Skip to main content

Mewarisi Semangat Kepahlawanan Islam

Mewarisi Semangat Kepahlawanan Islam. Rasulullah sesungguhnya pahlawan Islam. Umar bin Khattab, Hamzah bin Abdul Muthalib, Abu Bakar As-Shiddiq, Abdurrahman bin Auf juga para sahabat yang lainnya. Begitu banyak nama-nama para pahlawan islam. Bisa jadi saat kita ditanya sudah mengenal dan sudah pernah membaca sejarah hidupnya sahabat Rasulullah? kita mengaku ada yang pernah mendengar namanya saja, namun belum pernah mengetahui sejarah perjuangannya.

Begitu banyaknya kisah sahabat, sahabiyah, khalifah dan juga pahlawan islam yang tidak kita kenal sejarah hidupnya padahal telah nyata perannya dalam perkembangan Islam. Sejarah peradaban Islam tidak pernah kekurangan pahlawan untuk dikisahkan ceritanya dan dijadikan teladan dalam kehidupan. Kita sajalah yang belum mengenal mereka.

Nilai-nilai kepahlawanan dari para nabi, para sahabat harusnya menjadi sumber untuk dikisahkan kepada keluarga kita. Semangat kepahlawanan Islam layaknya menjadi warisan untuk anak-anak. Generasi peradaban. Generasi yang akan melanjutkan estafet perjuangan. Perjuangan meluaskan kebaikan.

Nilai-nilai kepahlawan Islam itu diantaranya adalah:

  1. NALURI KEPAHLAWANAN . Setiap ada tantangan akan membangkitkan naluri kepahlawanan. Resiko-resiko besar hanya bisa dipikul oleh mereka yang memiliki naluri kepahlawanan.
  2. Tidak ada satu pun pahlawan kecuali mereka pahlawan sejati. Perang Badar dengan jumlah pasukan Islam pada saat itu tak sebanding dengan musuh. Tidak perlu takut dengan sumber daya yang terbatas selama ada IMAN. “Carilah kematian, niscaya kalian akan mendapatkan kehidupan”. (pesan Abu Bakar As-Shiddiq kepada tentara Islam yang akan berperang).

Keberanian itu dari ilahiah (bawaan). Keberanian itu dilatih, ditumbuhkan. Seperti Bilal yang sering takut. Setelah masuk Islam mengucap syahadat, tiba-tiab menjadi pemberani. Sampai pada kisahnya saat diuji IMANnya. Diseret di padang pasir dan ditindih batu, masih tetap mengucap kata : “Ahad, Ahad (Allah Yang Esa)

Bagaimana  cara menumbuhkan keberanian? Ajari anak-anakmu ketangkasan. Rasulullah menyampaikan ajarilah anak-anakmu berenang. Dengan berenang seluruh sel terstimulus. Ajarkan juga memanah. Saat berlatih memanah maka akan menstimulus otak, serta ajarkan anak berkuda. Sedangkan nasehat Umar bin Khattab: “ajari anak-anakmu sastra (kisah-kisah kepahlawanan”. Jangan jadikan anak-anak kita lebay, cengeng.

  1. Keberanian itu kesabaran sesaat. Namun keberanian itu selalu harus diiringi kesabaran. Karena ternyata orang-orang yang sabar itu kekuatannya besar.

“Wahai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti”. (Al-Quran surat Al-Anfal: 65)

  1. Semangat berkorban selalu ditanamkan oleh Rasulullah shallahu ‘alaihi wassalam. Khairunnas anfa’ahum linnas. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain. Setiap waktu, setiap kondisi siap untuk berkorban untuk orang lain, bangsa dan negara.
  2. Pahlawan Islam berjuang, bersaing dengan para sahabat Rasulullah tujuannya adalah SURGA Allah. Ber-fastabikhul khairat. Saling berlomba-lomba dalam kebaikan. Berkompetisi di masa lalu, hari ini dan seterusnya.

“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa”.(Al-Qur’an surat Ali ‘Imran: 133)

  1. Memiliki kerangka berpikir sebagai salah satu kepribadiannya untuk selalu bermanfaat bagi orang lain. Mau berkorban untuk orang lain.
  2. Selalu bersemangat. Mempunyai harapan, cita-cita. Tak mudah putus asa.
  3. Mempertahankan keistiqomahan. Konsisten. Semakin dekat seseorang dengan Allah semakin istiqomah. Berani pula seseorang tersebut. Sebagaimana Ibnu Taimiyyah yang menyampaikan bahwa: “ diantara keberanianku adalah membaca ma’tsurat (dzikir padi dan petang), dan itu adalah energi baru untuk semua aktivitasku”.

Nah kawan jama’ah pesbuker, betapa nilai-nilai kepahlawanan Islam ini luar biasa untuk bisa kita wariskan. Kisahkan dan wariskan kepada istri, anak-anak kita. Karena baiknya peradaban adalah dimulai dari individu yang baik. Individu sebagai ayah, individu sebagai ibu. Setelah individu berikutnya adalah keluarga yang baik. Keluarga yang baik meneladani Rasulullah, mengenal pahlawan Islam, para sahabat kemudian berupaya mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Mari kita mulai dari diri sendiri, lalu keluarga untuk mewariskan semangat kepahlawanan Islam.Mulai sekarang. Tak hanya di momentum peringatan hari pahlawan. Kobarkan semangat kepahlawanan Islam.

-catatan pagiku: Novita Ratna Andadari-

#IDareToReborn

#Batch2

#SpiritNabawiyahCommunity

#Day5

#challengegambar

#challengetulisan

#SygmaDayaInsani

 

https://www.facebook.com/Spirit-Nabawiyah-Community-110969039738075/

 

 

 

Tinggalkan Balasan