Penasaran ya sama kisah lanjutan dari tulisan cerpen kak Bimasakti? yuk simak kelanjutannya. Selamat membaca. Semoga terinspirasi kebaikan.
“Oh, iya lupa!” Jawab Bima sambil mengambil bungkus yang tergeletak di lantai.
“Lupa atau sengaja?” Deva meyakinkan.
“Iya-iya maaf, kan tempat sampahnya jauh,” Bima mengeluh.
“Kamu pilih kantinnya bersih atau sampahnya berceceran karena tempat sampahnya jauh?” tanya Deva.
“Iya deh, aku buang.” Bima beranjak menuju tempat sampah.
Kriiiiiiiiiing… kriiiiiiiing… bel istirahat sudah berbunyi, tanda istirahat sudah selesai.
“Ayo Bim, masuk kelas, sudah bel,” ajak Deva.
“Siap pak,” jawab Bima sambil meletakkan tangan dikepala. Mereka bersama menuju kelas untuk melanjutkan belajar.
Saat pulang sekolah ternyata orang tua Bima dan Deva terlambat menjemput, sambil menunggu Deva mengajak Bima mengobrol.
“Bim, kalau sudah janji itu harus di tepati,” ujar Deva.
“Janji apa Dev?” Bima mencoba mengingat-ingat janjinya pada Deva.
“Kan, kamu sudah janji nggak akan buang sampah sembarangan,” Deva mengingatkan.
“Iya, tapi kan tadi tempat sampahnya jauh,” jawab Bima.
“Iya aku tau, tapi masak gara-gara tempat sampah jauh kamu nggak mau buang di tempatnya gitu?” tanya Deva.
“Hmmm…. iya juga sih,” jawab Bima.
“Oh iya, Bim, aku kemarin baca buku, terus aku lihat ada progam Zero Waste, kamu tahu nggak program itu?” tanya Deva.
“Program apaan tuh?” Bima balik bertanya.
“Kalau aku baca sih, progamnya itu memilah sampah dari rumah,” Deva menjelaskan.
“Maksudnya sampah dipisahin gitu ya, mana sampah kering dan mana sampah basah, gitu kan?”
“Betul Bim,” jawab Deva sambil menunjukkan jempolnya kearah Bima
“ Ok, lalu setelah sampahnya dipilah, mau diapain sampahnya?” tanya Bima.
“Jadi setelah sampahnya dipilah, di taruh di bank sampah,” jawab Deva.
“Hah… bank sampah? Emang sampah punya bank, kaya gimana sih itu?” tanya Bima kembali.
“Bank sampah itu tempat semua sampah yang bisa didaur ulang dikumpulkan, jadi nanti bisa digunakan kembali menjadi benda yang bermanfaat.” Deva menjelaskan kembali
“Ooo… gitu,” jawab Bima sambil mengangguk-anggukkan kepala.
Tidak lama setelah itu satpam memberitahukan kepada Bima dan Deva kalau mereka sudah dijemput orang tua masing-masing. Dalam perjalanan pulang, Bima dan Bunda melihat orang yang sedang membuang sampah di pinggir jalan.