Skip to main content

Bersyukur Agar Tak Kufur

Bersyukur Agar Tak Kufur. Membahas tentang tema syukur  tak ada habisnya. Mengapa? karena dimensi kesyukuran kita terhadap Sang Maha Kaya sungguh unlimited. Tak ada habisnya. Beragam nikmat yang dicurahkan kepada semua mahluknya, hingga terkadang bentuk syukur  yang hanya dilisankan pun tak cukup untuk mengganti atas semua yang sudah kita terima.

Tak ada habisnya nikmat Allah tak cukup diganti dengan amal ibadah seumur hidup. Allah pun juga tak membutuhkan ibadah kita. Karena Allah Maha Kaya. Maha Tinggi dari semua mahluk yang merasa tinggi hati.

Betapa nikmat yang diberikanNya tak mampu kita hitung secara matemastis. Bahkan nikmat yang sudah kita terima tanpa kita sadari tak juga membuat lisan kita berucap syukur. Lupa. Lalai. Ya, karena bisa jadi kita terlalu sering lebih banyak mengeluh daripada mensyukuri apa yang sudah kita miliki saat ini. Nauzubillah min dzalik.

Sungguh Allah telah memberikan banyak nikmat pada kita. Maka bersyukurlah. Seperti firman Allah Q.S. Al-Baqarah: 152; “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku”.

Q.S Al Baqarah: 172 “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah”.

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih“. (Q.S.Ibrahim:7)

Maka kita sebagai hamba yang benar-benar cinta kepada Allah senantiasalah banyak bersyukur. Karena Allah sudah berjanji bahwa yang benar-benar bersyukur akan ditambah nikmatnya. Namun sebaliknya apabila kita lalai Allah akan mengazab atas keingkaran nikmat itu sendiri. Semoga kawan-kawan semua pandai mensyukuri nikmat-nikmatnya. Kenikmatan, rizki yang mulia (rizkul karim) tak hanya berupa materiil apabila dari sudut pandang manusia. Tetapi rizki mulia itu meliputi apa yang sudah ada pada diri kita. Non materiil pun adalah merupakan rizki mulia. Sehat tubuh kita juga bagian dari kenikmatan yang tak ada bandingannya dengan apapun. Anak sholih-sholihah, istri yang menenangkan hati, suami yang yang bertanggung jawab sebagai imam keluarga. Ini juga rizki mulia dari Rabbul Izzati.

Kawan, sekedar mengingatkan bahwa rasa syukur itu bagi orang-orang beriman akan spontanitas teraplikasi dari sikap, lisan dan perilakunya. Hubungan dengan Allah pun biasanya begitu intens. Disiplin sholat lima waktu. Tidak menunda-nundanya. Menjaga dan merwat hubungan baik keluarganya. Peka terhadap tetangganya. Artinya hubungan dengan Allah baik, demikian hubungan dengan manusia juga baik. Jadi mari kita selalu bersyukur atas semua yang sudah kita miliki dan diberikan olehNya agar kita tak menjadi manusia kufur.Namun sebaliknya jika kita pandai bersyukur maka keberkahan akan senantiasa melingkupi diri kita dan keluarga kita dunia dan akhirat. Aamiin.(nra)

#terusmenulis

#day5

Tinggalkan Balasan