Berkah Sholawat Nabi Muhammad
Akhir bulan Oktober, masih dua hari di suasana Maulid Nabi Muhammad shallahualaihi wassalam. Tepatnya di hari Sabtu, 31 Oktober 2020 Allah memberikan takdir terbaik buat saya dan anak ketiga kami. Jadwal kontrol ke poli kandungan di minggu ke 38 usia kehamilan.
Pukul 08.00 saya dan suami bergegas menuju rumah sakit ibu dan anak yang jaraknya dekat dengan tempat tinggal kami. Antrian pasien ibu-ibu di poli kandungan cukup panjang saat kami sudah tiba di lokasi. Mendapat giliran nomer 21 untuk diperiksa kala itu.
Hampir menjelang duhur, pukul 11.00 WIB giliran saya dipanggil masuk ruang pemeriksaan kandungan. Ini jadwal USG ke 5 di Rumah Sakit Ibu dan Anak. Sengaja memilih di RSIA karena kondisi masih pandemi. Awalnya periksa kandungan di puskesmas kelurahan. Namun untuk keamanan dan mengikuti protokol kesehatan saya memutuskan untuk pindah periksa di RSIA.
Usai USG dokter kandungan meminta saya memanggil suami untuk masuk ruangan. Ada perasaan cemas yang dating tiba-tiba saat itu. Dokter memberikan keterangan terkait kondisi kandungan. Sempat terlintas pikiran apakah persalinan kali ini tidak bisa spontan, atau malah dengan SC. Saya menyiapkan hati dan mental dengan apapun keputusan dokter saat itu. Ternyata dokter memberikan saran kepada saya dan suami untuk dilakukan persalinan dengan jalan SC karena demi keselamatan kondisi bayi. Tak terasa bulir bening mengalir membasahi pipi. Mengingat dari lima kehamilan, dan dua anak sebelumnya alhamdulillah proses melahirkan spontan semuanya. Pengalaman dua kali keguguran pun juga membuat saya teringat dengan proses kuret yang kala itu juga menggunakan anastesi.
Suami menguatkan saya dengan banyak memotivasi untuk siap dengan persalinan ini. Dokter memberikan informasi bahwa operasi akan dilakukan pukul 15.00 ba’da asar. Usai menjalani rekam jantung, cek darah lengkap saya pun di bawa menuju ruang persalinan di lantai dua. Persiapan SC sudah lengkap di lantai tiga. Saya hanya berdoa dan berharap takdir terbaik yang Allah siapkan untuk persalinan kali ini.
Pukul 14.00 bidan menyampaikan masih bukaan dua. Frekuensi mulas dan tanda-tanda melahirkan sudah semakin sering. Saya pun masih berharap masih bisa melahirkan dengan spontan. Waktu di layar ponsel saya menunjukkan pukul 15.00 WIB. Frekuensi mulas sudah semakin sering dan berjarak sepuluh menitan. Saat diperiksa dalam lagi atas izin Allah bukaan empat. Bidan memotivasi saya untuk ambil nafas panjang saat mulas semakin sering. Suamipun mengajak saya untuk melantunkan sholawat nabi Muhammad untuk kemudahan persalinan.
MasyaAllah, pukul 15.30 an bukaan sudah enam, bu bidan menyarankan untuk menunggu proses persalinan normal. Menjelang pukul 16.00 bukaan sudah hampir lengkap. Sholawat nabi dari bibir ini tak berhenti kami lantunkan bersama di menit-menit tegang menuju proses melahirkan. Atas izin Allah pukul 16.10 an bukaan lengkap. Sempat ditanya bu bidan, “ayo bu masih ingat cara mengejan kan?” saya jawab: “lupa bu sudah tujuh tahun yang lalu”. Tenaga sudah hampir habis, tenggorokan berasa kering, Alhamdulillah dengan sisa tenaga dan suara masih bersholawat, bayi mungil pun sudah keluar dengan persalinan spontan. Semuanya atas izin Allah dan berkah sholawat Nabi Muhammad.
Terimakasih ya Rabb atas takdir terbaik buat kami. Dan doa-doa dari teman-teman semuanya yang mengiringi proses persalinan. Manusia hanya bisa berencana dan berikhtiar, namun pemilik kehendak dan skenario terbaik adalah Allah Sang Mahadekat.