Skip to main content

Saad bin Abi Waqqash (Part 2 )

Saad bin Abi Waqqash (Part 2 ). Selain dikenal sebagai anak yang berbakti kepada orang tua Saad juga memiliki beberapa keistimewaan. Diantaranya adalah bidikan panahnya yang tidak pernah meleset serta doanya yang selalu dikabulkan oleh Allah. Hal itu dikarenakan Rasulullah pernah mendoakannya “ya Allah tepatkanlah bidikan panah Saad serta kabulkanlah doanya. Saad juga yang pertama kali melepaskan anak panah di jalan Allah dan yang mula-mula nya terkena panah.

Pada masa kekhalifahan Umar bin al khattab, Saad ditunjuk sebagai panglima perang qadisiyah. Di saat mereka sampai di qadisiyah, tepatnya sebelah barat sungai Eufrat, mereka dihadang oleh 100 ribu pasukan Persia yang dipimpin oleh panglima rustum. Jumlah itu cukup menciutkan nyali pasukan muslim, apalagi pasukan rustum diperkuat oleh 33 pasukan gajah. Tetapi atas izin Allah mereka menang dengan strategi kuda berkostum.

 

Suatu hari Saad pergi mengunjungi Mekah, ketika itu dia sudah tua dan penglihatannya sudah tidak berfungsi lagi. Mendengar berita kedatangan Saad, penduduk Mekah berbondong-bondong mendatangi Saad dan meminta didoakan seperti apa yang mereka hajatkan. Seorang remaja bernama Abdullah bin saib merasa heran dengan pemandangan itu, ”bukankah doa-doa Saad dikabulkan oleh Allah, tetapi mengapa dia tidak mendoakan dirinya sendiri”, batinnya.

 

Dia lalu mendatangi Saad dan bertanya kepadanya tentang penglihatannya. ”Bukankah doa-doa paman selalu dikabulkan oleh Allah, tapi mengapa paman tidak mendoakan paman supaya pengelihatan paman kembali lagi seperti dulu. ”Wahai anakku, usia paman sudah tua, jadi berkurangnya penglihatan adalah hal yang wajar bagi orang seusia paman, itu merupakan ketentuan Allah, bagiku ketentuan Allah lebih indah dan jauh lebih baik dari penglihatanku.

 

Diantara sahabat lainnya Saad adalah yang memiliki usia yang cukup panjang. Disaat sahabat lainnya syahid dan meninggal dunia dalam peperangan, hanya Saad yang usianya dipanjangkan hingga ia mengalami masa tua. Pada tahun ke 54 Hijriah, menjadi tahun yang penuh duka cita. Saat itu, umat muslim kehilangan satu sahabat Rasulullah yang terbaik. Pada pagi hari menjelang, Saad menghembuskan nafas terakhirnya di usia 80 tahun.

 

Itulah teman teman kisah Saad bin Abi Waqqash, singa yang senantiasa menyembunyikan kukunya. Terimakasih. (Bimasakti)

*Sumber: 64 Sahabat Teladan Utama

 

Tinggalkan Balasan