Skip to main content

Sekolah Vs Orangtua = “Klik”

Sekolah Vs Orangtua = “Klik”. Meminjam judul seminar parenting beberapa waktu lalu di salah satu sekolah islam. Sekolah  versus orangtua akankah klik? Pagi ini diajak berbenah kembali menjadi orangtua keren dambaan buah hati. Alhamdulillah dua bulan ini di sekolah anak kami yang nomer dua intensif menyelengggarakan parenting. Namun setiap akan berangkat menimba ilmu bareng wali murid yang lain, diri ini memastikan untuk meluruskan niat kembali. Bahwa ilmu baru yang diperoleh haruslah ditunaikan. Agar tak sekedar menjadi catatan.

Menata niat. Niat di awal, di tengah serta di akhirnya. Kesungguhan berbenah menjadi orangtua dirindukan. Sebelum berangkat menyimak bekal baru,  kosongkan gelasnya. Berpagi-pagi usai menunaikan antrian pekerjaan domestik rumah, bergegas menuju lokasi parenting. Menghadiri undangan sekolah adalah kewajiban saat tak ada udzhur. Bayangkan saat para orangtua cuek dengan program sekolah? Sedihnya para pendidik saat orangtua diajak bersinergi evaluasi tak ada respon komunikasi.

Sekolah itu bukanlah tempat sekedar menitipkan anak biologis kita. Sekolah adalah mitra orangtua. Paradigma selama ini bahwa sekolah adalah tempat anak-anak belajar (kognitif). Belajar agar pintar. Sudah tak berlaku harusnya. Sekolah adalah lingkungan yang akan menumbuhkan pengalaman anak. Pengalaman berinteraksi, bersosialisasi, serta beradaptasi dengan warga sekolah serta menemukan ide barunya.  Tak hanya sekedar mengejar tuntutan orangtua agar anaknya cerdas intelektual. Lebih dari itu. Bahwa sekolah adalah menumbuhkan fitrah anak sesuai tahapan usianya. Guru sebagai role modelnya. Guru orangtua kedua saat di sekolah.

Saat orangtua berhasrat hanya sekedar menuntut anak agar beprestasi secara akademis, sebaliknya sekolah bertujuan mulia untuk tak sekedar mengejar capaian jangka pendek dan pencitraan. Kabar gembiranya kini, orientasi para orangtua mengalami pergeseran cukup signifikan. Minat orangtua menyekolahkan anak bukan lagi soal prestasi akademis. Menjamurnya sekolah islam dengan memiliki standar tingkat kelulusan pada capaian anak berakhlak mulia, berkarakter unggul menjadi tujuan orangtua menyekolahkan anaknya.

“Klik” akan terjadi saat sekolah dan orangtua saling bergandengan tangan. Bersinergi. Saling menguatkan. Melengkapi satu dengan lainnya. Menasehati saat ada kesalahan. Memberi masukan demi kebaikan. Bukan saling menyalahkan. Bukan merasa paling benar dalam pengasuhan. Bukan merasa menjadi yang terbaik dalam memberikan pendidikan. Bukan cuek terhadap tanggungjawab peran pengasuhan. Sejatinya anak-anak unggul  adalah saat peran orangtua optimal membersamai mereka. Sekolah beramanah mengasah kembali nilai-nilai pengasuhan yang sudah ditumbuhkan orangtuanya. Para pendidik di sekolah menjaga, menumbuhkan, merawat nilai kebaikan anak yang didapat dari ayah bunda.

Mahalnya sekolah tak menjamin anak berakhlak unggul. Karena sesungguhnya semua unsur pembentuk anak unggul ada pada orangtua hebat yang tak mengabaikan peran sekolah sebagai penguat pilar pendidikan. Majunya pendidikan, munculnya generasi unggul peradaban adalah sinergi dari tri pilar pendidikan. Orangtua-guru-masyarakat . Yuk para orangtua klik dengan sekolah. Hadir di program sekolah. Banyak ilmu serta peran orangtua yang harus kita asah.

-Silaturrahim bareng wali murid- Novita Ratna Andadari.

Gambar: diambil tadi pagi saat parenting wali murid TK B

Berikut resume parenting pagi ini:

💦💦💦💦💦💦💦💦

Parenting

Bersama: Ari Arofah, M.Psi

📚Motivasi hati: video seberapa dekat anak dan orangtuanya

📚Kedekatan emosional anak dan ortu penting

📚Guru les terbaik adalah ortu. Anak usia dini tidak perlu diikutsertakan les.

📚Apakah hasil nilai IQ bisa berubah?

📚Pentingkah hasil tes IQ?
Tes IQ hanyalah sarana. Jangan sampai setiap tahun di tes kan. Karena tes hanyalah untuk mengetahui sejauh mana kecakapan yg harus diasah.

📚Yang diungkap dalam tes kecakapan
1. Konsep-konsep sederhana
2. Kecakapan berbahasa
3. Motorik skill/koordinasi visual motorik
4. Kematangan sosial emosional
5. Kematangan kesiapan sekolah
6. Kecakapan kognitif

“Bahwa kecerdasan adalah sebuah konsep luas yang tidak bisa ditentukan dengan angka tertentu”(tokoh Binet)

📚IQ itu tidak ada, dan hasil tes IQ itu relatif. Berbeda dengan pendapat para pakar sebelumnya, menurut Alan S.Kautman, dosen psikologis klinis di Yake University School of Medicine, tidak ada yang namanya IQ.

