Skip to main content

Kangen Emak Mertua di Kampung

Kangen Emak Mertua di Kampung. Ramadhan tahun ini berbeda dengan ramadhan tahun-tahun sebelumnya. Sudah lebih dari delapan kali ramadhan kami sekeluarga pasti mengalokasikan waktu khusus untuk bersilaturrahim menjenguk orangtua suami di desa. Bagaimanapun kesibukan kami berdua, setiap bulannya harus memberikan waktu spesial untuk bersua dengan emak mertua.
Entah mengapa setiap kali dipertemukan dengan emak mertua hati terasa adem, nyaman, dan tenang. Apa yang berbeda di ramadhan tahun ini? Ramadhan kali ini kami belum sama sekali bersua untuk menengok kondisi emak mertua. Astaghfirullah, bukan bermaksud kami melupakan ataupun tidak kangen dengan beliau. Bahkan sebenarnya kami semua kangen dengan kehangatan beliau ketika menyambut kedatangan kami ke sana.

Ramadhan ini Allah memberikan amanah baru untuk suami. Alhamdulillah atas izinNya suami ditakdirkan melanjutkan pendidikan setelah sarjananya di Universitas yang sama sembilan tahun yang lalu. Kesibukkan menyelesaikan tugas-tugas ujian akhir semester kedua nya benar-benar menyita waktu. Saya yang hanya melihat saja jenuh dengan apa yang dilakukan beliau sepanjang malam dan hari liburnya di depan laptopnya. Rasanya ingin bantu menyelesaikan tugas-tugasnya. Namun apalah daya diri ini tak mampu. Maksud untuk membantu suami agar lekas selesai dan bisa diajak pulang ke emak mertua.

Hingga penghujung ramadhan ini, kami belum mengunjungi emak mertua. Padahal ramadhan ini, kami ingin menambah pundi-pundi kebaikan lewat birrul walidain kepada emak mertua. Apa daya karena suami benar-benar belum ada waktu untuk pulang ke tanah kelahirannya, kami cukup berpuas diri dengan bercakap-cakap, menelepon emak mertua. Menanyakan bagaimana kabarnya.

Ada banyak hal yang kami kangeni dengan emak mertua, dia memang sama statusnya dengan ibu mertua yang lainnya. Namun ada pembeda, ada yang spesial dari beliau yang tak semua ibu mertua miliki seperti beliau. Sosok yang saya kagumi , emak dari ke-empat anak-anaknya. Emak yang bersahaja dibalik penampilannya, namun menyimpan segudang kelapangan hati, nasehat yang menyejukkan hati untuk semua anak-anaknya dan menantunya.

Cerewet setiap mertua pastilah punya, cerewet emak mertua yang paling saya kangeni. Cerewet nya adalah cara untuk mengingatkan agar anak-anaknya memperbaiki diri dan menjadi lebih baik lagi. Termasuk saya yang sudah hampir sembilan tahun menjadi menantunya juga salah satu “korban” cerewet kebaikan beliau. Duh..kangen emak,  ramdhan ini belum menyimak nasehatnya yang riuh dan kadang saya tersenyum mendengar beliau mengeluarkan “jurus cerewetnya”.

Tak hanya cerewet beliau yang ngangeni, do’a-do’a beliau untuk semua anak-anak dan menantu tak pernah luput dari lisannya di sepanjang malam dengan qiyamul lailnya. Malu saya dengan beliau,seorang emak yang luar biasa, bersahaja, tak banyak materi yang dimilikinya. Izzahnya selalu terjaga dengan gigih membantu bapak menjalani hari-harinya sebagai petani desa. Dari beliau, ke-empat anaknya alhamdulillah menjadi anak-anak yang berbakti kepada keduanya.

Emak, semoga kangenku ini tersampaikan kepadamu lewat do’a-do’a dipenghujung ramadhan ini. Semoga engkau selalu diberikan Allah kesehatan dan limpahan keberkahan setiap harinya. Salam takhzim dari menantumu emak. Maafkan kami belum bisa menengok kabarmu di sana. Desa tempat saya , suami dan anak-anak melepas sejenak kepenatan dan kebisingan kota. Emak do’akan kami sekeluarga diampuni Allah di ramadhan ini, agar kami semua lulus di ramadhan dan tak merugi. Aamiin. (NRA)

#Edisirinduemakmertua

#RamadhanBerbagiInspirasi

#FLPGresik

#Day22

baca juga :

One thought to “Kangen Emak Mertua di Kampung”

Tinggalkan Balasan