Skip to main content

Rahasia di Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan

 Rahasia Kesungguhan di Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan. Dari Ummul Mukminin Aisyah ra menceritakan tentang kondisi Nabi SAW ketika memasuki sepuluh hari terakhir. Beliau jika memasuki sepuluh hari terakhir Ramadhan mengencangkan  ikat pinggang, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya. Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW sedang duduk i’tikaf semalam suntuk pada hari-hari terakhir bulan suci Ramadhan. Para sahabat pun tidak sedikit yang mengikuti apa yang dilakukan Nabi SAW. Beliau berdiri sholat, mereka juga sholat. Beliau menengadahkan tangannya untuk berdo’a dan para sahabat pun juga serempak mengamininya.

Saat itu langit mendung tidak berbintang angin pun meniup tubuh-tubuh yang memenuhi masjid.Di saat Rasulullah dan para sahabat sujud tiba-tiba hujan turun cukup deras. Masjid yang tidak beratap itu menjadi tergenang air hujan. Salah seorang sahabat ada yang ingin membatalkan sholatnya dengan maksud ingin berteduh dan lari dari shaf sholat. Namun niat itu digagalkannya karena melihat Rasulullah SAW dan sahabat lainnya tetap sujud khusuk tidak bergerak.

Rasulullah basah kuyup dalam sujud, namun sama sekali tidak bergerak. Seolah-olah beliau sedang masuk ke dalam suatu alam dan melupakan segala-galanya. Beliau sedang masuk ke dalam suatu alam keindahan. Beliau sedang diliputi oleh cahaya ilahi. Beliau takut keindhan yang beliau saksikan ini akan hilang jika beliau bergerak dari sujudnya. Beliau takut cahaya itu akan hilang jika beliau mengangkat kepalanya..Beliau terpaku lama sekali di dalam sujudnya. Beberapa sahabat ada yang tidak kuat menggigil kedinginan. Ketika Rasulullah SAW mengangkat kepala dan mengakhiri sholatnya,  hujan pun berhenti seketika.

Anas bin Malik, sahabat Rasulullah SAW bangun dari tempat duduknya dan berlari ingin mengambil pakainan kering untuk Rasulullah SAW, namun beliau mencegahnya dan berkata “Wahai Anas bin Malik janganlah engkau mengambilkan sesuatu untukku, biarlah kita sama-sama basah, nanti juga pakaian kita akan kering dengan sendirinya”. Anas pun duduk kembali dan mendengarkan dengan seksama cerita Rasulullah SAW mengapa begitu lama bersujud. Masya Allah…. ternyata ketika tadi hujan mulai turun, di saat itu pula malikat di bawah pimpinan Jibril turun dalam keindahan dan bentuk aslinya.

Mereka berbaris rapi dengan suara gemuruh tasbih dan tahmid mereka bergema di langit dan dibumi serta alam semesta. Saat itu dipenuhi dengan cahaya ilahi. Inilah yang membuat Rasulullah SAW terpaku menyaksikan keindahan dan cahaya yang sama seklai tidak pernah dilihat oleh mata

Gema tasbih dan tahmid malaikat yang tak pernah didengar oleh telinga dan suasana yang tidak pernah bisa dibayangkan oleh pikiran manusia.itulah Lailatul Qadar.Tahukah kalian apa itu Lailatul Qadar? Lailatul Qadar yang sesaat itu lebih baik dari seribu bulan (83 tahun). Di malam itu para malaikat di bawah pimpinan Jibril turun atas izin Allah SWT. Mereka menebarkan kedamaian, keselamatan, kesejahteraan dan mengatur segala urusan mereka menyampaikan salam sampai terbitnya fajar ke seluruh penjuru semesta alam.

Nah kawan, sepuluh hari terakhir mesti menjadi puncak usaha umat Islam dalam ibadah. Saat mencapai puncak terakhir ramadhan kita mendapatkan pembebasan dari api neraka. Ketika puncak ramadhan maka meningkat ibadah kita, meningkat pencerahan di dalam diri kita, itulah mengapa di sepuluh hari terakhir ramadhan kita disunnahkan i’tikaf. Mari kita isi i’tikaf di masjid dengan amalan-amalan unggulan, tilawah dan tadabbur Al-Qur’an, mengkaji Islam, dzikir, sholat dan do’a.

Betapa Rasulullah SAW sedemikian kesungguhannya mengkondisikan diri beliau dan keluarga di sepuluh hari terakhir ramadhan. Sengaja Allah merahasiakan kapan malam lailatul qadar itu. Karena dengan alasan itulah Allah memberikan kesempatan kepada kita agar bersungguh-sungguh mencarinya di sepuluh hari terakhir di Ramadhan.Seperti yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Bahwa sepuluh hari terakhir adalah penutup bulan yang penuh berkah, sementara amal-amal perbuatan ditentukan oleh penutupnya. Seperti do’a yang diajarkan Nabi SAW:

“ Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik hariku adalah hari ketika aku menghadap-Mu, sebaik-baik umurku adalah pada akhirnya, dan sebaik-baik amalku adalah penutupnya”

Ketika kita bersungguh-sungguh menghidupkan sepuluh hari terakhir ramadhan untuk meraih lailatul qadar ucapkanlah seperti yang diriwayatkan oleh Aisyah ra bahwa beliau berkata: “Apa pendapat Anda Wahai Rasulullah jika aku menjumpai lailatul qadar, apa yang aku ucapkan?”

Beliau menjawab:” Ucapkanlah: Allahumma innaka ‘afuwwun, tuhibbul ‘afwa fa’fuanni (Ya Allah, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pemberi maaf, Engkau mencintai pemaafan, karena itu berikanlah maaf kepadaku”. (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi)

Semoga kita diberikan kesempatan dan kekuatan untuk menggapai lailatul qadar di sepuluh hari terakhir ramadhan hingga diampuni dosa-dosa kita yang telah lalu. Aamiin.

#RamadhanBerbagiInspirasi

#FLPGresik

#Day23

baca juga :

 

 

Tinggalkan Balasan