Sakti : Ramadhanku Makin Keren dengan Lembar ‘Tabungan Surga’. Semangat yang dimiliki Sakti, si sulung begitu membuat kami terenyuh. Setengah dari perjalanan ramadhan alhamdulillah sudah berhasil dia tunaikan. Berbeda dengan ramadhan tahun lalu, si sulung berpuasa masih dengan diiringi rengekan dan belum full puasa maghribnya. Semakin usianya bertambah ternyata bertambah pula kematangan kesiapan fisik , mentalnya serta semakin pandai mengelola emosinya.
Tak hanya pada letak ibadah puasanya yang semakin oke, sholatnya pun mulai tertib, beradab dan terminiminalisir dari gurauan dan celotehan ketika di usia taman kanak-kanak. Kini si sulung sudah beranjak memasuki jenjang kelas tiga di sekolah dasar. Ya dari sinilah kematangannya bermula dan dilatih, dari sejak usia dini agar mengenal gairah mencintai dan melakukan kebaikan.
Gairah untuk mencintai dan melakukan kebaikan sejak usia dini harus mulai kita kenalkan. Menurut ustad Harry Santosa penulis buku Fitrah Based Education, usia dini ataupun balita itu memang belum saatnya harus beradab dalam artian tertib dan disiplin. Banyak orangtua atau guru ingin anak-anaknya segera beradab sejak dini, tanpa tahu makna adab, hingga akhirnya kelak menjumpai anaknya tak beradab ketika besar.
Adab di usia dini itu adalah gairah melakukan kebaikan, bukan sempurna melakukan kebaikan. Sholat adalah adab kepada Allah, bahkan baru diperintah ketika usia 7 tahun, bukan sejak dini. Apakah Allah lalai mengadabkan anak usia dini? Subhanallah, Allah Maha Tahu bahwa fitrah anak usia dini belum saatnya diperintah dengan formal. Adab pada anak usia dini bukan tertib dan disiplin, tetapi gairah kecintaan untuk melakukan kebaikan walau tak sempurna.
Mendidik anak usia dini sesuai dengan tahapan perkembangannya sangatlah mempengaruhi masa kesiapan belajar jenjang selanjutnya. Anak-anak yang tuntas perkembangannya di usia dini bisa dipastikan kesiapan belajarnya dalam taraf baik. Tuntas perkembangan mencakup aspek agama dan akhlak/moral (mengenal Allah sebagai Sang Pencipta), aspek motorik kasar, motorik halus, aspek berbahasa , kemandirian (tuntas menyelesaikan kebutuhannya sendiri; meletakkan alas kaki di lokernya, merapikan perlengkapan sekolahnya sendiri, dll), aspek sosial emosional (berani meminta maaf kepada temannya, mau berbagi dengan teman, dst).
Nah, kesemua aspek inilah ketika berada taraf kematangan cukup baik dan mengalami ketuntasan perkembangan maka anak usia dini bisa dinyatakan memiliki kesiapan belajar dijenjang berikutnya.
Kami sebagai orangtua banyak bersyukur atas perkembangan putra sulung kami dengan capaian ketuntasan perkembangannya sejak bersama sekolah islam terpadu di jenjang taman kanak-kanak waktu itu. Hingga kini kami masih mempercayakan anak kami di sekolah dasar islam terpadu. Sekolah memang mitra strategis untuk para orangtua dalam menyiapkan masa depan anak yang gemilang.
Contoh kegiatan sekolah yang begitu mendukung orangtua dan menguatkan anak-anak di ramadhan kali ini adalah aktivitas ramadhan yang setiap hari selalu dipantau melalui lembar “tabungan surga”. Lembar tabungan surga ini diperuntukkan untuk seluruh jenjang mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas enam sekolah dasar. Selain untuk memantau aktivitas anak-anak selama ramdhan, lembar tabungan surga ini cukup efektif digunakan sebagai amunisi untuk terus menyemangati anak-anak setiap harinya.
Lembar tabungan surga berisi aktivitas apa saja yang harus ditunaikan si anak setiap harinya selama ramadhan. Ada kegiatan berpuasa dengan pilihan puasa duhur, puasa ashar, puasa maghrib (nama-nama puasa itu hanya untuk melatih anak-anak saja sebenarnya) agar anak-anak termotivasi ketika melakukannya.
Sholat fardhu yang harus diisi berapa kali menunaikannya. Tarawih, makan saur, tilawah, sholat dhuha, infaq, mengaji, serta hafalan. Semua aktivitas tersebut akan diberikan point sesuai dengan petunujuk pengumpulan point. Setiap harinya anak-anak harus dengan jujur mengisi lembar tabungan surga ini apabila sudah melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.
Lembar tabungan surga inilah salah satu yang membuat si sulung semakin giat dan bersemangat menikmati hari-hari ramadhan hingga hari ketujuh belas. Alhamdulillah puasanya full, sholat fardhunya kenceng, yang membuat iri kami adalah selalu ikut makan saur tanpa rewel. Namun adapula tilawah/mengajinya memang belum bisa dengan target kuantitas seperti orang dewasa.
Tilawah selembar setiap harinya ditambah dengan setoran muraja’ah (mengulang hafalannya). Ramadhanku keren lho, bagaimana dengan kamu??…tetap semangat yaa sholih sholihah….berlomba-lomba dalam kebaikan. (NRA)
#alibrahgresik
#sekolahbintang
#sditalibrah
#RamadhanBerbagiInspirasi
#FLPGresik
#Day17