Asah Life Skill Sejak Dini. Alhamdulillah Allah memberikan kemudahan mengasuh dan mendidik anak kami untuk berlatih kemandirian. Meleleh saat anak perempuan kami menawarkan bantuan. “Bunda, biar aku saja yang cuci piringnya.” Ujar si kecil yang masih belajar di TK B. Allah yang Maha memudahkan. Allah Yang Maha melembutkan. Berbekal dengan memberi contoh sehari-sehari dari kami sebagai orangtuanya, agar saling membantu antar anggota keluarga. Membantu meringankan tugas kerumahtanggaan.
Bagi para orangtua, sadarlah kelak anak kita tak selamanya bersama. Suatu saat mereka akan berpisah dengan orangtuanya. Berpetualang mencari segudang pengalaman di luar sana. Rumahnya adalah tempat pertama kali belajar. Belajar mulai dari hal yang sederhana. Melihat bagaimana orangtuanya di rumah. Menyerap semua perilaku orangtuanya. Bagaimana menyelesaikan masalah di rumah. Menuntaskan tugas kerumahtanggaan.
Sadarlah bahwa mereka akan hidup mandiri tanpa perlu didampingi. Ketrampilan hidup harusnya diajarkan sejak dini. Tersebab semua kebutuhan dirinya akan dipenuhi sendiri. Tanpa perlu bergantung terus menerus kepada orangtua sendiri. Ya, pentingnya mengasah ketrampilan hidup sejak usia dini. Manfaat akan dituai kelak saat pamit pergi. Menjumpai beragam tantangan hidup yang harus dihadapi.
Biarkan saat anak-anak ingin mengikat tali sepatunya sendiri sebelum ke sekolah. Tak mengapa lama waktunya. Apakah akan engkau biarkan wahai para orangtua, kelak dengan terus menerus bantuanmu mereka akan binasa. Binasa karena gagap kemandiriannya. Bingung atas tanggung jawab memenuhi kebutuhannya.
Biarkan saat anak-anak ingin makan dengan tangannya sendiri. Tak perlu lagi menyuapi. Karena iba tak sampai hati. Kemandiriannya yang muncul atas inisiatifnya sendiri, jangan lupa untuk diapresiasi.
Biarkan pula saat anak-anak ingin ikut membereskan perlengkapan sekolahnya. Tak perlu membantunya karena khawatir ada yang tertinggal. Nantipun dia perlu merasakan bagaimana pengalaman saat perlengkapannya tak lengkap. Perlu ajarkan pengalaman yang tak biasa. Agar mereka survive. Memiliki daya juang. Tak cengeng kala hambatan menghadang.
Biarkan anak-anak menawarkan bantuan atas idenya sendiri. Menyelesaikan perkerjaan kerumahtangaan. Mencuci bajunya sendiri. Menyiapkan makannya sendiri. Membersihkan rumah, dst. Betapa bahagianya saat anak-anak sudah terbiasa melakukan ketrampilan hidup. Bekal terbaik untuk menyiapkan masa depannya adalah life skill. Setelah akidah kita ajarkan kepada mereka.
Dampingi, ajarkan anak-anak kita wahai para orangtua dengan asah, asih dan asuh. Orangtua di rumah adalah garda terdepan menumbuhkan kecakapan, ketrampilan hidup generasi peradaban. Guru di sekolah menguatkan potensi serta ketrampilan anak yang sudah diperoleh dari rumah.
Meminjam nasehat dari Bunda Sumarti Thahir (founder CBI Fonik), mengajar dengan asih, mengasuh dengan asah. Asah artinya belajar tanpa henti sepanjang hayat. Asih tanpa syarat kepada semua umat. Asuh dengan ilmu yang benar cara yang tepat.
Seimbangkan peran utama orangtua. Sinergikan dengan para pendidik di sekolah. Jalankan fungsi keluarga dengan tuntunan Islam. Kenalkan dan teladani Rasulullah setiap melakukan aktivitas. Sirohin bagaimanan kelahiran Rasulullah. Bagaimana Rasulullah saat muda. Rasulullah berkeluarga.
Contohkan langsung di depan anak bagaimana menyesaikan tugas kerumahtanggaan. Libatkan anak-anak. Sesuaikan tahapan usia anak saat menumbuhkan, mengasah ketrampilan hidup. Dengan bekal ketuntasan ketrampilan hidup insyaAllah anak-anak akan tumbuh menjadi generasi yang memiliki kemandirian, daya juang, serta tangguh. Tak kenal putus asa. Cerdas mencari solusi.
Sholihah ya ndhuk.(doa kami teriring selalu untuk anak-anak hebat)
-gambar bukan pencitraan-
#IDareToReborn
#Batch2
#SpiritNabawiyahCommunity
#Day18
#challengegambar
#challengetulisan
#SygmaDayaInsani
https://www.facebook.com/Spirit-Nabawiyah-Community-110969039738075/