Skip to main content

Berbagi Pengalaman Mengurus Mutasi Keluar Kabupaten

Berbagi Pengalaman Mengurus Mutasi Keluar Kabupaten. Sudah hampir 3 bulan kami menempati rumah di kota Pahlawan. Tepatnya di Kelurahan Manukan Kulon. Usai memperbaiki bagian rumah yang prioritas, kami segera beralih mengurus dokumen kepindahan. Dokumen mutasi keluar daerah kabupaten/kota. Tak serumit bayangan awal saat mau berangkat menuju kantor kelurahan di tempat tinggal, kelurahan Pongangan Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik. Nah kawan, saya bagikan pengalaman mengurus dokumennya ya. Semoga bermanfaat untuk pembaca setia blog kami.

Tepatnya hari kamis, 26 September 2019 saya sudah menyiapkan persyaratan kelengkapan dokumen. Dokumen identitas diri antara lain KTP suami, KTP saya juga, kartu keluarga serta beberapa dokumen lainnya untuk antisipasi apabila diperlukan (surat nikah, akte suami). Namun suami membagikan  informasi pada pagi itu juga bahwa persyaratan untuk mengurus mutasi keluar cukup identitas KTP suami-istri, kartu keluarga dan surat pengantar dari RT dan RW.

Usai menempuh perjalanan dari Surabaya menuju Gresik sekitar 30-40 menit, sepeda motor segera saya arahkan menuju kantor kelurahan. Berlokasi di desa Pongangan Kec. Manyar, Kab. Gresik. Saya sengaja ke kantor keluarahan terkebih dahulu untuk memastikan apa saja persyaratan untuk mutasi keluar kabupaten/kota. Selain itu waktu sudah menunjukkan pukul sebelas siang. Hampir mendekati jam istirahat pelayanan. Ternyata sesuai dengan informasi suami yang dibagikan via WhatsApp pagi itu.

Kemudahan dari-Nya lah siang itu, petugas kelurahan dengan pelayanan yang excellent, menyarankan kepada saya.: “Mbak ini saya buatkan pengantarnya dulu, sambil saya buatkan pengantar, mbak silahkan ke RT dan Rw untuk mendapatkan surat pengantar sebagai persyaratnnya.” Saya pun lekas pergi menemui RT setempat. Alhamdulillahnya, meskipun pak RT sedang tidak di rumah (alias kerja), bu RT melayani saya dengan baik. Foto copy kartu keluarga dan KTP suami-istri sudah saya siapkan untuk diserahkan ke bu RT. Sambil menunggu dituliskan bu RT di bundel  form izin pindah/mutasi keluar kita juga ngobrol ringan seputar alasan kepindahan kami.

Rasa haru dan saling kehilangan juga sempat kami sampaikan di obrolan saat itu. Tak sampai lima belas menit form pengantar dari RT sudah terisi dengan dibubuhi tanda tangan RT plus stempelnya. Lanjut menuju ke RW. Di rumah ketua RW pun kami disambut ramah, pak RW juga pas lagi ada di rumah. Suguhan air mineral dan permen di toples mungil saya nikmati agar dahaga tak kering. Maklum siang itu cukup terik. Tak lama surat dari RT dan mengetahui RW bertanda tangan pak RW dan berstempel sudah terkantongi di map. Memburu waktu agar tidak sampai adzan dhuhur berkumandang , sepeda matic saya gas menuju ke kantor kelurahan.

Benarlah, surat pengantar bertanda tangan berstempel kepala desa sudah selesai terketik rapi. Saya tukarkan dengan surat pengantar dari RT/RW. “Langsung dibawa ke kantor kecamatan ya mbak”, ujar petugas kelurahan sambil menyodorkan sebendel dokumen tersebut. Tak lupa ucapan terimakasih, iseng saya tanyakan “administrasinya pinten nggih?” beliau menyahut: “wes masukkan kotak infaq dekat meja situ mbak”. Selembar uang kertas saya masukkan ke kota infaq dekat meja petugas.

