Skip to main content

Bersahabat karena Allah

Bersahabat Karena Allah. Lagu terkait sahabat sudah banyak dirilis oleh musisi tanah air. Mulai dari “Sobat” oleh Padi, Sheila on 7-Sahabat Sejati, Nidji-Arti Sahabat, Audy (feat. Nindy)-Arti Sahabat, TIffany Kenanga- Sahabat, Sindentosca – Kepompong, dan Endank Soekamti – Long Live My Family. Nah persahabatan itu terasa lebih indah dan manis jika didasari oleh ikatan kerana Sang Pencipta yakni Allah SWT. 

Karena Allah kami dipertemukan
Karena Allah kami disatukan
Karena Allah kami saling menguatkan
Karena Allah ada kebahagiaan di segala keadaaan
Senang, sedih, selalu ada sahabat yang berbagi, bersua bercerita untuk membahagiakan
Sahabat karena Allah tidak akan ada yang mengalahkan
Di sana ada ketulusan, kerelaan, mengalah, bergantian menanggung beban
Semoga persahabatan ini kekal hingga ke surga Illahi Rabbi

Tulisan singkat beberapa waktu lalu yang sudah terposting di salah satu media sosial , membuat tangan ini kembali ingin menegaskan bahwa kala jari itu mengetikkan satu per satu kata-kata apa yang ada di dalam hati bahwa ada hikmah luar biasa dari sebuah persahabatan. Persahabatan yang terjalin dan terikat bukan dikarenakan inginkan materiil bahkan kepentingan duniawi semata, jauh dari sekedar itu semuanya bahwa kami atas izin Nya dipertemukan dalam ujian-ujian kehidupan yang berbeda-beda satu sama lainnya, namun kami selalu berusaha saling menguatkan.

Di penghujung Sya’ban Allah memberikan ujian agar tubuh ini diistirahatkan sejenak, kerena memang sudah tidak memungkinkan untuk beraktivitas seperti biasanya. Dibantu oleh seorang muslimah yang usianya jauh lebih muda dari saya, siang itu dengan naik sepeda motor kami berdua bergegas menuju Instalasi Gawat Darurat di salah satu rumah sakit di kota Gresik. Petugas medis langsung membawa saya ke area ponek waktu itu (ruangan khusus untuk ibu hamil yang dalam konsisi darurat). Jarum infus mulai dipasangkan di salah satu lengan, dan perawat menyampaikan setelah beberapa pemeriksaan dilakukan, bahwa kondisi rahim belum ada pembukaan, artinya masih aman. Namun hati kecil saya membatin, keluar darah terus kok ya masih aman ya.

Antara bahagia dan sedih, ketika bidan memberitahukan bahwa usia kehamilan sudah masuk 5 minggu 4 hari. Bahagianya saya sudah mengharapkan kehamilan ini sesuai dengan target di usia pernikahan kami sembilan tahun sudah ada anak ketiga. Namun Allah memang memberikan kasih sayangNya kepada kami dibalik ujian kebahagiaan kehamilan ke-empat mengiringinya dengan pendarahan. Awalnya saya mengira ketika flek darah selama tiga hari itu adalah masa rutin bulanan fitrah perempuan yaitu menstruasi. Keganjilan membuat saya dan suami akhirnya memeriksakan ke bidan terdekat. Qadarullah positif. Bidan menyarankan saya untuk bedrest selama tiga hari dulu.

Apabila dalam kondisi istirahat bedrest darah masih keluar terus, bidan menyarankan agar segera ke IGD saja. Saya menyanggupi saran tersebut. Esok harinya dari pemeriksaan tersebut flek darah berlanjut dan keluar dalam jumlah cukup banyak, padahal kondisi istirahat di tempat tidur. Tanpa berpikir panjang siang itu juga saya memutuskan berangkat ke IGD dengan diantar rekan guru di tempat saya bekerja. Diantara kesibukkan sekolah di akhir semeter, guru yang usinya jauh lebih muda dari usia saya ini, begitu totalitas membantu saya dari mulai mengantar ke IGD, menguruskan kamar rawat inap hingga menemani saya malam itu, karena ayahnya anak-anak sedang ada jadwal perkuliahan sepulang kerjanya. Siang sampai menjelang malam hari guru tersebut rela menunggui saya yang sudah terbaring di tempat tidur di ruang observasi. Tidak hanya menyiapkan kebutuhan saya, juga menguatkan diri agar tetap optimis bahwa janin insyaAllah kuat, meskipun waktu itu hati ini pesimis atas nasehat yang beliau sampaikan.

Karena dengan bedrest sejak di IGD hingga di ruangan observasi darah masih saja terus keluar. Sesampainya suami di ruang observasi menjelang jam sembilan malam, guru tersebut berpamitan pulang. Sampai esok harinya saya pun masih merepotkan beliau untuk membantu persiapan anak pertama kami yang sedang ujian akhir tahun di jenjang sekolah dasar. Dua hari di rumah sakit, sahabat-sahabatpun berdatangan menjenguk dan memberikan motivasi, penguatan agar saya kembali move on. Melihat wajah-wajah sahabat yang begitu tulusnya menguatkan diri ini, saya bersyukur kepadaNya masih banyak sahabat-sahabat yang mempunyai energi positif thingking atas ujian Allah untuk hamba-hambaNya. Alhamdulillah, Allah memberikan pertolongan untuk saya dengan sahabat seperti ini, tak ada raut muka terbebani ketika membantu, nampak riang serta ringan tangan.

Tak banyak orang-orang semacam ini. Inilah sahabat karena Allah. Sahabat karena Allah adalah teman yang ada dalam kondisi kita membutuhkan dan memerlukan bantuan, dukungan serta penguatan yang dengan kepekaannya mampu mengerti dan memahami sahabatnya. Sahabat seperti ini karena Allah memberikan cinta, cinta yang memahami bahwa di dalamnya ada kasih sayang karenaNya, saling menguatkan, membuka hati untuk saling memaafkan. Terimakasih Allah sudah memberikan sahabat-sahabat terbaik di dunia, dan semoga kami dipertemukan di surgaNya.

Di momentum ramadhan kali ini, semoga Allah mempertemukan kita dengan para sahabat yang memiliki cinta karenaNya. Sumber segala cinta yang hakiki adalah cinta kepada Sang Penggenggam Jiwa.

Nasehat dari KH. Muhammad Sholeh Drehem (ketua IKADI Jatim):

Cinta kepada Allah merupakan kebutuhan dan kewajiban. Cinta kepada Allah, cinta di atas semua cinta. Cinta kepada Allah membuat hidup penuh makna. Cinta kepada Allah jaminan keterarahan hidup, kemuliaan sejati. Cinta kepada Allah, menuntun kita pada apa, siapa yang mesti kita cintai dan bagaimana mencintainya dengan benar.

Cinta sesungguhnya adalah refleksi keyakinan. Cinta adalah ketergantungan. Cinta adalah kebahagiaan. Cinta adalah pengorbanan. Cinta adalah motivasi dan inspirasi. Cinta adalah inti kepribadian.

#RamadhanBerbagiInspirasi
#FLPGresik
#Day5

Tinggalkan Balasan