Skip to main content

Apa Kabar Imanmu di Ramadhan kawan?

Apa Kabar Imanmu di Ramadhan kawan? Bagiamana kabar iman di hari ke enam ramadhan ini kawan? Semoga iman kita senantiasa stabil, atau bahkan meningkat dari hari-hari biasanya. Bersyukurlah kita sebagai umat muslim, karena ke Maha Rahman dan RahimNya sudah banyak limpahan kenikmatan yang sudah diberikan kepada kita, nikmat terbesar yang kadang terlupakan yaitu nikmat berislam dan nikmat keimanan.

Namun apakah iman kita berkesesuaian dengan nikmatNya yang tidak pernah ada henti-hentinya dicurahkan kepada semua mahlukNya. Apalagi sampai hari ini kita masih diizinkanNya berjumpa Ramadhan. Keistimewaan ramadhan ini tentunya menjadikan kita  semakin melejitkan keimanan melalui beragam ibadah, baik itu ibadah maghdoh maupun ghoiru maghdoh.

Kondisi keimanan memanglah tidak selalu terus menerus dalam kondisi stabil, kadang iman itu meningkat atau terkadang bisa menurun. Adanya penurunan dan peningkatan iman ini membutuhkan proses yang bernama kesungguhan, kesabaran, tidak hanya dalam kondisi fujur (lemah) lalu kembali beriman, tetapi harus benar-benar bisa menjaga dan memperbaharui imannya.

Ditegaskan Allah di dalam firmanNya Q.S. As-Syams: 8-10;

“…maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketaqwaaannya. Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu). Dan sungguh rugi orang yang mengotorinya”

Kedua jalan inilah yaitu fujur (kejahatan) dan jalan ketaqwaan oleh Allah digunakan untuk menyeleksi diantara hamba-hambaNya manakah yang tetap di di jalan taqwa, mendekatkan diri kepadaNya. Iman yang sejatinya selalu bergandengan dengan Islam. Iman dan Islam yang merupakan nikmat terbesar yang patutnya kita syukuri setiap saat. Karena tanpa iman maka Islam tidak tegak.

Imanlah yang dengannya kita akan tetap bisa eksis , memiliki ketahanan, daya juang terhadap berbagai macam ujian yang Allah berikan. Betapa kita sering terlena dengan banyaknya kenikmatan dan kesenengan duniawi yang sifatnya semu semata, lalu melupakan meletakkan iman kita setiap saat  dalam segala kondisi harusnya.

Ramadhan datang iman juga datang, tak hanya sekedar datang iman itu, yang biasanya di luar ramadhan iman itu bisa jadi tak pernah mampir di jiwa.Lebih dari sekedar datang iman tersebut, namun ada juga yang kadar iman nya biasa-biasa saja di ramadhan tiba-tiba terjadi peningkatan. Sungguh luar biasa kekuatan ramadhan bisa menggerakkan iman seseorang. Sempat berpikir betapa Allah menyisipkan hikmah yang luar biasa kepada orang-orang yang mau berpikir tentang Allah yang Maha Adil.

Ramadhan hanya diberikan jatah sebulan lamanya, bukannya seluruh bulan tersebut adalah ramadhan, karena kekuatan ramadhan yang hanya dihadirkan sebulan inilah Allah menguji, men-screening apakah diantara hamba-hambaNya benar-benar merealisasikan keimanannya sebagai bukti cinta kepadaNya.

Seperti halnya ketika seorang suami mencintai istrinya, maka ketika suami diminta oleh si istri membuktikan kecintaan, saat itu juga suami akan benar-benar mengupayakan apa yang diminta oleh istrinya sebagai bentuk keseriusan suami atas cintanya. Keseriusan itupula lah yang harusnya kita berikan kepada Allah sebagai bentuk bukti cinta kita. Iman yang lahir dari cinta tanpa ada pamrih atas apapun, iman yang selalu dihadirkan di segala kondisi, iman yang tak akan bisa digadaikan dengan kesenangan singkat.

Ramadhan yang dihadirkna Allah ini seyogyanya mampu mendongkrak iman kita yang kadarnya minim, bahkan kurang agar nantinya setelah lulus di ramadhan iman tetap melekat dan tidak kandas seiring perginya ramadhan. Berkurangnya iman dikarenakan banyaknya kita bermaksiat.

Namun dengan ramadhan Allah sudah menyediakan lumbung-lumbung kebaikan yang bisa kita isi dan menonaktifkan syetan-syetan di bulan suci. Maksiat era kini hadir dengan halus lewat sosial media, hadirnya fasilitas baik itu WA grup, instagram, dan sejenisnya digunakan untuk saling menjelekkan dan menjatuhkan satu sama lain, adab dan akhlak tak lagi terjaga.

Perkataan sia-sia bahkan menyakiti diposting di akun-akun dengan ramainya. Astaghfirullah, semoga ramadhan ini kita mau bermuhasabah, introspeksi diri atas perbuatan-perbuatan yang tak menghadirkan manfaat sama sekali, justru malah menimbulkan keburukan. Karena hal-hal demikianlah yang akan merusak iman kita. Sebaliknya apabila hadirnya ramadhan ini kita optimalkan untuk memperbaiki, menjaga kualitas iman kita  akan berpengaruh dan terasa manfaatnya pada diri kita yang semakin dekat kepadaNya, tidak akan mudah berputus asa sebagaimana firmanNya Q,S Az-Zumar 53:

“Katakanlah, wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Maha Pengampun, Maha Penyayang”

Teringat nasehat yang disampaikan oleh Ibnu Taimiyyah, bahwa: di dunia ini terdapat surga. Barangsiapa yang tidak memasukinya, maka dia tidak akan memperoleh surga akhirat.” Apakah surga di dunia itu? Yaitu iman. Iman adalah mencintai Allah, mengenal  Allah, senantiasa mengingat-Nya. Merasa tenang dan thuma’ninah ketika bermunajat pada-Nya, menjadikan kecintaan hakiki hanya untuk-Nya, memiliki rasa takut (khauf) dan dibarengi rasa harap (roja’) kepada-Nya, senantiasa bertawakkal kepada-Nya dan menyerahkan segala urusan hanya pada-Nya.

Nah kawan, mari kita buat ramadhan kali ini adalah ramadhan untuk bisa memasuki surga di dunia sebagai bekal perjalanan panjang menuju surga akhirat dengan terus menjaga, meningkatkan keimanan dengan beragam cara diantaranya sholat ketika masuk waktu sholat, tilawah Al-Qur’an, menghidupkan qiyamul lail (sholat malam) senantiasa mengingat Allah, jangan lupa pula dzikrul maut (mengingat mati).

Cara-cara demikianlah yang akan mengantarkan kita pada iman yang  puncak hingga akhirnya mencapai derajat ketaqwaan.(NRA)

#RamadahanBerbagiInspirasi

#FLPGresik

#Day6

Tinggalkan Balasan