Adzan duhur berkumandang saya bergegas menuju kantor kecamatan. Sesampainya di sana, saya khawatir petugas sudah pada istirahat dan menunaikan sholat duhur. Alhamdulillah lagi, dimudahkan-Nya, pukul 11.45 an saya masih dilayani petugas perempuan. Ramah, cekatan. Dokumen saya serahkan. Menunggu beberapa saat untuk diperiksa dokumennya. Nama suami saya pun dipanggil. “Ibu, ini pindah sekeluarga ya?” ,” iya”: jawab saya. “Selesai besok ya bu dokumennya, silahkan besok juga dibawa tambahan kelengkapan dokumen dengan membawa foto berwarna milik suami ukuran 3×4 sebanyak 5 lembar, juga bukti pelunasan Pajak Bumi dan Bangunan”, imbuh pertugas berjilbab tersebut.

Tak menyangka secepat ini mengurus surat pengantar dari mulai RT/RW hingga ke kecamatan. Saya berpikirnya berhari-hari dan berminggu-minggu untuk proses mengantri pembuatan dokumennya. Lagian hari gini kalo masih lama dalam hal pelayanan masyarakat, bisa di marahin, dikomplain. Era serba instan dan kemudahan teknologi sudah bukan hal yang baru. Semua kini bisa online.

Esok harinya sepagi mungkin saya berangkat dari Surabaya menuju kantor kecamatan Manyar Kab.Gresik. Kendaraan roda dua dan mobil banyak terparkir di depan kantor kecamatan. Oalah, agenda jumat sehat olahraga bareng semua petugas kecamatan. Saya pun masuk ke dalam kantor layanan. Alhamdulillah tak banyak antrian saat itu. Bukti pengambilan berkas saya serahkan ke petugas, dan dua bendel dokumen saya terima. Petugas mengintruksikan dokumen segera dibawa ke Dispendukcapil Gresik.

Meluncur ke kantor Dsipendukcapil Gresik. Lokasinya berdekatan dengan alun-alun kota Gresik. Kaget saat petugas parkir mengarahkan saya seusai parkir, “mbak nanti lurus terus belok kanan!”. Tak biasanya ke arah sana. Saat mengurus dokumen yang lain dua bulan lalu belum pindah lokasinya. Hem, ternyata benar wajah baru Dispendukcapil. Keren dan nyaman. Meski antrian sudah mengular dan ramai. Namun customer service tersedia cukup. Tersedia 12 loket pelayanan. Loket pembuatan KTP dan foto, Loket pengambilan dokumen, loket data ganda/anomali, loket untuk akta perubahan , loket mutasi keluar. Selain 12 loket, kantor layanan didukung dengan ruangan ramah anak yaitu ada teenant khusus bermain anak. Ruangan ibu menyusui. Pendingin ruangan juga masih berfungsi baik sesuai kapasitas petugas layanan dan para pengantri.

Tempat duduk untuk mengantri juga tersedia cukup nyaman. Meski pagi itu ada juga yang masih belum mendapat tempat duduk. Harusnya ruangan perlu diperluas lagi. Agar daya tampung cukup sesuai kebutuhan pada jam layanan. Jam 10 an saya tiba disana, tak lama menunggu sekitar 30 menitan dokumen saya sudah diproses. Tanda bukti diserahkan kepada saya. Tertulis jam 14.00 pengambilan dokumen. Di luar prediksi, saya pikir masih minggu depan bisa selesai. Ternyata hari itu juga bisa diambil. Meski harus sabar menunggu jam 14.00. Bersyukur karena saya tidak bolak-balik lagi dari Surabaya ke Gresik.

Nah, kawan itulah pengalaman mengurus dokumen pindah keluar/mutasi keluar kabupaten/kota. Bagaimana mudah kan. Hanya butuh waktu dua hari saja. Harapan masyarakat mungkin bisa lebih cepat lagi dari waktu dua hari untuk proses mutasi keluar. Semoga layanan dispendukcapil Gresik semakin baik dan sesuai dengan harapan masyarakat. Layanan optimal membahagiakan masyarakat. Terus memperbaiki kualitas kerja menuju layanan prima.(nra)

#wajahbarudispendukcapilGresik

#layananprima

#mutasikeluar

#kotapudak

#Gresik

Tinggalkan Balasan