KHSblog.net- Mengapa Bercengkrama itu Penting? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan contoh bagi kita umat Islam dalam seluruh aspek kehidupan.
Begitu juga teladan dalam bergaul, bercanda dan bermain dengan anak-anak kita yang masih kecil.
Nah bagaimana Rasulullah memiliki waktu, meluangkan waktu, memberikan prioritas waktunya untuk bercengkrama, mengobrol, bahkan bercanda dengan anak-anak, istri-istrinya dan keluarganya.
Meskipun terlihat sederhana ngobrol atau bercengkrama, ternyata memiliki efek yang sangat luar biasa.
Abah Ihsan menjabarkan pentingnya bercengkrama di dalam rumah tangga seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah.
Hal yang saat ini mungkin jarang kita temui, karena berbagai kesibukan orang tua, atau orang tua yang hadir bersama anak tapi jiwa dan hatinya bersama HP.
Semoga setelah membaca tulisan ini, kita datangi anak-anak kita, kita peluk mereka dan kita berikan waktu kita sepenuh,&nya untuk mereka, kita ajak mereka bercengkrama.
Dalam kisah seorang anak kecil Abu ‘Umair dengan burung kecilnya bernama Nughair, kita bisa melihat bagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bercanda dan menghibur anak kecil dan bertanya kepadanya tentang burung yang dijadikan sebagai mainannya.
Sahabat yang sangat dekat beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu menceritakan,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقًا وَكَانَ لِى أَخٌ يُقَالُ لَهُ أَبُو عُمَيْرٍ قَالَ أَحْسِبُهُ قَالَ – كَانَ فَطِيمًا – قَالَ – فَكَانَ إِذَا جَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَآهُ قَالَ: أَبَا عُمَيْرٍ مَا فَعَلَ النُّغَيْرُ. قَالَ نُغَرٌ كَانَ يَلْعَبُ بِهِ.
Rasulullah adalah orang yang paling bagus akhlaknya. Aku (Anas) mempunyai seorang saudara laki-laki yang dikenal dengan kunyah Abu ‘Umair. Pada saat itu aku mengira dia masih dalam usia menyusui (kurang dari 2 tahun). Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang, biasanya beliau melihatnya. Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Wahai Abu ‘Umair ada apa dengan nughair?”Anas berkata, “(Nughair) adalah burung kecil yang dia (Abu ‘Umair) biasa bermain dengannya.”
(HR. Bukhari no. 6129, 6203 dan Muslim no. 2150)
Rasulullah merupakan pemimpin umat Islam, pemimpin dunia, beliau manusia paling produktif, manusia yang memiliki amal ibadah yang paling banyak, dan manusia yang memiliki akhlak paling bagus.
Masih bisa meluangkan waktu untuk keluarga.
Bagaimana dengan kita?
Jika kita menganggap bercengkrama dengan anak-anak adalah penting maka kita akan memprioritaskannya.
Mengapa bercengkrama itu penting?
Abah Ihsan membahas 2 hal yang membuat bercengkrama itu sangatlah penting bagi kehangatan rumah tangga.
1. Kita menganggap Pasangan dan Anak kita adalah penting dan berharga
2. Bercengkrama memiliki manfaat kejiwaan yang sangat penting
Yaa… Dengan bercengkrama, kita menganggap bahwa anak-anak kita, pasangan kita adalah penting dan berharga, maka dari itu kita berikan perhatian, kita curahkan perhatian kita saat bersama dengan mereka.
Kedua, bercengkrama pentingnya karena ternyata sangat berpengaruh terhadap kejiwaan seseorang.
Banyak pelaku kejahatan/orang gangguan jiwa melakukan kejahatan karena menumpuknya emosi di jiwa dan pikiran mereka yang tidak diungkapkan
Na’udzubillahi min dzalik…
Kita tengok kejadian yang akhir-akhir ini marak diluar sana.
Pemerkosaan
Pembunuhan
Penjualan anggota tubuh
Penculikan
Prostitusi dll
Menjadi efek besar yang terjadi ketika seseorang jauh dari keluarga, tidak mendapatkan perhatian dari keluarga, atau malah diabaikan dan dibiarkan hidup bersama gadget.
Akhirnya luapan hati dan emosi dilampiaskan di sosmed dan pada diri sendiri.
