Skip to main content

Siap, Sedia, Selamatkan Nyawa, Dharma Wanita Persatuan Dispendik Surabaya Gelar Pelatihan Belajar Bantuan Hidup Dasar (BLS)

KHSblog.net- Siap, Sedia, Selamatkan Nyawa, Dharma Wanita Persatuan Dispendik Surabaya Gelar Pelatihan Belajar Bantuan Hidup Dasar (BLS). Sabtu, 5 Oktober 2024 Dharma Wanita Persatuan (DWP) Dispendik Kota Surabaya menyelenggarakan pertemuan rutin serta pelatihan bertajuk Basic Life Support/ Bantuan Hidup Dasar, di ruang Ki Hajar Dewantara Dispendik Kota Surabaya Jalan Jagir Wonokromo 354-356 Surabaya.

Dharma Wanita Persatuan Dinas Pendidikan (DWP) Dispendik sukses menggelar pelatihan Basic Life Support (BLS). Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kemampuan anggota dalam memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan. Dengan bekal pengetahuan dan keterampilan BLS, diharapkan anggota DWP dapat bertindak cepat dan tepat saat menghadapi situasi darurat.

Tidak kurang dari 200 anggota DWP Dispendik hadir dengan menggunakan drescode batik DWP mulai mengisi kursi yang sudah disediakan panitia DWP Dispendik Kota Surabaya. Tepat pukul 08.00 WIB pemandu acara membuka pertemuan rutin bulanan.  Peserta adadalah dari perwakilan sekolah anggota DWP mulai dari unsur pelaksana DWP SDN hingga DWP SMPN se-Surabaya.

Lagu Indonesia Raya serta Mars Dharma Wanita menjadi spirit awal dalam setiap sesi gelaran acara DWP khususnya pada hari ini. Dipandu ibu Fatikha selaku ketua DWP SDN Dr. Soetomo sebagai dirigen lantunan lagu serentak dinyanyikan semua pengurus serta anggota DWP Dispendik.

Acara berikutnya adalah doa agar acara berjalan lancar dan penuh manfaat serta keberkahan sejak dari awal hingga selesai acara.

Berikutnya adalah sambutan Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya yaitu Bapak  Yusuf Masruh.

“Waktu itu seperti gunung es, kelihatannya tinggi tapi cepat habis, terkena sinar matahari. Siap-siap sebentar lagi bertemu ramadhan. Mulai menyambut puasa. Amanah guru adalah membentuk karakter anak. Keberhasilan pendidikan itu ada di semua elemen sekolah. Mulai dari tenaga kebersihan sampai gurunya,” ujar Yusuf Masruh mengawali sambutan.

“Dharma Wanita Persatuan ibarat ekstrakurikulernya Dispendik. Baik itu kegiatan formal ataupun ekstrakurikuler harus berjalan baik,” lanjut Kadisdik Yusuf Masruh

“Tanggungjawab pendidikan ada tiga yaitu orang tua, guru, lingkungan. Terimakasih kepada DWP, hari ini memfasilitasi belajar penanganan bantuan hidup dasar serta kedaruratan. DWP harus bisa memotivasi para suami yang guru agar bisa terus seimbang kesehatannya. Yang banyak sekarang adalah penyakit jantung, diabetes. Allah memberikan ujian kapan saja dan dimana saja. Berikutnya ditingkatkan dengan tema parenting, menghadirkan narasumber yang sesuai kebutuhan. Masalah 4 sehat 5 sempurna tidak hanya tugasnya Dinkes tetapi juga Dispendik. Contoh 5 sempurna, guru kolaborasi dengan wali murid. Saling support. Dinas ini rumah njenengan semua, agar hidup dengan kegiatan njenengan,” pungkas Yusuf Masruh.

Sedangkan ibu Irma Rahma Yusuf Masruh selaku Ketua DWP Dispendik memberikan sambutan yang cukup singkat pada pertemuan rutin kali ini.

“Hari ini akan diisi dengan kesehatan. Tema bantuan hidup dasar. Cara-cara bagaimana bisa membantu saudara atau tetangga yang membutuhkan bantuan. Akhir-akhir ini kondisinya demikian. Mendapatkan pelajaran berharga dari berita artis Marisa yang telah berpulang. Bagaimana menangani tersedak, jantung, dst. Dialami papa saya usia 78 tahun. Hari ini belajar agar saat ada kondisi kedaruratan, seperti sekian menit yang bisa membantu nyawa seseorang. Meskipun belajar yang sedikit ini tetapi bisa bermanfaat. Kita akan praktek dan simulasi dipandu dari tim yang sudah hadir, papar Irma Yusuf Masruh dalam sambutan dan arahannya.

Bergeser ke acara berikutnya yaitu pemaparan materi oleh narasumber tentang Bantuan Hidup Dasar, adapaun narasumbernya adalah dari tim anastesi (salah satu rumah sakit swasta di Surabaya).

Dalam pelatihan ini ada tiga orang narasumber antara lain Nur Isnaini merupakan pengurus DWP  (istri dari Ketua MKKS Wilayah Barat) yang berprofesi sebagai tenaga medis tim anastesi, Bayu , Rifki dan Dian.

“Terimakasih atas kesempatan yang diberikan untuk berbagi ilmu dan bisa ditularkan kepada masyarakat nantinya,” pesan Nur Isnaini sebelum memulai materi.

Mengapa kita perlu paham dan belajar Basic Life Support/Bantuan Hidup Dasar? Di sekitar kita tiba-tiba ada korban, paling tidak sedikit kita memberikan bantuan. Memberikan bantuan versi awam hingga tenaga medis datang menolong.

