Skip to main content

Kawans, Mari Pertahankan Nilai-Nilai Ramadhan

Kawans, Mari Pertahankan Nilai-Nilai Ramadhan. Saat bulan mulia, bulan suci Ramadhan meninggalkan kita bulan yang penuh keberkahan itu juga meninggalkan nilai-nilai yang begitu berharga. Nilai-nilai yang sebulan penuh kita lakukan demi mencapai derajat taqwa di hadapanNya. Nilai-nilai berharga tersebut harusnya senantiasa terus kita pertahankan hingga Rabbul Izzati  mempertemukan kita kembali dengan ramadhan tercinta di tahun berikutnya.

Alangkah meruginya apabila selama sebulan penuh itu kita tidak meneruskan nilai-nilai yang teramat berharga. Nilai-nilai berharga yang bisa diambil selama membersamai ramadhan tersebut diantaranya adalah nilai keimanan, nilai akhlak, nilai ibadah serta nilai sosial.

Nilai Keimanan

Ramadhan yang menempa kita sebulan penuh lamanya, memberikan kita penguatan akan kepercayaan dan keyakinan kita kepada seruan-seruan serta janji Allah. Beragam ibadah yang kita lakukan di ramadhan mulai dari makan sahur hingga berbuka puasa, menjadikan keimanan kita semakin memenuhi hati serta memotivasi agar senantiasa membuktikan cinta kita kepada Nya yaitu taat atas perintahNya dan menjauhi semua laranganNya.

Menguatnya keimanan ini karena didasari oleh keikhlasan, memurnikan ibadah kita hanya karena Nya semata. Menjalankan seluruh aktivitas ibadah tanpa ingin dipuji, atau sekedar terlihat alim di waktu ramadhan. Keikhlasan yang berorientasi menuju kehidupan kekal yaitu akhirat. Apalah artinya apabila aktivitas ibadah dan kebaikan kita jika tanpa dilandasi oleh keikhlasan kepada Nya, betapa meruginya, hanya lelah fisik dengan ibadah dan kebaikan yang sudah dilakukan.

Kesia-sia saja yang didapatkan. Pahala pun melayang. Mengerikannya lagi apabila ikhlas tak hadir di hati kita justru akan membahayakan baik di kehidupan dunia dan akhiratnya. Nah, inilah dahsyatnya ramadhan yang mampu memberikan pengaruh luar biasa bagi penguatan keimanan kita. Betapa ramadhan begitu mahalnya karena di dalamnya suguhan, jamuan dihadirkan untuk orang-orang yang memahami esensinya. Benarlah apa yang dinasehatkan oleh Ibnu Taimiyyah yaitu:

sesungguhnya di dunia ini ada surga, apabila dia bisa memasuki surga di dunia maka dia  bisa memasuki surga sesungguhnya yaitu akhirat”.

Apakah surga di dunia yang dimaksud oleh beliau? Yaitu keimanan. Keimanan yang akan menghadirkan ketenangan di kehidupannya. Melimpahnya harta, jabatan, dan tempat tinggal yang luas tidaklah akan memberikan ketenangan bagi pemiliknya apabila tak ada keimanan di dalam hatinya. Nilai keimanan dari proses gemblengan Ramadhan hendaknya kita jaga usai ramadhan. Iman adalah kunci kebahagiaan.

Nilai Akhlak

Kedahsyatan Ramadhan berikutnya adalah membuahkan nilai akhlak bagi yang bersungguh-sungguh menjalani Ramadhan dengan ketulusan niat karenaNya. Betapa tidak demikian, dari kesungguhan niat ini melahirkan penampilan penuh pesona mewarnai orang-orang yang berpuasa. Puasa Ramadhan sebagai perisai menumbuhkan sikap pengendalian diri dari menahan emosi, menahan amarah bahkan memunculkan rasa kasih sayang, serta kelembutan. Dari akhlak positif ini memberikan efek bagi sekelilingnya yakni diarasakannya ketenangan dan ketentraman. Keluarga semakin bahagia, harmonis karena anggota keluarga saling bertutur dengan santun, tak ada amarah, saling menyayangi.

Tempat kerja juga demikian halnya, tumbuh rasa kebersamaan, saling membantu antar patner kerjanya. Di lingkungan sekolah semakin terasa persahabatan. Bagi orang-orang yang berpuasa dengan memurnikan tujuan hanya untuk Allah, maka dimanapun dia berada akan menyejukkan hati bagi yang dekat dengannya. Subhanallah betapa Allah menghadiahkan bulan mulia ini dengan penuh nilai-nilai yang begitu mulia. Hadirnya Ramadhan secara otomatis mengkondisikan bagi orang-orang yang berpuasa untuk menyelaraskan dirinya dengan sifat-sifat mulia. Tak ada kebencian, tak ada caci maki, tak terdengar ujaran kedengkian, sebaliknya saling memberi, berlemah lembut, dan menjaga ucapan.

Nilai Ibadah

Ramadhan hadir menyediakan big sale pahala bagi orang-orang yang berpuasa. Puasa sebagai ibadah utama pada bulan ini juga diikuti oleh ibadah-ibadah yang lain. Makan sahur, tilawah Al-Qur’an, tarawih, bersedekah, menyantuni dhuafa dan anak-anak yatim, memberi makan orang yang berpuasa, serta ibadah ghoiru mahdhoh lainnya berlomba-lomba ditunaikan dengan semangatnya. Tilawah sepanjang hari, menghabiskan satu hari lebih dari satu juz bahkan lebih, tarawih setiap malamnya tanpa ada satu malam yang terlewat.

