Skip to main content

Aku Umat Rasulullah, Karena Itu Aku Memisahkan Tempat Tidur Anak Aku

KHSblog.net- Aku Umat Rasulullah, Karena Itu Aku Memisahkan Tempat Tidur Anak. Cara mengatur tempat tidur anak berpengaruh pada mental anak. Banyak penyimpangan seksual terjadi lantaran kebiasaan tempat tidur anak.

Berikut ini adalah tulisan seorang teman kak Sari Rose dalam sebuah diskusi dari komunitas Spirit Nabawiyah Community.

Memisahkan tempat tidur anak, merupakan bagian penting yang diajarkan Rasulullah saw.

Bahkan dalam hadits Rasulullah, perintah memisahkan tidur anak berkaitan dengan perintah sholat. “Ajarkan sholat usia 7 tahun. Pukul usia 10 tahun jika tidak mau sholat. Pisahkan tempat tidur mereka.”

Memisahkan tempat tidur anak dapat menjaga kesucian fitrah seksualitas anak.

Dalam sebuah penelitian, anak mulai bisa mempunyai kenangan sejak usia 2 tahun. Bahkan mengingat dengan baik terhadap “peristiwa unik” yang disaksikannya.

Bayangkan jika suatu ketika ia melihat ayah ibunya melakukan hubungan suami istri karena tidur 1 kamar dengan orang tua. Dan mereka mengingatnya dengan jelas.
Misalnya mata tertutup namun telinga mendengar. Apa yang akan mereka pikirkan?

“Apa yang sedang dilakukan ayah dan ibu?”

Lalu bagaimana dengan anak anak kita yang sesama jenis dan lawan jenis masih tidur 1 kasur atau 1 kamar?

Mungkin satu dua pelukan tidak akan menimbulkan sensasi apa-apa. Bagaimana jika udah usia 10-12 tahun masih melakukan hal yang sama? Merasakan kehangatan saat bersentuhan kulit. Lalu merasakan kenyamanan.

Banyak penyimpangan seksual terjadi dari salahnya pergaulan dalam tahapan perkembangan mereka.

Orang yang lurus masih aja bisa berubah orientasi seksualnya jadi *L*B*T

Sejak kapan dipisah? Paling lambat usia 10 tahun.
Orang bule sejak bayi sudah dipisahkan tempat tidur, maka kita juga harus biasakan.

Pisahkan dari orang tua.

Pisahkan dari orang yang tinggal di rumah kita (tante, om, ART)

Anak laki-laki dan perempuan.

Anak laki dengan laki.

Anak perempuan dengan perempuan.

Bolehkah anak remaja tidur dengan orang tua dalam rangka kedekatan?
Kalau perempuan dengan ibunya boleh. Kalau dengan ayahnya jangan. Begitu juga sebaliknya. Itupun sesekali.

Kalau mencium anak bagaimana?
Sentuhan yang boleh: kepala, pundak, kaki (kepala, tangan, kaki)

Sentuhan tidak boleh: yang tertutup baju dalam.

Kalau pelukan dengan orang tua bagaimana?
Pelukan huruf *A*
Hanya leher dan pundak yang bertemu. Dada dan yang lainnya tidak bertemu.

Setelah menyimak tulisan ini, langsung action yuk…

Kalau kamarnya sedikit di rumah, geser tempat tidur, atau bikin sekat antar kasur yang 1 dengan yang lain.

Mesti jadi perhatian para Orang tua, untuk persoalan penting ini.

Selamat praktek ya teman-teman.

Pisahkan tidur anak!

 

Tinggalkan Balasan