Jantung merupakan organ vital yang penting. Ganguan fungsi jantung bisa mengakibatkan kematian. Airway atau jalan nafas terbagi menjadi dua yaitu pertama: jalan nafas atas dari mulut, hidung, dst,. Kedua adalah jalan nafas bawah bagiannya adalah bronkus, bronkeolus, alveolus (saluran pernafasan).

Narasumber juga memaparkan bagaimana menilai adanya gangguan jalan nafas misalkan ada korban, maka lakukan langkah-langkah ini. Pertama lihat (look) gerakan dada dan perut korban, kedua dengar (listen) yaitu suara nafas tambahan, ketiga adalah rasakan (feel) aliran udara nafas.

Kalau itu ada gangguan jalan nafas, itu karena ada (obstruksi) sumbatan jalan nafas. Obstruksi Sumbatan jalan nafas ada dua

  1. Obstruksi total à pernafasan “see saw”
  2. Obstruksi parsial (sebagian) à memberikan suara nafas tambahan
  1. Benda padat à “snoring”
      1. Benda cair à “gargling”
      2. Edema/bengkak à “stridor/crowing”

Pernafasan see saw adalah nafas yang tidak teratur. Kondisi tidur yang mendengkur ini anggapannya sepele namun bisa fatal. Harus diwaspadai tidur mendengkur, karena bisa terjadi sumbatan jalan nafas. Nah bagaimana membebaskan jalan nafas diperlukan pada tiga kondisi berikut ini:

  1. Orang tidak sadar à reflex mempertahankan jalan nafas ( – )
  2. Obstruksi (sumbatan) jalan nafas
  3. Membutuhkan bantuan nafas

Ketika membantu membebaskan jalan nafas pada tenaga medis menggunakan alat. Sedangkan kita awam membebaskan jalan nafas tanpa menggunakan alat (triple airway maneuver).

Pertama amankan dulu diri kita.  Kemudian menekan dagu dengan menengadah. Jaw Thrust (ini dilakukan untuk pasien trauma). Trauma kepala misalnya.  Ibu jari diletakkan kedua pipi korban.

Jaw Thrust pada pasien trauma:

Teknik:

  1. Posisi penolong diatas kepala korban
  2. Letakkan kedua ibu jari pada tulang pipi /zygoma
  3. Letakkan jari telunjuk dan jari tengah dibelakang angulus mandibula
  4. Dorong mandibula kedepan dan atas

Kalau benda cair maka lakukan finger sweep (tanpa alat)

Berikutnya narasumber menjelaskan apa itu Choking. Choking: sumbatan jalan nafas karena benda asing. Apa saja tanda-tanda choking:

  • Wajah terlihat bingung, cemas dan pucat
  • Salah satu tangan memegang leher
  • Berulang-kali batuk
  • Susah bernafas dan susah berbicara (sampai tidak keluar suara)
  • Tidak sadar (paling berat)

Apabila korbannya ibu hamil bagaimana? Maka lakukan dari dada di atasnya perut. Choking pada diri sendiri dan sendirian (tidak ada orang lain) maka lakukan membungkuk, tekan perut ke arah benda yang keras (kursi).

Pengelolaan sirkulasi, Menilai sirkulasi

  • Raba perfusi perifer
  • Raba nadi radialis atau femoralis
  • Nilai capillary refill time
  • Raba arteri karotis bila nadi perifer tidak teraba

Menolong nyawa seseorang itu hitungannya tidak hanya menit, hitungannya tetapi detik.

Berikut ini adalah langkah-langkah bagaimana menerapkan Bantuan Hidup Dasar:

  1. Amankan korban dan penolong
  2. Periksa kesadaran/respon korban
  3. Minta bantuan/call for help
  4. Bebaskan jalan nafas dan periksa nafas
  5. Pijat jantung 30 kali
  6. Beri nafas buatan 2 kali

Narasumber menegaskan kepada peserta Bila anda tidak mampu atau tidak tahu cara membebaskan jalan nafas, cara memberi nafas buatan atau tahu tetapi tidak mau melakukan nafas buatan maka: lakukan pijat jantung saja.

“Tim anastesi royok’ an dengan malaikat izroil, namun saat keluarga pasien sudah mengikhlaskan ya mau bagaimana lagi” ujar Nur Isnaini.

Pesan narsumber lainnya bahwa suplai oksigen ke otak sangat penting. Untuk yang biasa tidur mendengkur sebaiknya posisi tidur miring apalagi kalau sudah usia lanjut. Ingat waktu sangat berharga. Time saving is life saving.

Usai sesi pemaparan materi, narasumber bersama tim mengajak peserta yang hadir untuk mempraktekkan apa yang sudah disampaikan. Peserta yang sudah dibagi menjadi tiga kelompok ini maju bergantian dengan durasi 10 menit untuk simulasi didampingi narasumber dan tim.

Peserta sangat antusias mengikuti sesi praktek dan memberikan tanggapan positif. “Pelatihan ini sangat bermanfaat, saya merasa lebih percaya diri dalam memberikan pertolongan pertama,” ujar Retno Husaini Ketua DWP SMPN 57 Surabaya.

Pelatihan Basic Life Support (BLS) yang diselenggarakan oleh Dharma Wanita Persatuan Dinas Pendidikan (DWP Dispendik) telah memberikan manfaat yang signifikan bagi para peserta. Melalui pelatihan ini, anggota DWP tidak hanya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan pertolongan pertama, tetapi juga meningkatkan rasa percaya diri dalam menghadapi situasi darurat. Diharapkan, ilmu yang diperoleh dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat menyelamatkan nyawa banyak orang.

baca juga :

Tinggalkan Balasan