KHSblog.net- Enam Tips Mempersiapkan Anak Sekolah Boarding atau Pesantren, Nomer Satu Luruskan Niat. Tulisan kali ini kita akan membahas tentang mempersiapkan anak-anak untuk ke pesentren atau boarding school (sekolah asrama) yang mengharuskan berpisah dari kita. Biasanya anak-anak yang sekolah di pesantren atau boarding school adalah anak-anak yang usianya di bawah 18 tahun. Ada permasalahan di mana anak-anak yang baru 1 atau 2 bulan di sana tidak betah. Padahal uang sekolah sudah ditunaikan, dan kalaupun pindah, pendaftaran sudah tutup, bagaimana ya jadinya?
Sebelum kita bahas tips mempersiapkan anak sekolah boarding atau pesantren, kita cari tahu dulu penyebab mengapa anak tidak betah di pesantren atau sekolah boarding.
Berikut ini ada beberapa penyebab mengapa anak tidak betah di pesantren atau sekolah boarding:
1. Culture Shock / gegar budaya. Budaya atau tradisi di pesantren/ boarding school dengan di rumah berbeda. Gak bebas request ke orang tua tentang menu makanan misalnya atau durasi screen time, atau hang out di luar.
2. Tipe anak yang selalu dilayani/tidak mandiri
Misalnya makan tinggal makan, tidak peduli membersihkan perlengkapan makanan. Tidur tinggal tidur, tidak peduli membersihkan tempat tidur. Apa-apa dilayani dan dituruti, dsb. Sehingga anak menjadi tidak mandiri di sana.
3. Tidak bebas fasilitas
Ya, namanya di pesantren atau boarding school tentu ada aturan menggunakan fasilitas umum, tidak bisa seenaknya saja. Ada hal yang perlu ditekankan kepada orang tua sebelum memasukkan anak ke pesantren, yaitu: jangan membebankan kemandirian anak kepada pihak pesantren, karena kita nanti akan kecewa.
Jangan jadikan pesantren sebagai bengkel akhlak.
Kadang-kadang orang tua keliru bahwa pesantren yang akan merubah anak-anak yang bermasalah. Padahal perubahan itu harusnya dari lingkup keluarga. Makanya jangan heran ketika anak-anak pulang dari pesantren banyak yang berakhir balas dendam karena ketidakmampuan kita mendidik mereka di rumah. Dan akan merepotkan kita sendiri.
Mereka mungkin akan main game seharian, males-malesan sholat, dsb.
Kita boleh lembut pada anak, tapi jangan sampai lembek dengan aturan.
Tegas juga bukan berarti keras.
Lalu apa saja sih hal yang perlu dipersiapkan sebelum anak masuk pesantren atau sekolah boarding?
1. Luruskan Niat
Jangan punya tujuan memasukkan anak ke pesantren atau boarding school sebagai pelarian, melemparkan tanggungjawab dalam mendidik anak. Apalagi jika anaknya sudah terlanjur bermasalah.
Karena berdasarkan nasehat Luqman, tugas dalam mendidik anak itu pada orang tuanya.
Jadikan tujuan atau niat awal untuk memasukkan anak ke pesantren adalah untuk melanjutkan kemandirian, agar lebih bagus lagi ibadahnya, agar lebih baik lagi ilmu agamanya, belajar hidup sederhana, dll.
2. Usia Anak Harus Matang
Kalau usia anak belum matang, kebutuhan emosi anak tidak terpenuhi. Menurut para ulama, anak-anak jangan dijauhkan dari orangtuanya sebelum usia baligh.
Kapan usia baligh?
Usia SMP atau SMA rata-rata sudah baligh.
3. Latihan di Rumah
Sebaiknya latihan pengkondisian kehidupan di pesantren atau boarding school dilakukan minimal 1 tahun sebelumnya. Agar tidak shock selama di sana.
Contoh: biasanya anak bangun tidur jam 5.30. 1 tahun sebelum ke pesantren dilatih untuk bangun malam sholat tahajud. Kemudian dibiasakan untuk mengerjakan tugas rumah, mengelola tempat tidur anak mengelola uang saku, dll. Mendidik anak artinya mempersiapkan anak untuk berpisah dari kita. Entah itu karena sekolah, menikah atau kematian.
4. Survey Pesantren
Jangan hanya mendengar kata orang pesantren ini bagus, pesantren itu bagus. Harus kita sendiri yang survey langsung. Lihat secara detail, bawa anaknya langsung.
Cek apakah pesantren atau sekolah boardingnya:
1. Ramah pengasuhan
2. Kebersihannya terjaga
3. Ngobrol dengan mudhirnya tentang kegiatan di sana.
4. Laki-laki dan perempuan apakah dipisah sekolahnya.
5. Kamar mandi terbuka/tertutup
6. Waktu tidur
7. Waktu tempuh ke pesantren berapa lama. Semakin jauh maka akan semakin lama bertemu dengan anak. Apakah anak siap? Apakah orang tua siap?
5. Siapkan Kepulangan Anak
Baik itu saat liburan maupun kepulangan selamanya dari pesantren / boarding school.
Meski liburan, ibadah tidak boleh libur, tidak boleh seenaknya. Batasan tetap berlaku.
1. Rancang kegiatan harian yang bisa dievaluasi orang tua.
2. Rancang kegiatan yang berbeda dari pesantren, menyenangkan dan bermanfaat. Contoh: kursus buat makanan, buat prakarya, buat kebun di halaman, dsb.
Jika kepulangan untuk selamanya, maka perlu dibicarakan lagi kepada anak apakah akan lanjut ke sekolah umum atau bagaimana.
1. Tanyakan kira-kira apakah anak kita tipe yang mudah mewarnai atau diwarnai. Jika tipe diwarnai maka sebaiknya sarankan sekolah yang tidak jauh berbeda2. dengan kondisi lingkungan pesantren.
2. Gunakan gadget seperlunya.
5. Pilih Pesantren yang Ramah Pengasuhan
1. Punya SOP yang jelas
2. Memisahkan tempat tidur anak
3. Kamar mandi tertutup
4. Apakah jadwal kegiatan terlalu penuh. Jangan paksa anak kurang istirahat. Harusnya habis isya langsung tidur.
5. Bapak / Ibu asrama seharusnya sudah senior, dan sudah berpengalaman mengasuh anak. Bukan yang baru fresh graduate dari pesantren tsb.
6. Siapkan Kondisi Darurat
Jika anak tidak betah dan ingin pulang, maka orang tua harus siap dan menyiapkan alternatif pendidikan yang lain. Jangan memaksa anak. Apalagi untuk usia baligh, melibatkan keinginan anak dalam memilih sekolah sangat diperlukan. 50% ridho orangtua dan 50% ridho anak tsb.
Demikian tips mempersiapkan anak sekolah boarding atau pesantren. Semoga ada manfaat dan bisa dipertimbangkan untuk mempersiapkan anak-anak ke pesantren maupun boarding school.
Baca juga:
[display post tag = pesantren]