Gelar Sarjana Ibu Rumah Tangga. Toga dan ijazah sarjana adalah cita-cita setiap mahasiswa. Karena tak semua mahasiswa akan bergelar sarjana. Mahasiswa abadi. Mahasiswa yang tak kunjung tau kapan bisa menyelesaikan tugas akhirnya. Skripsi. Ada juga mahasiswa putus wisuda. Akibat terlalu lama menyelesaikan skripsinya. Dropout lah pada akhirnya. Nah, bagi kalian yang sudah menjadi wisudawan. Bersyukurlah karena itulah impian setiap mahasiswa. Perempuan yang bergelar sarjana pasca di wisuda kelak akan memulai tahapan berikutnya yakni menikah. Menikah membawa statusnya menjadi istri. Ibu rumah tangga. Lantas bagaimana dengan gelar sarjananya?
Tak semua perempuan yang sudah berstatus sebagai istri, ibu rumah tangga yang bergelar sarjana mau untuk berkutat di urusan rumah tangga. Berinteraksi dengan setumpuk pekerjaan rumah tangga yang tak kunjung ada habisnya. Membereskan rumah, bersih-bersih, merapikan segala barang yang tidak pada tempatnya. Menyiapkan sarapan, makan siang hingga malam anggota keluarganya. Merawat dan mendampingi anak-anak di rumah. Huff, pastinya butuh energi luar biasa setiap harinya. Kesabaran tiada batas.
Nah, mereka yang merasa sudah kuliah berpayah-payah hingga akhirnya meraih gelar sarjana. Saat melihat ada teman bergelar sarjana kok malah mau menjadi ibu rumah tangga. Sindiran, cibiran tentunya pasti datang dari sekitarnya. Buat apa kuliah dan gelar sarjananya kalau nantinya cuma di rumah ngurus anak dan bersibuk diri di rumah. Santai saja dan tak perlu ditanggapi respon negatif dari luar. Semua pasti akan ada tanggapan tentang apa yang menjadi pilihan kita. Baik itu pilihan menjadi ibu rumah tangga, wanita karir dengan segudang prestasi di instansi tempat bekerjanya. Tentulah semua pilihan itu membawa komentar. Komentar kelas ringan hingga kelas pedas. Tak perlu galau.
Gelar sarjanamu tak membuatmu turun kelas di mata Allah saat engkau memilih menjadi ibu rumah tangga. Justru dengan bekal ilmu yang sudah engkau tempuh selama kuliah menjadi modal untuk mendampingi buah hatimu. Ibu rumah tangga bergelar sarjana yang tulus ikhlas, mendedikasikan dirinya untuk keluarga malah akan dimuliakan-Nya. Lelah letihnya menjadi berkah saat membersamai suami dan anak-anaknya. Saat menunggu suaminya pulang kerja. Pahala mengalir untuknya. Kala sibuknya mengerjakan segudang amanah tugas kerumahtanggaan, Allah melimpahkan kecintaan untuknya. Tentunya dengan hati lapang dan mengharap ridho-Nya semata.
Peran ibu di rumah kini sangat dibutuhkan. Kondisi di luar dengan fenomena mengerikan. Hantaman pergaulan yang tak karuan. Narkoba. Pergaulan bebas. Tak kalah mnegerikannya adalah paparan pornografi. Kemudahan teknologi. Kecanduan gadget juga menjadi penyakit menular berbahaya di kalangan anak-anak. Rumah menjadi imunitas terbaik untuk anak-anak. Di rumah peran ibulah yang seharusnya hadir untuk menjadi solusi banyaknya permasalahan anak. Karena ayah menunaikan kewajiban mencari nafkah. Idealnya ayah dan ibu untuk mendampingi anak-anak. Ayah berkerja sudah keniscayaan, namun tetap harus memiliki quality time bersama anak.
Mirisnya apabila kedua orangtuanya semua sibuk bekerja. Anak-anak diasuh oleh kakek-neneknya. Bahkan diserahkan kepada asisten rumah tangga (baca:pembantu). Maka yang terjadi adalah anak-anak kehilangan bounding keluarga. Pengasuhan yang didapat akhirnya sesuai versi kakek-neneknya. Atau pengasuhan versi asisten rumah tangga. Anak menjadi confused asuhan. Bingung dengan dua pola asuh. Pola asuh pembantu dan tuntutan idealisme orangtua yang tak pernah membersamai anak di rumah.
Nah kawan, di sinilah pentingnya gelar kesarjanaanmu wahai ibu rumah tangga. Engkaulah yang akan menjadi sarana preventif untuk anak-anak di situasi kini yang tak karuan. Hantaman pergaulan bebas. Akhlak yang tak lagi ramah anak. Pengaruh buruk dari luar akan secara otomatis di screening oleh anak dengan baik saat ibu rumah tangga bergelar sarjana tepat dalam memberikan pengasuhan dan pendampingan. Gelar sarjanamu begitu berharga untuk para ibu rumah tangga. Ilmu itu akan membawa berkah saat engkau investasikan untuk merawat, mendampingi, mengasuh anak-anak di rumah dengan hati tulus, cinta karena-Nya. InsyaAllah engkau akan tetap sarjana di mata Allah dengan amanah mulia berstatus ibu rumah tangga. Semoga hari-harimu terus diiringi doa kepada-Nya. Berbahagia. Selamat menunaikan tugas mulia ibu rumah tangga bergelar sarjana. Jangan lupa tersenyum. (nra)
#iburumahtangga
#gelarsarjana
#amanahmulia
#cintakeluarga
Setuju mbak, itu pula yang menjadi alasan dan landasan kuat untuk fokus di rumah. Soal karier toh bisa nanti-nanti, tapi mendidik buah hati sejak dini adalah kesempatan yang datang sekali. Jangan sampai suatu saat kita malah menyesal karena salah ambil keputusan. Nice post 🙂
Terimakasih sudah berbagi komentar
silahkan mampir di blog pinggiran keluarga kami