Guru Kunci Peradaban
Pagiku cerahku, matahari bersinar
Ku gendong tas merahku di pundak
Slamat pagi semua kunantikan dirimu
Di depan kelasmu menantikan kami
Guruku tersayang, guruku tercinta
Tanpamu apa jadinya aku
Tak bisa baca tulis
Mengerti banyak hal
Guruku terimakasihku
Nyatanya diriku kadang buatmu marah
Namun segala maaf kau berikan
=====================================
Lirik lagu yang sudah tak asing di telinga kita. Berjudul terimakasih guruku. Guru yang setia menanti muridnya. Guru yang maafnya selalu diberikan dengan kelapangan hatinya. Guru yang tak hanya mengajar (mentransfer pengetahuan), namun juga mendidik. Memberikan nilai-nilai kebaikan. Melalui keteladanan. Kamu seorang guru? Barakallah karena pilihan profesimu begitu mulia dihadapan Allah Sang Maha Pemilik Ilmu.
Ya, 25 November adalah hari guru. Setiap tahun banyak sudah yang mengucapkan selamat hari guru. Kini ucapan hari guru itu dengan mudah dijumpai di media sosial. Berbagai design keren dapat kita lihat baik itu di instragram, facebook, grup whatsapp, dan internet. Namun janganlah banyaknya ucapan hari guru itu menjadi hilang makna.
Hari guru harusnya menjadi timing yang tepat untuk introspeksi bagi teman-teman guru. Apakah sudah benar-benar menjadi guru ideal. Guru yang dirindukan murid-muridnya. Karena setidaknya guru ideal adalah mereka yang memiliki empat hal.
Pertama, guru yang memahami benar profesinya. Bahwa guru adalah profesi mulia. Ketulusan hati yang menjadi falsafahnya. Selalu memberi tak berharap kembali.
Kedua, guru ideal adalah mereka yang rajin membaca dan menulis. Rajin membaca maka akan mengkayakan ilmu. Sebaliknya malas membaca maka miskin ilmu. Guru yang rajin membaca ibarat mesin pencari google di internet. Rujukan murid untuk bertanya. Tak hanya rajin membaca, guru ideal juga rajin menulis. Guru yang malas membaca pasti juga malas menulis. Membaca dan menulis adalah ibarat mata uang logam. Tak bisa dipisahkan. Guru yang terbiasa membaca, otomatis akan terbiasa menulis.
Ketiga, guru ideal adalah guru yang sensitif terhadap waktu. Bagi guru sejati, waktu ibarat pedang. Kapan saja bisa membunuh siapapun, termasuk pemiliknya. Disiplin atas waktunya. Karena kewajibannya lebih banyak dari pada waktu yang dimiliki. Guru yang tidak memanfaatkan waktunya dengan baik, tidak akan menorehkan banyak prestasi.
Keempat, guru yang ideal adalah guru yang kreatif dan inovatif. Guru kreatif adalah guru yang selalu bertanya kepada dirinya sendiri, apakah dia sudah menjadi guru yang baik? Mendidik dengan benar?. Seorang guru kreatif adalah selalu melakukan introspeksi dan memperbaiki diri. Merasa kurang, tidak pernah puas dengan apa yang ia lakukan. Selalu membuat inovasi baru.
Sudahkah teman-teman guru memiliki keempat hal itu?
Sekian tahun kita peringati hari guru. Bagi yang sudah mendedikasikan dirinya di dunia pendidikan, ada yang sudah 10 tahn, 15 tahun, 20 tahun bahkan sebentar lagi pensiun. Semoga diganti Allah dengan jariyah yang selalu mengalir. Meski kelak hanya nama dan jasanya yang terukir.
Bersyukurlah atas pilihan profesi mulia. Guru tak sekedar profesi formal. Datang mengajar lalu segera pulang. Guru tak hanya mengejar sertifikasi. Guru harusnya berdedikasi tinggi. Meraih kemuliaan ridho ilahi. Agar tak disebut sebagai guru yang mengejar gaji.
Guru adalah kunci peradaban. Saat guru kurang iman maka muridnya pun akhlaknya tak karuan. Guru kurang ilmu, muridnya pun beralih ke mbah google untuk mencari pengetahuan. Guru kurang ikhlas maka hanya gaji dan lelah yang didapatkan. Merugi saat tak ikhlas karena hilanglah keberkahan.
Guru adalah sosok mulia yang menjalankan tugas para Rasul. Untuk mendidik manusia menjadi pribadi yang takwa, berprestasi, serta berkontribusi membangun bangsanya. Guru harusnya telah mempersiapkan diri jauh hari untuk selalu berbakti pada negeri.
Guru sejati adalah yang senantiasa memenuhi amanah ilahi. Mengajar dan mendidik dengan sepenuh hati. Bahkan seorang guru yang baik tidak hanya menyiapkan dirinya sendiri, namun juga menyiapkan keluarganya. Bahwa diri serta keluarganya adalah keluarga guru. Dia telah berhasil menjadi guru bagi dirinya dan keluarganya sebelum menjadi guru bagi murid-muridnya.
Untuk itu pada teman-teman guru yakinlah bahwa capaian hidup tidak semata-mata karena keras dan seriusnya kita dalam berusaha, namun Allah-lah yang selalu memberikan rahmat-Nya kepada kita. Tunaikanlah amanah dari Allah dengan tulus, sungguh-sungguh. Pastilah Allah menunaikan tugas-Nya untuk kita. Menjaga anak-anak bilologis kita. Menjaga keluarga kita.
#IDareToReborn
#Batch2
#SpiritNabawiyahCommunity
#Day21
#challengegambar
#challengetulisan
#SygmaDayaInsani
https://www.facebook.com/Spirit-Nabawiyah-Community-110969039738075/
Guru yg ideal maunya …..realita nya ngajar hanya formalitas …..sedih ya krn bukan mau nya …… tinggal di lihat out dari lulusan nya jadi apa? …… tidak usah pakai parameter macam 2x – sd smp sma/smk kuliah / kerja …… bila nilai min saja tak tercapai ….. klw tiap tingkat utk melanjutkan tidak bisa masuk ke tingkat selanjut nya …… gagal
itu betoel adanya, realitas tak seindah harapan ideal
berbenah dari diri sendiri, sebagai guru anak-anak di rumah kita. Guru untuk keluarga dulu