Berbekallah. Sudah masuk berapa usia kita sekarang? Alhamdulillah pagi hari ini masih bisa menghirup segarnya udara pagi. Bertemu anak, istri, suami. Sarapan bareng keluarga. Besenda gurau. Berpamitan mencium tangan sebelum berangkat menuju tempat kerja. Ya , diusia anda sekarang, ada yang masih belasan tahun, ada yang sudah berkepala tiga, berkepala empat, malah sudah berkepala lima, maka bersyukurlah. Bersyukur karena di usia hari ini masih diberikan-Nya kesempatan. Kesempatan untuk berbuat baik. Berbuat baik untuk keluarga. Berbaik kepada teman, sahabat. Kesempatan yang tidak akan terulang kembali. Saat maut sudah menjemput.
Mari kita ingat kembali, satu per satu orang-orang sekitar kita. Keluarga, sahabat, dan teman-teman dekat satu per satu dipanggil-Nya. Bertemu Sang Pemilik Semesta. Menemui kematian. Kematian sebuah keniscayaan. Tak ada yang luput darinya. Tak mengenal usia. Bayi, anak-anak, remaja maupun yang sudah renta. Ada yang dengan kondisi sakit lalu malaikat maut menutup usianya. Adapula saat beribadah kepada-Nya tiba-tiba tersungkur bersujud sudah tak bernyawa.
Sungguh berbahagia saat maut menjemput kita dalam kondisi baik diakhirnya. Melakukan kebaikan lalu malaikat maut mengajak kita bertemu Rabb Sang Pemilik Keabadian. Setiap kita sedang menunggu kepastian dijemput oleh kematian. Tak tahu kapan waktunya. Tak akan bisa dimajukan, dimundurkan waktunya meski sedetik pun. Meraih kemuliaan dengan mati terpuji. Mati menjadi gerbang awal kehidupan sesungguhnya. Bukan dunia yang penuh hiruk pikuknya. Sibuk mengurus dunia hingga lupa kehidupan akhirat sesungguhnya.
Kebanyakan manusia lupa terhadap kematian. Padahal kematian adalah urusan yang sangat besar bagi mereka yang berjiwa besar. Kematian itu pintu kebahagiaan dalam kehidupan yang abadi kekal tiada henti. Banyak kelezatan dunia yang melenakan. Nikmat makan, minum, nikmat pendengaran, nikmat penglihatan serta bebagai pusat kenikmatan lainnya dalam tubuh manusia. Semuanya secara tidak sadar melenakan. Hingga terlupa bahwa “kontrak hidupnya” telah habis. Kesempatan emas sudah lewat. Keluarga yang dicintai harus ditinggal pergi. Harta yang dimiliki tak bisa dibawa lagi.
Kawan, mari kita berbenah. Berbenah mengumpulkan bekal dengan optimal. Berbekallah. Berbekal kebaikan-kebaikan. Kebaikan yang banyak full barokah. Kebaikan yang mengalir bagai mata air. Meski kita sudah tak ada. Pindah dari dunia yang fana, lalu transit di terminal sementara, alam barzakh dan menanti cemas menuju terminal akhirat. Tak perlu menunda-nunda kebaikan. Lakukan sekarang selagi bisa. Tunaikan segera kebaikan, selagi malaikat maut belum mendekat. Sebelum semuanya terlambat, kala semua tak lagi bermanfaat. Jangan sampai penyesalan berbuah umpatan, mari bersama mengingat kematian.
Mari siapkan diri menuju hari yang tiada lagi berguna harta dan anak-anak, kecuali yang menghadap Allah dengan qalbun salim, hati yang lurus dan selamat. Berbekal ketakwaan.Bertakwalah dengan sebenar-benar takwa sampai batas maksimal kemampuan yang kita miliki.. Meniatkan hanya untuk meraih ridho-Nya.
(yaitu) di hari harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih (Q.S. Asy-Syu’ara:88-89)
Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? (Q.S. Al-An’am: 32)
Berbekallah untuk hari yang sudah pasti
Sungguh kematian adalah muara manusia
Relakah dirimu
Menyertai segolongan orang
Mereka membawa bekal
Sedangkan tanganmu hampa
Rasulullah bersabda
Perbanyaklah mengingat
Akan pemusnah segala kenikmatan dunia
Itulah kematian yang ‘kan pasti datang
Kita tak tahu kapan waktunya ‘kan menjelang
Menangislah hai sahabat
Karena takut ‘kan Allah
Niscaya engkau ‘kan berada dalam naungan-Nya
Di hari kiamat di saat tiada naungan untuk manusia selain naungan-Nya
Dalam ampunan-Nya dalam maghfirah-Nya
Dosa pun berguguran, bak daun dari pepohonan
Nasyid dzikrul Maut
By: Suara Persaudaraan
#dzikrulmaut
#bekalakhirat
#deadlineyourlife
#ingatmatiagarhiduplebihberarti