Skip to main content

Menulis, Ladang Pahala di Ramadhan

Menulis Ladang Pahala di Ramadhan.Tak menyangka bisa konsisten dengan amanah baru dan kebiasaan baru selama 20 hari ramadhan ini. Pembiasaan yang untuk memulainya perlu kesungguhan niat. Perlu komitmen kuat agar bisa direalisasikan. Terkadang memang harus dipaksa untuk melakukan yang baik.

Ya, alhamdulillah menulis setiap hari kini tak lagi menjadi beban ataupun PR yang sekedar gugur kewajiban ditunaikan begitu saja.  Bersama komunitas grup writing challenge dengan berbagai latar belakang  yang disatukan untuk memulai menulis setiap hari selama ramadhan.

Tak ada alasan untuk tidak menulis sebenarnya, karena apabila belum mau memulai memang tidak akan pernah terealisasi. Apapun profesi yang melekat pada diri kita, menjadi pegawai, mahasiswa, guru, dokter atau ibu rumah tangga. Menulis adalah hal mudah. Memulai menulis dari hal-hal yang kita ketahui, menulis dari pengalaman serta apa yang kita rasakan.

Untuk menguatkan komitmen menulis setiap hari bisa dilakukan dengan bergabung bersama teman-teman se-visi agar selalu termotivasi. Saya sendiri awalnya belum mau untuk memberikan waktu khusus untuk kegiatan menulis ini. Merasa tidak akan bisa konsisten setiap hari untuk menulis. Apalagi dengan aktivitas setiap hari yang juga padat merayap. (Kayak sok sibuk sih…he…he..).

Pernah sekali waktu, anak masih satu kala itu bisa mencoba menulis meskipun tidak setiap hari. Dan diapresiasi oleh suami. Beliau juga menguatkan bahwa saya bisa setiap hari menulis. Tulisan lepas yang saya serahkan ke suami sengaja untuk mengisi blog waktu itu. Harapan suami saya bisa konsisten menulis dan menghidupkan blog kami berdua waktu itu. Eh…ditengah perjalanan saya mandheg tak menulis lagi setiap hari. Cukup lama vacum dari ihwal menulis, saya asyik dengan kesibukan dan rutinitas harian. Padahal sebenarnya kesibukan dan aktivitas sehari-hari yang membuahkan pengalaman tersendiri itu ternyata bisa kita simpan dalam file-file tulisan kita.

Saya teringat nasehat dari salah satu ibu pengawas dinas pendidikan kecamatan. Waktu itu beliau menyampaikan nasehatnya di moment akreditasi sekolah bahwa akreditasi itu adalah menuliskan apa yang kita lakukan, dan melakukan apa yang sudah ditulis. Nasehat beliau hingga kini masih saya rekam dengan baik. Nasehat yang bagi saya pribadi memang benar, bahwa tidak hanya proses akreditasi sekolah saja yang harus kita tuliskan. Aktivitas setiap hari yang menjadi pengalaman harusnya bisa kita dokumentasikan lewat tulisan kita.

Bersyukur dipertemukan Allah dengan komunitas grup writing challenge di ramadhan tahun ini. Hati ini digerakkanNya melalui perantara teman-teman yang menguatkan kembali komitmen dan kebiasaan menulis. Bagi yang belum mau memulai aktivitas dan kebiasaan menulis ini ayook segera dicoba, pasti akan ketagihan setiap hari untuk menulis lho.

Sudah jangan kebanyakan mikir tapi ndak segera nulis, dan jangan pula kebanyakan alasan untuk tidak menulis. Karena semua orang pastilah sibuk dan punya segudang amanah. Namun jangan lupakan menulis untuk mendokumentasikan pengalaman, perasaan dan peristiwa penting dalam hidup kita. Menulis adalah karya nyata tak pudar oleh masa, meski kita telah tiada. Menulis adalah ladang pahala berlipat ganda bagi para pembaca tulisan kita, apalagi jika diamalkan pula.

Menulis juga ladang pahala di bulan mulia ini.Yukkk segera memulai menulis brosis..kalo bukan loe yang menulis siapa lagi, kalo bukan sekarang menulis kapan lagi. Semangat!!(NRA)

#RamadhanBerbagiInspirasi

#FLPGresik

#Day21

4 thoughts to “Menulis, Ladang Pahala di Ramadhan”

Tinggalkan Balasan