Skip to main content

Tips Agar Iman senantiasa Terjaga

Tips Agar Iman senantiasa Terjaga. Iman selalu mengalami fluktuasi, hari ini meningkat esok hari belum tentu demikian. Kondisi ini pastilah dirasakan oleh mukmin setiap saat. Iman pun memiliki kepekaan, yang bisa disebut sebagai kepekaan iman. Parameter kepekaan iman inilah yang bisa mengukur sejauh mana kualitas kadar keimanan. Nah kawan, bagaimana agar iman kita senantiasa terjaga berikut ini tipsnya. Monggo disimak gans…Tips Agar Iman senantiasa Terjaga

  1. Selalu merasa diawasi oleh Nya

Di dalam ayat-ayat cinta Allah:

Q.S Hud ayat 112:

“Maka tetap istiqomahlah kamu, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang  telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”

 Q.S. At Taubah ayat 105:

“Dan katakanlah: ‘beramallah kamu, maka Allah akan melihat amalmu, begitu pula Rasul-Nya dan orang-orang mukmin. Dan kamu akan dkembalikan kepada Allah Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa-apa yang telah kamu amalkan ( di dunia)”

 

  1. Orientasikan niat kepada kehidupan akhirat

Beramal tanpa diiringi dengan niat tentulah sia-sia belaka. Apalagi niat nya hanya sekedar sebagai “gugur kewajiban”. Maka menata niat penting. Mulai dari awal nya, saat melakukan dan tentunya ketika selesai beramal. Upayakan kita keluar rumah melangkahkan kaki kita menuju aktivitas sehari-hari niatkan karena lillahi ta’ala

Q.S. Al-Qashash ayat 77:

“ Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagiaanmu dari  (kenikmatan) duniawi)”

 

“Orang yang cerdas adalah orang yang selalu mengevaluasi drinya dan beramal untuk hari setelah kematian. Sedangkan orang yang lemah (bodoh) adalah orang yang memperturutkan hawa nafsunya dan berangan-angan (kosong) kepada Allah”

(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad)

 

  1. Apabila ibadah yang wajib sudah dilakukan, tambahkan dengan ibadah – ibadah sunnah.

Mengoptimalkan ibadah-ibdah yang wajib lalu mengiringinya dengan ibadah sunnah. Ini sangat membantu men-upgrade ibadah wajib kita yang bisa jadi masih kurang optimal untuk diperbaiki oleh ibadah sunnah kita.

 

  1. Peka terhadap kecemburuan dan murka NYA

Tidak sekali-kalipun menduakan Allah, meluruskan niat dan amalan hanya karena Nya saja tanpa tendensi apapun. Kalaupun ada tambahan kebaikan yang hadir dan diterima atas niat lillahi ta’ala tersebut itu yang mengiringinya. Bonus dari Allah atas kemurnian niatnya

“Sesungguhnya Allah itu cemburu. Dan kecemburuan Allah datang bilamana seorang mukmin melakukan hal yang diharamkan Allah”. (HR. Muttafaq ‘alaih)

 

  1. Lega telah melakukan kebaikan, gelisah apabila mengerjakan keburukan

“ Barangsiapa bersenang hati dengan amal kebaikannya, dan bersedih hati dengan keburukan yang diperbuatnya, maka berarti dia adalah seorang mukmin” (HR. Ath-Thabrani)

 

  1. Tidak meremehkan dosa kecil

Jangan menyepelekan dosa-dosa kecil. Karena dari dosa-dosa kecil itulah kita tak terasa sudah menimbun perlahan dosa-dosa kecil menjadi lebih besar. Mari cepat-cepat beristighfar dan bersegeralah melakukan kebaikan untuk menghapuskan dosa-dosa kecil.

 

“(Jika kamu bermaksiat) janganlah kamu melihat pada kecilnya maksiat (andaipun ia maksiat dan dosa kecil), namun lihat dan ingatlah akan kebesaran dan keagungan Dzat yang kamu maksiati (durhakai), yakni Allah ‘Azza w Jalla”

 

  1. Introspeksi diri terhadap dampak kemaksiatan yang kita lakukan

Adanya kemaksiatan (melanggar apa yang dilarang Allah dan mangkir dari perintahNya) itu apabila masih ada iman pada diri kita maka dengan izin Allah kita akan diingatkan dari kesalahan/maksiat tersebut . Hingga kita mau memperbaiki kesalahan dan bertobat

 

“Jika aku membuat suatu dosa, maka sungguh aku bisa (langsung) melihat pengaruh dan dampak buruknya terhadap perilaku keluargaku dan bahkan hewan tungganganku”

 

  1. Segera sadar dan bertobat

Seperti di dalam firmannya Q.S. Ali ‘Imran ayat 135 menegaskan:

“ Dan (termasuk golongan kaum muttaqin juga) orang-orang yang apabila  (terlanjur) mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri (dengan berbuat maksiat), mereka segera ingat Allah, lalu (segera pula) memohon ampun atas dosa-dosa mereka – dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? – dan mereka mengetahui”

 

  1. Harus bisa menikmati ibadah

Sholat adalah perkara utama, sholat itu yang ditunggu-tunggu waktunya, hidupnya kita ya dengan sholat itu. Golongan yang masuk surga itu adalah mereka yang selalu mengingat Allah di waktu khusus (berdua-duaan dengan Allah). Menikmati sholat sebagai bentuk ibadah, komunikasi dengan Nya. Enjoy beribadah. Ibadah sholat, dzikir, tilawah dll. Kata orang jawa: “penak, ayem lan tentrem yen lagi sholat kuwi

Q.S. Al-Anfal ayat 22:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah bergetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhan-lah mereka bertawakkal”

 

  1. Peka membedakan apakah ini nafsu atau suara hati

“Kebajikan itu ialah budi pekerti yang baik. Sedangkan dosa itu adalah sesuatu yang bergumul di dadamu (dan menyesakkannya), dan yang engkau sendiri tidak suka

(tidak ingin) jika hal itu diketahui orang lain” (HR. Muslim)

 

  1. Peka dan sadar atas kenikmatan Allah

Betapa nikmat Allah tak bisa kita kalkulasi karena banyaknya, termasuk nikmat yang banyak orang melalaikannya yaitu nikmat waktu luang dan sehat.

Q.S. An-Nahl ayat 18:

“ Dan jika kamu hendak menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”

Semoga tips di atas bisa kita terapkan untuk diri kita masing-masing agar iman kita selalu terjaga. (NRA)

#RamadhanBerbagiInspirasi

#FLPGresik

#Day13

Maturnuwun

baca juga :

 

 

Tinggalkan Balasan