Skip to main content

Alhamdulillah Rumahku Berantakan

Alhamdulillah Rumahku Berantakan. Setiap harinya bisa lebih dari tiga kali membereskan, dan membersihkan rumah. Maklum masih punya anak usia dini. Syifa anak kami yang kedua ini selalu membuat rumah tak nyaman dipandang. Ada saja kegiatan uniknya yang membuat kami kewalahan membereskan dan merapikannya seperti semula. Bersyukurlah kalian para orangtua, terutama para bunda apabila anak-anak kreatif hingga rumah layaknya kapal pecah.

Namanya juga anak-anak. Suka mencoba hal baru. Belajarnya sambil bermain. Bermain yang dekat dengan dirinya. Rumah adalah tempat bahagia anak-anak. Bahagia bermain. Bermain mengeksplorasi apa saja isi di dalam rumah. Ada perkakas kerumahtangaan dikeluarkanlah semuanya. Digunakan  untuk bermain masak-masakkan biasanya. Bundanya diajak menjadi pembeli. Si dia menjadi penjualnya. Penggorengan, panci, sendok dan piring di gelar di ruang tengah. Malah bisa sampai merambah sampai ke ruang tamu. Buka lapak jualan. Bermain pura-pura. Menjadi penjual. Kadang juga menjadi ibu rumah tangga. Lucu dan menggemaskan. Menirukan gaya bundanya sehari-hari.

Rumah yang selalu bersih, tak tampak berantakan bisa jadi memang bundanya sabar untuk bersih-bersih. Rumah yang bersih bisa jadi bundanya banyak melarang anak-anaknya. Jangan ambil itu. Tidak boleh keluarkan ini, dan larangan-larangan yang lain. Membuat anak terkungkung. Mati jiwa kreatifnya. Padahal dengan anak aktif bermain maka otak teraktivasi. Neuron-neuron di otak tersambung. Hidup. Bermain sepuasnya tentu akan membuat anak terasah motorik kasar dan motorik halusnya. Pengalaman baru didapat melalui bermain. Tentunya usai puas bermain orangtua membersamai mencontohkan kegiatan beres-beres.

Berantakan tak mengapa. Rumah kotor, barang-barang berserakan dimana-mana hal wajar. Anak-anak hanya sebentar merasakan fase ini. Biarkan mereka mengaktualisasikan idenya dengan bermain. Bermain apapun di rumah. Bermain dengan pendampingan orangtua. Masa bermain ini kelak akan menjadikan kenangan indah di memori anak. Tak lama lagi kita orangtua hanya bisa melihat isi kamarnya bersih. Kosong. Karena dia sudah tak bersama kita lagi di rumah. Mereka sudah menjadi remaja. Merantau di dunia luar.

Bunda dan ayah, tak perlu galau rumah berantakan. Tak perlu marah rumah kotor. Tak perlu berteriak-teriak memanggilnya saat anak menghambur-hamburkan mainan ke seluruh sudut rumah. Tak perlu berkeluh kesah saat merapikan seluruh mainannya. Tak perlu khawatirkan tingkah polah saat dia panggil teman-temannya bermain bersamanya. Tak perlu emosi saat anak belum mau diajak beres-beres mainannya. Karena mereka anak-anak. Karena dunia anak adalah bermain. Belajarnya mereka dengan bermain. Terus bersabar, berlatih dan berbenah menjadi orangtua. (nra)

#alhamdulillahrumahberantakan

#terusberbenahmenjadiorangtua

#menjadiortupembelajar

One thought to “Alhamdulillah Rumahku Berantakan”

Tinggalkan Balasan