Komunikasi Efektif dengan Anak. “ ayo bangun, nanti terlambat ke sekolah…”. (sambil mengomel terus-terusan)
Bunda, pastinya kita sudah pernah atau bahkan ada yang hampir setiap pagi mengomel demikian. Astaghfirullah. Termasuk saya sendiri pastinya pernah melakukan hal ini. “Khutbah pagi” istilahnya. Khutbah yang tak ada kunjung selesainya. Bunda terus nyerocos di depan anak-anak. Namun anak tak bergeming juga dari tempat tidurnya. Bagaimana sih agar anak disiplin tanpa bunda harus mengomel berulang-ulang? Yuk simak catatan dialog pagi ini bersama konselor TK Al Falah Surabaya dengan tema Komunikasi Efektif dengan Anak.
Sekedar berbagi hasil menyimak radio dari sekian banyaknya pintu kebaikan untuk selalu berbenah menjadi orangtua. Radio Sam FM Surabaya dengan program Mozaik Pagi nya mengajak pendengar setianya untuk menularkan ilmu keren. Ilmu tentang komunikasi yang nyaman, benar, dan sesuai rujukan Al-Qur’an. Mohon maaf karena belum meyimak bagian pembukanya. Kebagian di sessi pertanyaan dengan pendengar. Ada yang bertanya bagaimana cara mendisiplinkan anak.? Padahal sudah kelas 5 SD. Tentunya ini dialami oleh banyak bunda.
Gambaran para emak di pagi hari biasanya ceramah kepada anak-anaknya.Istilahnya khutbah pagi hari. Tujuannya baik sih untuk menertibkan anak-anak agar bersegera menyiapkan dirinya menuju sekolahnya. Eits, caranya saja yang perlu diluruskan. Tanpa mengomel. Nyerocos tanpa henti. Memang luar biasa perjuangan seorang ibu. Paling pagi bangun dan paling malam berangkat istirahat. Menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangganya. Baik itu bagi ibu dengan satu anak, dua anak, bahkan lebih dari lima anak. Super sibuk pastiinya.
Mengapa anak tidak disiplin? Mari kita refleksi. Anak tidak disiplin itu niru siapa sih? Anak itu mirror. Cermin. Mantul. Subhanallah Allah itu mendidik kita lewat anak kita. Anak itu mencontoh. Mencontoh siapa?. Ayah dan ibunya. Anak akan disiplin apabila kedua orangtuanya juga demikian. Anak disipin meletakkan barang. Disiplin menuju sekolahnya, dll. Disiplin kaitannya dengan mindset. Mindset kaitannya dengan doa. Jangan sampai men-judge anak. Anak ini tidak disiplin. Kalo aura orangtua sudah negatif, maka itu akan membentuk anak. Apapun yang ada di pikiran kita meskipun belum tersampaikan akan nyalur ke anak. Anak akan berproses. Orangtua juga berproses saat mendampingi anak. Mari kita introspeksi diri. Setelah mengubah mindset berikutnya adalah aturan harus sama. Antra ibu dan ayah. Semisal Ibu menyuruh : ”ayo kak ngaji..”, tapi ayah nonton tivi, aku nggak mau ngaji aku nemenin ayah nonton saja. Anak akan berlindung mencari tempat nyamannya.
Saat anak belum bisa disiplin dalam hal berangkat ke sekolah, maka perlu sekali waktu diberi pengalaman terlambat ke sekolah. Tentunya memberikan pengalaman terlambat ke sekolah dengan se-izin pihak sekolah. Karena seringnya bunda “khutbah pagi” maka anak menganggap sudah biasa. Maka terapkan konsekuensi kepada anak. Konsekuensi agar anak disiplin. Kadang anak itu nggak ngerti kenapa sih tidak boleh terlambat. Sebagai orangtua tidak selamanya kita terus bersama anak. Pengalaman itu akan menjadi pelajaran penting bagi anak. Perjuangan seorang ibu itu adalah jihad. Dalam hal mendisiplinkan anak komunikasikan dengan baik ke anak. Dialog ke anak. Berkata baik. Berkata benar.Nah juga jangan lupa libatkan ayah.
Fenomena yang banyak terjadi di Indonesia, bahwa Indonesia fatherless (Elly Risman). Budaya kita di negeri ini itu seakan-akan menguatkan hal tersebut. Ayah kerja. Ibu merawat anak di rumah. Pola asuh jaman dulu. Merujuk pada Al-Qur’an terdapat 17 perkataan, 14 kali nya adalah perkataan dari ayah. Jangan sampai ayah fatherless di rumah. Hanya bisa cari uang. Ayah harus hadir dalam mendisiplinkan anak. Kewibaan itu ada pada ayah. Ibu mintalah kepada ayah untuk terlibat mendisiplinkan anak. Hargai sekecil apapun upaya yg dilakukan suami kita yang hadir membantu kita. “ Terimakasih ya ayah sudah membantu ibu memandikan si kecil pagi ini”. Hadirkan peran antara ayah dan ibu.
Stop jadi bunda, mama-mama yang marah-marah. “Lion” di pagi hari. Tapi jadilah mama yang menyenangkan untuk anak. Dirindukan suaranya oleh anak. Komunikasi efektif adalah komunikasi cinta, mindset positif ke anak dan do’a terbaik sepanjang masa untuk anak.(nra)
#satuharisatutulisan
#day29
#komunikasiefektif
Menurut saya komunikasi kembali ke hati masing masing agar saling mengerti. Karena anak anak sekarang juga mendisipli kan tidak bisa keras. Lebih banyak kita harus memposisikan sebagai teman
itoe betoel adanya
sepakat anak jaman now memang beda perlakukan komunikasinya. Sesuai dengan karakter masing-masing anak. Karena setiap anak unik. Adakalanya jadi kawan, jadi ayah tegas, jadi panutan, juga contoh pemimpin keluarga.
Makasih komennya Putu Eka….sharing update yach