Rumahku Madrasahku. Rumah, lingkungan, sekolah dan masyarakat adalah pilar pendidikan dasar bagi buah hati Ayah dan Bunda. Namun dari keempat hal tersebut, rumahlah yang mampu menjadi pilar utama. Pilar terpenting serta pilar yang paling berpengaruh untuk peradaban. Mengapa?
Rumah adalah tempat pertama kali bagi anak. Tempat dimana anak-anak menghabiskan waktunya. Rumah pulalah yang pertama kali bagi anak memperoleh panutan-panutan. Menyerap apa yang dilihat setiap waktu di rumah. Ya, panutan mereka adalah Ayah dan Bunda. Rumah adalah pondasi pertama bagi anak untuk membentuk akhlah, karakter serta menata bagaimana kelak mereka dewasa.
Karenanya rumah mengambil peran penting. Peran dahsyat dalam pendidikan bagi buah hati. Rumahlah yang pertama kali menerima buah hati Ayah Bunda sejak mereka terlahir dalam keadaaan fitrah. Ya rumah adalah tempat pertama yang menerimanya, bukan sekolah, bukanlah lingkungan. Dari rumahlah nantinya yang akan menentukan apakah akan merawat dan menguatkan fitrah tersebut, ataukah justru sebaliknya rumah akan memudarkan bahkan merusak fitrah tersebut.
Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah yang diriwayatkan dari Abu Hurairah:
“Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah (Islam). Kedua orangtua-nyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani atau Majusi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Islam begitu indah menata kehidupan rumah tangga muslim. Mulai bagaimana memilih pasangan. Memuliakan istri, suami. Merawat fitrah anak sejak bayi. Alllah SWT telah menganugerahkan fitrah kepada setiap bayi . Lalu Allah menitipkan fitrah tersebut kepada Ayah dan Bunda. Peran keduanya lah yang berpengaruh besar untuk mengarahkan, merawat fitrah buah hati mereka sesuai keinginannya. Oleh karenanya Islam sangat memperhatikan rumah dan keluarga. Membagi peran antara ayah dan bunda. Kewajiban ayah menanggung nafkah. Menjadi kepala sekolah bagi keluarga. Tak hanya kewajiban menanggung nafkah, ayah juga harus mengambil peran utama dalam keteladanan, melatih tanggung jawab kepada anak serta pembentukan karakter unggul yang lain. Bunda juga punya peranan penting, sebagai navigator ayah. Mengatur rumah tangga, mendampingi buah hati, membantu kepala sekolah untuk merawat serta membentuk karakter unggul buah hati.
Waktu panjang di rumah bersama keluarga harusnya dikelola dengan baik. Karena kesempatan emas sejak buah hati hadir di rumah bersama ayah bunda, sejak itu pulalah ayah bunda bercocok tanam mengajarkan nilai-nilai unggul, menemukan potensi buah hati, lantas menyusun rencana pengembangan potensi tersebut untuk diaplikasikan dengan baik. Jangan sampai masa kanak-kanak yang panjang ini terlewatkan begitu saja. Rumah berperan penting membersamai buah hati di waktu yang panjang pada fase kanak-kanak. Pendidikan yang dirasakan oleh buah hati pada fase kanak-kanak akan melekat sepanjang usianya. Fase inilah karakter melekat kuat dalam diri anak.
Hal ini dikuatkan oleh tulisan Rene Dubos dalam bukunya So Human an Animal. Ia mengatakan: “Saya memberikan penekanan khusus terhadap pengaruh pendidikan di usia dini, baik prakelahiran maupun pascakelahiran. Sebab, pendidikan tersebut membekas begitu dalam dan kekal. Bahkan, membawa pengaruh begitu besar terhadap kehidupan manusia.” Rene melanjutkan bahwa pengalaman hidup anak usia dini adalah unsur yang membentuk karakteristik raga dan jiwa anak yang mustahil untuk diubah setelahnya. Memang tidak semuanya. Namun secara mayoritas, karakter tersebut tidak dapat diubah total.
Nah, ayah bunda betapa rumah berperan penting, pertama dan utama dalam pembentukan karakter unggul buah hati. Rumah benar-benar menjadi tempat lahirnya muslim sejati. Rumah, keluarga adalah batu bata pertama untuk membentuk masyarakat yang baik. Masyarakat yang baik akan membentuk bangsa yang berperadaban. Rumahku madrasahku. (nra)