Tak Lelah Sedekah di Saat Wabah. “Harta itu tidak akan berkurang lantaran disedekahkan, dan tidaklah sedekah itu dapat mengurangi harta”. (HR. Muslim)
Hayo siapa yang belum bisa merasakan nikmatnya sedekah? Masih merasa takut apabila sedekah hartanya berkurang. Syetan memang senantiasa menakuti manusia agar takut miskin, takut berkurang hartanya jika disedekahkan. Padahal dari yang sedikit engkau sedekahkan menumbuhkan asa untuk mereka yang membutuhkan. Apalagi di bulan berkah. Ada banyak keutamaan sedekah. Lipat ganda pahala dari hari biasanya.
Nasehat keren dari ustadzah bernama Muslimah Ummuhasna :
Musim Gini Sedekah?
Saat pandemi seperti ini , ekonomi banyak yang mengeluh susah, karyawan di rumahkan, ojol sepi orderan, travel ditutup, tempat wisata ditutup juga , kemudian ada teman-teman kita menyerukan sedekah woi…sedekah woi…sedekah woi… Sedekah menolak bala.
Secara logika seperti ga masuk akal. Namun, sesekali kita menilik dari arah yang berbeda. Bukan hanya dari rasa sulitnya, namun dari rasa syukurnya.
Alhamdulillah diberi sehat.
Alhamdulillah diberi kesempatan bertaubat.
Alhamdulillah bisa bersama keluarga.
Alhamdulillah bisa menambah ilmu selama di rumah.
Alhamdulillah anak-anak terpantau.
Alhamdulillah bisa ibadah.
Alhamdulillah bisa ngobrol cantik dari hati ke hati.
Alhamdulillah bisa memperbanyak doa.
Alhamdulillah bisa bersedekah. Semampu kita.
**
Teringat pula nasehat dahsyat dari video postingan Rinrin RiRa. Kisah nyata seorang abah yang sehari-hari mengumpulkan kardus bekas. Beliau sangat bersyukur saat hari itu sejumlah uang terkumpul. Saat ditanya: “berapa sehari berpenghasilan dari ngumpulin kardus bekas ini, Abah ”? 1500 nak.
Bahagia tak terkira apabila sudah mendapat jumlah tersebut. Beliau bilang: “seneng sudah bisa beli krupuk untuk lauk makan, sama minumnya”.
Lantas kita yang saat wabah masih bisa merasakan nikmatnya berbuka puasa dengan keluarga. Ada nasi, lauk pauk, minuman dan kudapan tersedia sudahkah mensyukuri segala kenikmatan nyata dari-Nya? Nikmat yang lebih dari apa yang didapatkan si abah. Berbagilah dari apa yang engkau punya. Sedekahlah meski sedikit. Keluarkan harta yang dititipkan Allah kepadamu. Secara logika memang berkurang apa yang engkau sedekahkan. Namun apa yang telah engkau keluarkan menjadi keberkahan. Berkah untuk dirimu. Berkah pula untuk keluargamu.
Dari sedekah yang sedikit pun menjadi kebaikanmu dan orang lain yang menerima. Jangan menyepelekan meski sedikit. Karena bisa jadi itu yang terbaik dari yang mereka punya. Dari situlah ketenangan hati bertambah.
Karena sedekah tak perlu menunggu kaya. Sedekah tak menunggu jualanmu laris manis. Sedekah tak melihat kala dirimu lapang. Sedekah tak selalu menunggu awal bulan saat gajian. Sedekah bukan saja untuk mereka yang berlimpah harta. Sedekah para dermawan adalah sedekah dalam situasi lapang maupun sempit. Dermawan tak selalu kaya, ada pula meski tak berpunya tetap mau sedekah.
Berusahalah untuk tetap memberi, dalam kondisi pandemi. Karena setiap kali engkau memberi maka engkau akan menerima tanpa meminta sekalipun. Saat kita hidup untuk membahagiakan orang lain, Allah akan memberi kita rezeki berupa orang lain yang akan membahagiakan kita. Dan setiap kali engkau mengharapkan kebaikan untuk orang lain, engkau akan mendapatkan kebaikan dari arah yang tidak kamu sangka.
Sedekahlah seperti Rasulullah. Kondisi apapun beliau tak putus sedekah. Belajar dari kisah dermawannya Rasulullah menjadi spirit agar tak lelah sedekah di saat wabah.
#BelajardariCovid19
#ramadhanselaluistimewa