Skip to main content

Belajar Mendidik Anak yang Seharusnya

Belajar Mendidik Anak yang Seharusnya. Anda sudah berkeluarga?masih berdua saja bersama istri atau sudah riuh ramai bersama kesemua buah hatinya? Betapa bahagianya kebersamaan orangtua dan anak-anaknya. Bersyukurlah sudah diberikan gelar dengan panggilan ayah serta ibu. Karena tak semua laki-laki akan dipanggil ayah begitupun tak semua perempuan akan disebut sebagai ibu. Dikarunai anak alhamdulillah itu rizki luar biasa dari-Nya. Anak adalah investasi sepanjang masa. Mendidik anak adalah sebuah keniscayaan untuk para orangtua. Namun bagaimanakah seharusnya kita mendidik mereka. Berikut ini ada tulisan apik dari ayah Aldy. Seorang ayah praktisi parenting serta founder ayah hebat. Simak ya.

Tak pernah terbayangkan kalau saat ini anda sudah memiliki anak. Otomatis ada tanggungjawab lebih karena anda harus menghidupi anak ini sampai akhir hayat nanti, sebagai amanah yg harus dipegang atas titipan Allah.
.
Kalau anda tau bahwa jadi orang tua itu bukan bakat, melainkan dibentuk dari proses belajar.
.
Dan kalau anda melihat ada orang tua yang mahir dalam mendidik anaknya, dibalik itu semua adalah karena proses belajarnya yang luar biasa.
.
Semua orang tua pasti pernah membentak, memarahi anak terlebih saat emosi lagi datang. Padahal anda tau bahwa membentak anak itu bukan hal yang baik dalam mendidik anak.
.
Tetapi ketika emosi lagi berantakan lagi, anda pun akan tersulut untuk membentaknya, apalagi kalau anak sulit diajak kerjasama, rewel, maunya banyak, dan lain – lain.
.
Hal itu membuktikan bahwa jadi orang tua yg mahir dalam mendidik anak bukanlah bakat yg langsung lahir, melainkan karena proses belajar yang terus menerus dicoba, terus mengevaluasi hasil belajar yg didapatkan.
.
Saat anda sudah mampu bekerja sama dgn anak, sebelumnya anda juga merasakan bagaimana susahnya bersepakat dgn anak, sulitnya membangun komunikasi dari hati ke hati.


.
Bila sekarang anda mulai belajar mendidik anak yg seharusnya, mau menghadapi kesulitan itu, mau bersabar lebih ekstra, maka kelak kita akan menuai apa yg kita tanam saat ini.
.
Ingat, memahami anak itu BERFIKIR APA YANG DIA PIKIRKAN MELIHAT DARI SUDUT PANDANGNYA, MERASAKAN YANG DIA RASAKAN.
.
Bukan sebaliknya, anak yg diminta memahami pikiran orang tuanya, diminta mengerti sudut pandangnya, disuruh merasakan apa yg dirasakan orang tuanya.
.
Mendidik dan memahami anak, cukup kita duduk disampingnya, merasakan tawa bahagianya atau tangisan sedihnya. Mendengarkan apa yg dia keluhkan dalam perjalanan hidupnya.
Bukan merasa lebih tinggi dan hormat karena kita orang tuanya dan merasa tau atas segalanya.
.
Terkadang untuk menyelami hati anak kita hanya perlu duduk tak melakukan apa2, tak menebar kata2, cukup diam dan gunakan hati. Merasakan apa yg anak rasakan.
.
Itulah kunci membangun kedekatan dgn anak..

Bang Aldy
Praktisi Parenting
Founder ayahhebat.

Tinggalkan Balasan