Analogi:
Sungai yang penuh dengan Sampah, Kotoran, Barang Bekas akan menjadikan
🔹Sungai kotor
🔹Bau dan sumber penyakit
🔹Penyebab banjir
Orang yang jarang bercengkrama/ngobrol dengan orang lain, akan mudah suudzon dan berpikiran kotor kepada orang lain dan dirinya sendiri.
Berbincang sendiri boleh, namanya Intrapersonal. Tapi mesti dipastikan berbincang dalam kondisi tidak ada tekanan jiwa, karena jika ada tekanan akan hadir pikiran negatif dan halusinasi.
Menurut Abah Ihsan, orang yang jarang bercengkrama dan mengobrol mudah suudzon dan berpikiran kotor.
Saat pikiran itu datang, dan yang ditemui adalah benda mati seperti HP, maka apa yang akan terjadi.
Berbincang dengan anak dapat memberikan:
1. Kepercayaan diri kepada anak
2. Anak akan merasa berharga
3. Menumbuhkan Cinta
4. Memberikan bonding yang kuat untuk anak
Anak yang rajin mengobrol dengan orang tua, mereka akan jarang bermasalah.
Anak yang sering bercengkrama dengan orang tua, akan menceritakan rahasianya kepada orang tua sebagai tanda percaya.
Maka, anak tidak butuh lagi orang lain, tidak butuh pacar, atau orang terdekat lainnya untuk mendengarkan curhatannya, mendengarkan keluh kesahnya, mendengarkan masalahnya.
Karena anak dekat dengan orang tua.
Masya Allah… Begitu besar manfaat bercengkrama, mengobrol dengan keluarga seperti di contohkan oleh Rasulullah.
Materi yang diambil dari Parenting Rasulullah karya Abah Ihsan, sangat singkat tapi ternyata memberikan efek besar bagi kehidupan berumah tangga.
1.Bagaimana memulai bercengkrama dengan anak
Ada 2 Rumus yang bisa digunakan oleh orang Tua :
1. Mulailah dari Obrolan yang tidak jelas, yang ringan
Berapa banyak anak yang senang berlama-lama mengobrol dengan orang tua?
Semakin dewasa seorang anak, semakin tidak dekat dengan orang tuanya, inilah yang terjadi.
Karena saat bersama dengan orang tua, Anak-anak lebih banyak dinasehati, diceramahi, diberikan tausyiah, kultum yang overdosis.
Maka, lakukan obrolan yang ringan kepada anak terkait hobby, aktifitas hariannya, kegiatan di sekolah, atau membahas tentang film bersama.
2. Sering mengobrol saat tidak ada masalah
Jadi mengobrol kepada anak bukan hanya ketika dia melakukan kesalahan, dapat nilai yang tidak bagus, atau tidak dapat mengerjakan suatu pekerjaan yang itu lebih kepada menasehati.
Tapi ajak ngobrol tentang pelajarannya, saat ia mendapatkan nilai yang bagus, respon prestasinya, ajak diskusi kegiatan harian nya.
2. Bagaimana mengurangi JAIM kepada anak
Biasanya ini terjadi pada seorang ayah kepada anaknya.
1. Ubah Mindset
Kredibilitas orang tua bukan dibangun dari kejaiman kita.
Kredibilitas sebagai laki-laki dibangun oleh tanggung jawab dan jetegasan.
3. Bagaimana menghilangkan kebiasaan mengobrol dengan anak tentang hal negatif
Analogi:
Gelas yang diisi air, terus menerus, tanpa dikeluarkan maka akan tumpah, keluar isinya, meluap.
Maksud air disini adalah nasehat, ceramah, kultum yang terus menerus dan over dosis.
Orang tua juga wajib mendengarkan anak dalam konteks lain, orang tua menyadari sepenuhnya untuk memberi perhatian ke anak-anak.
Orang tua meminta pendapat kepada anak, tentang sesuatu hal. Mengobrol dan berdiskusi dengan anak, menanggapi setiap perkataan anak dengan didengarkan baik-baik.
Orang tua harus menyadari apakah dengan banyak berbicara, apakah diterima oleh anak?
“Bukan hanya orang tua yang ingin didengarkan perkataannya, namun anak juga ingin menjadi berharga ketika perkataannya ditanggapi dengan bijaksana”
Baca juga: