orang yang masih hidup, adalah dengan mimpi.
Tentu saja, pak Isnoen mendapat karunia wafat seperti itu bukan cuma-cuma. Kami sangat kenal dengan beliau. Beliau rendah hati, tak banyak bicara, di usia tua yang berjalan saja butuh tenaga ekstra, beliau masih istiqamah shalat 5 waktu ke masjid. Kami belajar banyak. Kami ingin seperti pak Isnoen. Yang meninggal dengan tanda2 husnul khatimah. Semoga kita semakin istiqamah ke Masjid.
Diceritakan oleh saya sendiri, Handoyo :
Salah satu jamaah Masjid As Sakinah Pantai Mentari. Anggota Sahabat Masjid
sumber : WAG
- Imam Tarawih meninggal saat rakaat ketujuh
FAJAR.CO.ID, SAMARINDA – Salat Tarawih di Langgar Al Fajri, Jalan KH Khalid, Samarinda Ilir, Jumat (26/5) berubah menjadi duka. Jarkasih (69) meninggal dunia saat mengimami jemaah. Dia meninggal pada rakaat ketujuh. Namun, salat tetap dilanjutkan.
Hardadi yang awalnya makmum akhirnya maju menggantikan Jarkasih. Lafal surat-surat Alquran yang dibacakan terdengar begitu cepat. Helmi, anak tertua Jarkasih juga berada di dalam barisan jemaah. Meski tak berada persis di belakang Jarkasih, mata Helmi tertuju ke tubuh ayahnya.
Kepergian Jarkasih membuat langgar yang berada persis di pinggir jalan itu menjadi ramai. “Saya minta tolong ambulans karena lama menunggu pakai mobil warga,” kata Helmi saat ditemui Kaltim Post selepas pemakaman Jarkasih, Sabtu (27/5).
Dengan mata berkaca-kaca, Helmi masih ingat lafal Alquran terakhir yang dibaca ayahnya. Meski meyakini Jarkasih meninggal dunia, Helmi tetap membawa ayahnya ke Rumah Sakit Bhakti Nugraha. “Namun, semua ini sudah rencana Yang Maha Besar,” kata Helmi.
Sementara itu, Hardadi mengaku menjadi imam karena memang sudah kewajiban. “Sudah sepantasnya makmum yang ada di belakang imam menggantikan jika terjadi apa-apa,” ujar Hardadi.
Dia meyakini Jarkasih bakal mendapatkan tempat yang layak di sisi Allah SWT. Kepergian Jarkasih membuat para tetangga kaget. Sebab, selama ini Jarkasih terlihat sehat. Adik Jarkasih, Sapriansyah mengatakan, kakaknya memiliki kedisiplinan dalam hal agama.
Jarkasih pernah memarahi anak-anaknya yang meninggalkan salat. “Beliau memang kesehariannya sejak muda sudah berkecimpung dalam urusan agama,” ungkap Sapriansyah. (dra/rom)
sumber : fajar.co.id
***
Demikianlah mantemans postingan Mereka – mereka yang menghadap Tuhan di Bulan Ramadhan. Ada awalan pasti ada akhiran. Tentu diakhir kehidupan kita semua berharap dapat mengakhiri secara indah dan khusnul khotimah. amin
Maturnuwun
baca juga :
- Innalillahi, Batita asal Jambi ini meninggal dunia akibat tertelan biji rambutan
- Innalilahi…Ra Lilur asal Bangkalan telah wafat
- Siswa asal Madura ini aniaya guru hingga tewas, enaknya diapain ini?
- Warisan dan Ayah yang kesepian
- Cinta tak direstui, 2 sejoli asal Sulawesi Utara nekat gantung diri berhadapan
- Niat basmi kutu rambut justru 2 anak meninggal dunia karena pakai pestisida
- Kecebur sumur, bocah 5 tahun asal Malang tewas
- 7 musisi dunia yang mengakhiri hidup dengan bunuh diri
- Ganti profil WA “Calon Mayat”, hafidz asal Magelang ini benar-benar menemui ajalnya
- Innalillahi, Artis jupe meninggal dunia…turut berduka
One thought to “Mereka – mereka yang menghadap Tuhan di Bulan Ramadhan”