Ra Lilur, Ulama Jadab Mirip Nabi Khidlir (15)
Terjangkit Penyakit Menahun, Diobati dengan Tiga Korma
Ra Lilur ternyata tak hanya piawai mendeteksi masa depan. Ia juga ahli mengobati orang sakit. Tak aneh jika banyak tamu yang minta tolong untuk mengobati penyakitnya. Bahkan semenjak hijrah ke sebuah desa di kecamatan Galis Bangkalan, tamu yang hadir meminta barokah semakin bejibun saja. Uniknya, yang datang tidak hanya dari kalangan santri dan masyarakat biasa, namun juga kiai pengasuh pesantren yang punya masalah.
Salah satunya, seorang kiai asal Surabaya. Kiai ini sudah puluhan tahun mengidap penyakit aneh. Awalnya dikira terkena serangan syaraf. Menurut analisis dokter spesialis syaraf terkenal yang praktik di Jl. Diponegoro Surabaya, kiai ini, syaraf rahangnya terganggu, sehingga sulit mengatupkan lidahnya. Kalau berbicara harus dipegang. Pendek kata penderitaan itu sudah lama.
Sebelum memeriksakan ke dokter neurolog tersebut, kiai ini melanglang buana berkonsultasi dengan berbagai ahli, baik ahli medis, maupun paranormal. Tapi hasilnya nol besar. Bahkan pernah juga berkonsultasi ke KH. Ghofur, pengasuh ponpes Sunan Drajat Paciran Lamongan. Juga gagal. Salah seorang santrinya, pernah menyarankan agar berobat ke suatu daerah di Jabar. Tapi setelah dijalankan, perkembangannya hanya sesaat. Usai berobat, hanya sepekan kondisinya sehat, setelah itu kambuh lagi.
Karena penyakit yang menahun inilah, kemudian timbul syak swasangka, jangan-jangan penyakit aneh ini, bukan penyakit lahir, karena tak terdeteksi secara medis, tetapi penyakit kiriman, alias terkena sihir atau sejenisnya. Namun kiai ini terus berikhtiar sembari tetap pasrah. Di tengah-tengah kepasrahan itulah, tiba-tiba timbul wisik-wisik dari seorang tamu yang agak aneh. Tamu itu menyarankan, agar meminta barokah ke Ra Lilur.
Tanpa pikir panjang, maka berangkatlah rombongan kiai itu ke tempat pedepokan Ra Lilur di sebuah desa Banjar kecamatan Galis Kabupaten Bangkalan. Biasanya orang yang tak pernah sowan ke Ra Lilur, sulit langsung ditemui. Tapi khusus yang satu ini, Ra Lilur langsung menyanggongnya. “Lenggi-lenggi pada parlo napa (mari silakan duduk, ada maksud apa ke sini),” sapanya.
Kiai ini langsung mengutarakan niatnya. Ia juga menceritakan perjalanannya berobat ke mana-mana, namun hasilnya nihil.
Mendengar keluhan itu, Ra Lilur langsung memberi tiga buah korma dari dalam rumahnya. “Da’ar pa tada’ (silakan makan dihabiskan),” kata Ra Lilur.
Saat dialog itu tak begitu cair. Maklum Ra Lilur memang sering memperlihatkan suasana yang sulit ditebak. Kadang-kadang tertawa, tapi kadang-kadang tak banyak bicara. Mungkin saat itu, Ra Lilur paham, betapa menderitanya kiai ini lantaran merasakan sakit menahun.
Usai menyuguhkan tiga korma, Ra Lilur memberi wejangan, agar kiai tadi, berobat ke seorang dokter kiai di sebuah kawasan sekitar Pasar Turi Surabaya. Kenapa disebut dokter kiai, karena dokter itu, selain memberi obat, juga memberi bacaan-bacaan. Hasilnya? Alhamdulillah, penyakit menahun kiai sederhana itu akhirnya berangsur-angsur sembuh.
semoga bisa meneladani kezuhudan beliau akan duniawi
http://setia1heri.com/2016/03/17/tersinggung-di-tilang-pemuda-di-surabaya-ini-nekat-mengembat-ht-polisi-yang-menilangnya/
Baru denger gan
monggo dibaca
Kok saya liatnya malah kaya praktek perdukunan yah om? Walau labelnya kiai banyak kegiatan yang gak sesuai syariat islam, malah lebih sesuai dengan ajaran ajaran kepercayaan / animisme dinamisme
Wkkwkwkwk
http://jildhuz.com/2016/02/21/testimonial-bukanlah-bukti-khasiat-produk/
Ngaji aja belum tamat sudah menuduh yg ndak ndak. Para ulama dan kyai yg sudah hafal kitab aja ndak berani bicara spt itu…..
ya gak perlu khatam kitab, kitab orang muslim itu alquran, yang di contohin nabi itu yang bener, yang gak jelas bisa di sebut perdukunan,
Loe tu yg dukun.punya mulut g d jaga
“Jangan bertanya bila belum Kujelaskan”
Thu yang Ane inget dari cerita Nabi Khidir dlu :v
https://ariifpedrosa.wordpress.com/2016/03/18/free-practice-1-motogp-losail-qatar-2016-lorenzo-gass-poll/
maaf, ora percoyo.
ga percaya…
fix dukun..yg dilihat dr ulama itu ilmu agamax bukan kesaktianx..
Kalo kerjaan berendam dilaut siang malam tetus gak sholat?kalo sakti dibilang karomah karena keturunan kyai,cb aja ikut ruqyah syar’i teriak2 kepanasan gak tuh jin yg nempel yg bikin sakti
Klo ngomong jgn sembarangan bos. Beliau itu wali allah, beliau itu msh keturunan dari sayhona holil bangkalan.msh keturunan sunan gunung jati,asal loe tau ya pak sby,bakri,dll orang penting d negara ini.kli g tau mendingan loe diem drpd kualat,coba loe main k ndalem beliau biar loe ngebukti’in smuanya,mulutmu harimaumu
maddog style… 😛
http://imotorium.com/2016/03/23/ketemu-bus-rumah-sosis-saat-berkunjung-ke-pabrik-tahu-susu-lembang/
Itu wali majedub.. mereka tidak bisa di terima oleh akal manusia biasa karena kesadaranya udh di ambil Allah SWT. Wallahualam..
Dalam hati dan pikiranya hanya Allah SWT sudah tidak memikirkan keduniawian. Urusan mereka ibadah dengan Allah SWT itu urusan mereka pribadi.
mohon infonya alamat beliau sekarang dimana..
Kalo tidak salah di dhalemNya.. Di Desa Banjar Kecamatan Galis Bangkalan
Kalo yang belum pernah merasakan karomah beliau lebih baek jangan komen..beliau itu waliyulloh..
Para kiai di madura semuanya tunduk padanya..
Wallohu a’lam bissawab , yg pnting kt harus sllu baik sangka
Ama smua muslim kecuali dia nyata2 sirik bru ga ada ampun tp
Kt ttp saling doa dg smua saudara muslim waslm ok kn!!!
:-!^_^B-)