Multi Profesi Seorang Ibu. Tak semua perempuan akan menyandang sebutan sebagai istri, dan tak semua istri akan punya sebutan ibu. Bersyukurlah wahai perempuan yang sudah menikah dan sudah disebut sebagai istri. Berbahagialah istri apabila sudah dikaruniakan gelar oleh Allah sebagai ibu. Memaknai sebutan, gelar, label atau kita mengistilahkannya profesi ibu adalah peran yang begitu mulia dihadapanNya kelak. Mulia tentunya apabila seorang ibu menunaikan amanahnya dengan baik. Tulisan kali ini kita akan mengulas tentang betapa ibu itu multi profesi. Ya ibu, anda seorang ibu? Yuk simak di blog ini.
Alhamdulillah saya sudah disebut sebagai ibu. Allah karuniakan dua amanah anak. Anak yang merupakan investasi akhirat. Dua anak. Anak pertama laki-laki baru duduk dibangku kelas 4 sekolah dasar. Anak kedua perempuan. Saat ini masih bermain dan belajar di taman kanak-kanak kelompok B. Di usia saya yang sudah hampir 35 tahun, bersyukur sekali menikmati betapa bahagianya menjadi seorang ibu. Diberikan olehNya kesempatan mengandung empat kali. Kehamilan pertama alhamdulillah sehat. Bayi juga lahir sehat. Hingga dia sekarang di kelas empat. Kehamilan kedua menginjak usia 3 bulan, ternyata Allah berikan takdir terbaik hamil anggur. Harus dikuret. Selang tiga tahun berikutnya Allah berikan kehamilan lagi, dan alhamdulillah kandungan sehat. Bayi perempuan cantik. Dia kini ada di TK B. Dua tahun kemudian hamil ke empat. Namun usia kandungan tak berlanjut sesuai harapan. Allah lebih sayang kepada calon janin. Terpaksa harus di kuret lagi. Sedih. Kondisi kandungan tidak memungkinkan untuk dipertahankan. Pendarahan terus-menerus. Usia kandungan baru satu bulan. Perjuangan mulia seorang ibu berproses. Tak mudah. Harus mau menjalani. Sunnatullahnya seorang yang bergelar ibu. Menjalani proses mengandung yang bersusah payah selama 9 bulan lebih. Tidur tak nyaman saat usia kandungan masuk tri semester ke tiga.
Perjuangan dahsyat berikutnya adalah proses melahirkan. Saat-saat ibu berjuang mengeluarkan bayi dari kandungan adalah saat kritis. Bertaruh nyawa. Baik itu melahirkan non-cesar ataupun dengan cesar. Semuanya berkorban. Berpayah-payah. Menungggu bukaan dari awal hingga pembukaan penuh. Allah membayar semua perjuangan seorang ibu kala itu. Terbayar sudah lelah dan kepayahan ibu saat bayi sudah menyapa dunia. Tangis bayi yang pecah menjadi obat bagi seluruh kesakitan yang dirasakan ibu. Betapa mulianya ibu menjalani proses melahirkan.
Usai mengandung, melahirkan seorang ibu juga mulai banyak menekuni berbagi profesi. Tak hanya merawat sang bayi dengan kasih sayang penuhnya. Ibu juga harus pandai membagi waktunya menjadi koki handal bagi keluarganya. Saat cucian menumpuk, sang ibu harus sigap beralih profesi mencuci pakaian layaknya tukang laundry. Musim sekolah tiba, ibu juga handal menjadi tukang ojek antar jemput bagi anak-anaknya. Ini tidak terlepas apabila ibu bekerja. Ibu harus membagi dengan profesional antara pekerjaannya dan tugas rumah tangganya. Ibu bekerja tak meninggalkan amanahnya sebagai ibu di rumah. Karena ibu adalah tonggak utama keluarga. Dibalik kasih sayangnya ibu ada sejuta profesi yang dijalaninya. (nra)
#terusmenulis
#satuharisatutulisan
#multiprofesiibu
#day17