Skip to main content

Gajimu Piro Wani Ninggal Sholatmu

Gajimu Piro Wani Ninggal Sholatmu. Pagi ini diingatkan oleh sebuah nasehat berbahasa Suroboyoan. Saat mengantarkan anak pertama menuju sekolahnya, di depan kendaraan roda dua saya melintas mobil pribadi berwarna putih. Tulisan yang tertempel di kaca atas bagian belakang mobil. Nampak begitu jelas dengan font tulisan huruf kapital berwarna putih senada dengan warna mobilnya. Makjleb rasanya begitu membaca tulisannya.

Gajimu Piro Wani Ninggal Sholatmu. Begitulah tulisan yang tertempel di kaca mobil, di depan kendaraan saya. Nasehat keras tentang sholat. Sholat yang akan menjadi amalan pertama yang akan dihisab (baca: dihitung). Sholat sebagai barometer seorang mukmin. Banyak diantara kita mengaku muslim, beragama islam namun sholatnya belum juga ditegakkan. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Ber-KTP Islam, tapi tak pernah menghadap Rabb nya untuk sembahyang. Padahal data dari badan pusat stastistik menyebutkan kalo negeri ini mayoritas beragama Islam.

Sholat adalah bagian dari rukun Islam. Setelah syahadat maka sholat menjadi bagian yang tak boleh ditinggal. Dari nasehat tulisan di mobil tersebut, tersirat dan tersurat makna yang dalam. Betapa sholat adalah hal utama dan pertama bagi siapa saja yang mengaku dirinya muslim (beragama Islam). Laki-laki maupun perempuan. Jomblo baligh. Sudah berumah tangga. Kewajiban sholat harusnya ditunaikan. Sudah bekerja, maupun masih pengangguran. Karena perintah sholat tak mengenal profesi seseorang muslim. Wanita karir yang sudah bekerja pun tak seharusnya sampai meninggalkan sholatnya karena alasan kejar target perusahaan. Bahkan para lelaki jombloan sukses di instansi/lembaga nya berkiprah, jangan sampai melalaikan sholatnya karena memburu gaji dan bonus besar. Gaji/bonus tak akan di bawa mati. Sholatlah yang justru akan jadi bekal menuju alam keabadian. Apakah sholatnya sudah dijaga dan ditegakkan, atau malah menjadi orang-orang merugi karena lalai atas perintah sholat dari Tuhannya Yang Maha memberikan gaji teramat besar.

Mari kawan kita kembali meneliti bagaimana sholat kita selama sepekan terakhir ini. Apakah belum pernah tertunaikan sama sekali. Yuk segera bangun dan bersegera menjemput panggilan adzan lalu sholat menghadap Rabb Sang Maha Rahman. Minta ampunannya dan berkeluh kesah, curhat atas semua kelalaian diri atas sholat kita. Bagi yang masih belum lima waktu. Masih bolong-bolong sholatnya yuk segera dibenahi. Ibarat menambal kain berlubang. Kita tunaikan sholat lima waktu kita. Karena sholat adalah bekal terbaik. Jangan menunda untuk bersujud. Menghadap Allah Sang Pemberi rizki dan kenikmatan unlimited. Sebelum ajal tiba, segera kita perbaiki  diri menjadi insan mulia. Dengan sholat bahagia. (nra)

Menjadi Apa Diri Setelah Ramadhan

#satuharisatutulisan

#terusmenulis

#sholatbahagia

#day23

Tinggalkan Balasan