Skip to main content
Menjadi Apa Diri Setelah Ramadhan

Menjadi Apa Diri kita Pasca Ramadhan kawans

Menjadi Apa Diri Kita Pasca Ramadhan.Nuansa dari hari-hari ramadhan sebentar lagi akan pergi meninggalkan umat islam. Tak hanya dirasakan oleh umat Islam, namun suasana ramadhan yang begitu menebarkan kebaikan dirasakan pula untuk umat non-muslim. Ramadhan bulan mulia yang berbeda dari bulan-bulan lainnya, sengaja dikirimkan Nya untuk mengisi hari-hari kita dengan full kebaikan.

Menjadi Apa Diri Setelah RamadhanSuasana ramadhan yang pastinya akan selalu dirindukan oleh umat muslim yang beriman. Rindu berbondong-bondong tarawih menuju masjid di kampung-kampung, lantunan ayat suci Al-Qur’an dari masing-masing mushola atau masjid ba’da tarawih hingga pagi harinya, riuhnya bedug dan musik patrol saat sahur untuk membangunkan tetangga dan warga disekitarnya agar tidak terlambat untuk menuai pahala saat makan sahur. Infaq yang luar biasa baik itu berupa dana maupun bentuk sembako bagi dhuafa sangat melimpah di setiap ramadhan dari para dermawan. Anak-anak turut berlomba-lomba menghidupkan masjid dengan tilawah dan tadaruss Al-Qur’an. Sholat subuh berjama’ah juga sangat ramai tak seperti di bulan biasanya.

Berbagi takjil dan menunggu berbuka puasa di masjid tercinta dengan menyimak materi tausiyah menambah khasanah. Duh,,, bakalan rindu berat dengan suasana yang begitu kondusif untuk selalu dekat dengan Rabbul Izzati. Ramadhan, engkau bulan yang tak hanya mulia. Engkau perisai agar kami selalu di dalam kebaikan.

Apabila engkau akan pergi ramadhan meninggalkan kita semuanya, diri ini menjadi apa setelah ini. Sedih pastinya karena tak ada lagi perisai yang akan menjadi reminder untuk senantiasa menjaga kebaikan-kebaikan di ramadhan. Tak ada lagi suasana yang seluruh harinya begitu produktif dengan hal-hal positif. Ya.. harus menunggu setahun lagi untuk berjumpa dengan bulan suci yang selalu dinanti-nanti. Itupun apabila usia kita masih diperpanjang oleh Allah. Usia berkah sejatinya adalah usia yang dari pemberianNya digunakan untuk melakukan kebaikan-kebaikan di dunia.

Ramadhan yang menempa kita selama sebulan penuh lamanya, menjadikan kita pribadi yang jauh berbeda dari sebelumnya. Disiplin diberbagai hal. Harus bangun di jam makan sahur hingga menunggu waktu berbuka pada waktunya. Sholat tarawih pun juga tak boleh tertinggal. Ya, semuanya hanya ada di bulan Ramadhan. Selepas ramadhan tak ada jaminan kita masih tetap konsisten dengan kedisiplinan yang sudah terasah sebulan lamanya. Tak hanya itu, amarah pun harus terkendali ketika di bulan suci. Usai tamu istimewa itu pergi, apakah ada jaminan kita masih bisa mengontrol emosi, amarah yang berasal dari hawa nafsu.

Sungguh betapa Allah begitu sayang kepada kita umat manusia, dikirimkannya ramadhan ke penjuru alam semesta. Mengalir dan mengisi energi positif tak hanya untuk umat muslim saja. Mereka yang non-muslim pun turut mendapatkan energi positifnya. Ramadhan berkah.

Selepas ramadhan adakah kita masih bisa istiqomah dengan semua kebaikan-kebaikan yang sudah dilalui? Tentunya gelar taqwa hanya untuk mereka yang benar-benar bersungguh-sungguh menghidupkan ramadhan, memohon ampunanNya dan berjanji kepadaNya usai ramadhan akan tetap melanjutkan kebaikan tersebut. Siapakah mereka yang bertaqwa itu?

Yaitu dinyatakan oleh Allah di dalam Al-Qur’an bahwa ciri-ciri orang yang taqwa adalah mereka yang berinfaq baik di waktu lapang maupun sempit, orang –orang yang menahan amarah, orang-orang yang memaafkan kesalahan orang lain, dan orang-orang yang berbuat kebaikan, juga orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri segera mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya. (Q.S Ali ‘imran”134-135)

Mari kita pilih usai ramadhan ini apakah kita akan tetap senantiasa bisa melanjutkan kebaikan ramadhan, atau kita memilih kembali pada kondisi sebelum kita bertemu dengan ramadhan. Masih berkubang pada banyak hal yang kurang dioptimalkan untuk mempersiapkan bekal akhirat.

Disibukkan dengan urusan dunia yang tak ada orientasi akhirat. Hanya menjadikan ramadhan sekedar bulan pelengkap di kalender tahunan kita. Lewat begitu saja tanpa makna bagi tiap-tiap pribadi kita. Naudzubillah…

Pilihlah menjadi apa dirimu selepas ramadhan. Tetap baik, dan semakin baik. Atau kembali pada pribadi yang hilang orientasi akhiratnya. Semua pilihan itu kembali kepada kita, karena Allah telah siapkan dua pilihan jalan, fujur atau taqwa: “ maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketaqwaannya”. (Q.S.Asy-Syams:8). Wallahua’lam bishowaf. (NRA)

#MuhasabahRamadhan1439H

#RamadhanBerbagiInspirasi

#FLPGresik

#Day24

Baca juga :

Tinggalkan Balasan