Semua ibadah tersebut begitu semarak dilakukan hingga tak kenal waktu. Semangat beribadah menyapu habis rasa malas yang selama ini menghambat aktivitas-aktivtas ibadah. Dan ini dirasakan oleh semua umat muslim. Dari hari pertama Ramadhan hingga di penghujung ini umat islam masih menghidupkan ibadah ramadhan yang tersisa. Ibadah di bulan mulia ini terasa sekali bahwa ibadah yang dilakukan bukan semata-mata kewajiban yang memberatkan. Namun benar-benar menjadi kebutuhan primer. Kita yang butuh ibadah kepadaNya. Bukan Allah yang membutuhkan ibadah kita. Dengan ibadah hidup menjadi hidup. Ibadah ini pulalah yang akan menentukan kadar manusia dihadapanNya kelak sejauh mana kualitas dan kuantitas ibadah yang dilakukannya.

Nah kawan, apabila kita bisa memaknai nilai ibadah di bulan Ramadhan ini, insyaAllah kita akan tetap mempertahankan dan merawat kuantitas serta kualitas ragam ibadah yang sudah dijalani selama Ramadhan. Kenyataannya ketika Ramadhan ibadah itu sebenarnya bukanlah beban yang memberatkan, tapi justru dengan ibadah itu akan meringankan, ya..karena ibadah akan membahagiakan, memberikan ketenangan dan hidup semakin mudah karena Yang Maha Hidup menganugerahkan rahmat dan pertolongan-Nya. Ibadah bukti kecintaan kita kepada Dzat Yang Maha Kekal. Mari kita jaga dan pertahankan ibadah meskipun Ramadhan sudah pergi meninggalkan kita. Karena memang waktu tak bisa kita paksa untuk dipertahankan.

Nilai Sosial

Kita jumpai di sepanjang jalan yang kita lalui selama Ramadhan, banyak komunitas berbagi makanan berbuka. Tak hanya di jalan-jalan, masjid dan perkantoran juga menyedikan hidangan dan minuman untuk  berbuka puasa. Semuanya tak lain bertujuan untuk meraih kecintaanNya melalui sifat berbagi . Ramadhan membentuk pribadi-pribadi yang berjiwa sosial, menumbuhkan dan mengeratkan ikatan ukhuwah (persaudaraan). Tak ditemui sikap sombong, individualis dan meremehkan orang lain. Semuanya saling memberi, saling menghargai , saling bersapa, memberikan senyum terbaik serta sikap kerjasama.

Ramadhan menguatkan kita menjadi pribadi yang tidak egois, memupus sikap menonjolkan diri. Semua menyadari bahwa kekuatan itu ada pada kebersamaan, bukan sikap menonjolkan diri.  Betapa indahnya Ramadhan yang mampu mewarnai sikap-sikap mulia bagi orang yang berpuasa.

Sudah di penghujung Ramadhan. Menangis diri ini karena harus berpisah dengannya. Merasa belum maksimal selama bersama ramadhan.  Apakah kita akan tetap bisa mempertahankan nilai-nilai ramadhan di 11 bulan berikutnya. Itu semua kembali kepada diri kita masing-masing untuk berkomitmen. Karena ramadhan akan selalu hadir di hati kita di sebelas bulan berikutnya dengan catatan tetap konsisten dengan kebaikan-kebaikan ramadhan.  Jangan sampai kita tak mendapatkan ampunanNya di hari terakhir ramadhan. Allahumma innaka afuwwun tuhibbul afwa wa’fuanni.(NRA)

********

Kami ucapkan terimakasih kepada dik Wahyu Widayati selaku penggagas Writing Challenge “Ramadhan Berbagi Inspirasi” , qoute  hariannya keren-keren dan menguatkan kami untuk selalu menulis. Semoga Allah memberikan limpahan kesehatan dan keberkahan kepada dik Ayu sekeluarga. Juga untuk rekan-rekan se-grup mbak Ega Yutavia Dewi, mbakyu Lilis Zianah, Umahatun Fauziyah, Dik Fita, Meliya Rahmah. Kenalan baru dari Allah mbak Putri_Bianglalahijrah, Wahyu Utami, mbak Ratna S.D, Nurul F, Ratna Mustifa, Bekti Lestari, Hadiyatan, Pipit E. A Rahmawati dan mbak Elinnurs Mila yang selalu hadir setoran tulisannya di nomer wahid.

Semoga Allah menyatukan kita tak hanya di dunia maya namun terus bersilaturrahim hingga membawa kita ke JannahNya lewat tulisan-tulisan sebagai ladang dan syiar kebaikan. Mohon maaf atas segala khilaf selama bersama di grup, saran dan kritik monggo dilayangkan sebagai bentuk evaluasi dan perbaikan. Salam ukhuwah. (NRA)

#Sedihpisahramadhan

#RamadhanBerbagiInspirasi

#FLPGresik

#Day29

baca juga :

Tinggalkan Balasan