📚IQ dipengaruhi oleh lingkungan.
Faktor lingkungan seperti nutrisi, kondisi sosial ekonomi, stress, dukungan dan perilaku sosial sangat mempengaruhi skor IQ.

📚Para peneliti juga menemukan bahwa kualitas pendidikan sangat berpengaruh terhadap tinggi rendah skor yang diperoleh seseorang.

📚Skor tes IQ seseorang bisa saja meningkat seiring dengan meningkatnya usia sosial.

📚Batita terpapar junk food ternyata memiliki Iq yang lebih rendah. Membaca fakta tentang IQ yang satu ini, tentu membuat kita prihatin.

📚Perbedaan fungsi otak kanan dan perkembangan otak kiri.
Misalnya: tumbang anak perempuan dan laki-laki tidak sama. Lebih cepat anak perempuan.
Hal ini disebabkan karena otak kiri laki-laki berkembang lebih lambat dari pada otak kiri anak perempuan.

📚 Perkembangan yang harus di stimulasi:
1. Tactil
2. Propioseptic
3. Vestibular

Ex: kecakapan menulis. Ini butuh kesiapan ke 3 hal di atas.

📚Tes IQ itu tidak dapat menjadi acuan kesuksesan

📚Hasil tes IQ bisa bermanfaat sebagai deteksi bagi perkembangan anak.
Bahasa, motorik, emotional, dan kognitif maupun lainnya.

📚bila didapati anak belum bisa menulis atau membaca saat SD. Maka ajak anak kembali ke stimulus usia TK. Asah lagi motorik kasarnya.
Ex: Berdiri satu kaki sebagai latihan keseimbangan (vestibular).

📚 Dengan memahami perkembangan dan kecakapan anak, ortu dapat mendampingi anak menuju kesiapan sekolahnya.

📚 Pilih mana?
Anak bisa berhitung dan membaca lancar.

Atau 👇🏻

Anak mandiri secara berfikir dan sosial emosi.

📚Asah dan prioritaskan anak mandiri secara berfikir dan sosial emosional.

📚 Fenomena anak-anak yang tak mampu mengelola emosinya saat remaja. Karena saat usia dini tak diasah kecakapan mandiri secara berfikir dan sosial emosionalnya.

📚 under achivire karena tidak terasah kematangan sosial emosionalnya

📚 Perkembangan dan kecakapan anak setara TK B:
1. Ketrampilan motorik skills kasar dan halus
2. Kecakapan bahasa dan kosa kata
3. Konsep2 dasar pembelajaran : waktu, warna, bentuk, benda2, angka, huruf
4. Kematangan dan kontrol emosi.
5. Kemandirian berfikir
6. Ketrampilan bersosialisasi dan adaptasi
7. Kognitif: pemahaman instruksi dan perintah, daya tangkap, berlogika, kecepatan merespon

📚 Kecakapan Motorik Skill (halus dan kasar)
1. Keseimbangan olah tubuh
2. Ketrampilan menulis, menggambar, dan menyusun
3. Ketrampilan life skill

📚 Kecakapan berbahasa dan kosa kata:
1. Mampu menyusun kata minimal 4-5 kata
2. Perbendaharaan dan kosa kata
3. Mampu menyusun cerita bergambar
4. Memahami bahasa non verbal
5. Memahami instruksi dan perintah
6. Mampu menyampaikan keinginan

📚 Kematangan dan kontrol emosi:
1. Mandiri bermain, mampu berganti peran
2. Kemandirian sosial
3. Kemandirian berfikir
4. Mampu mengendalikan emosi (egosentris)
5. Mampu dan bisa memahami orang lain
6. Kepercayaan diri

📚Googling gaya pengasuhan ala Elly Risman : hindari kata “jangan”

Otak tidak suka disalahkan. 3x disalahkan akan melemahkan daya juang

📚sebaiknya otak diajak untuk optimistis tumbuhkan daya juang.

📚 Kemandirian berpikir:
Mampu menyesuaikan apa yang dikerjakan.

📚 Pemahaman moral, agama dan karakter:
Sopan santun, tata krama, norma lingkungan

📚 piramida perkembangan:

1. Dasar–>tactile, vestibular, propioseptic
Usia dini harus dituntaskan

📚 Dampak psikomotor belum maksimal:
1. Mudah merasa lelah dalam menulis
2. Kurang rapi dan teratur dalam menggambar

📚Mampu menjawab pertanyaan sederhana:

KB–apa?
TK A– dimana, siapa?
TK B– mengapa, kapan?

📚 kematangan emosi akan diikuti dengan kemandirian berfikir

📚 ciri kemandirian berfikir:
1. Ketuntasan
2. Mampu dalam pengendalian diri
3. Percaya diri
4. Mau mencoba dan mencoba
5. Bertanggungjawab
6. Memiliki daya juang tinggi
7.jarang mengeluh

TK Little star
Sabtu, 16 November 2019

Diresume: bunda Dipta B2

💦💦💦💦💦💦💦
👆🏻itu catatan tadi bu

#IDareToReborn

#Batch2

#SpiritNabawiyahCommunity

#Day12

#challengegambar

#challengetulisan

#SygmaDayaInsani

 

https://www.facebook.com/Spirit-Nabawiyah-Community-110969039738075/

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan