Skip to main content

Syndrom Baby blues, depresi dan perlunya dukungan Suami

Syndrom Baby blues,  dan perlunya dukungan Suami. Pernah denger seorang ibu yang tega mencampakkan bayi atau bahkan lebih sadis membunuhnya. Perilaku itu bisa jadi disebabkan oleh syndrom baby blues dan depresi yang berlebihan. Baby blues syndrome adalah perasaan yang sangat sedih di hari-hari setelah bayi lahir dan itu sangat normal namun bila terus menerus maka diperlukan terapi dan dukungan moral dari suami. Sebuah tulisan bernas dari Rani Purnamasari Ummu Bahran yang diunggah dilaman facebook pada tanggal 23 januari 2018. Monggo disimak khususnya para suami dan calon ayah.

Suami,ada tapi tak ada.

oleh : Rani Purnamasari Ummu Bahran

Minggu kemarin,aku liat video di IG,anak kecil yang badannya penuh biru karena kekerasan yang dilakukan ibunya sendiri. Dan semua caci maki langsung tertuju pada wanita yang disebut bunda oleh sang anak.Mulai dari caci maki yang it’s really hurt to say,sampe segala dalil cacian dibungkus kata bijak…dan Aku diam, tidak berani komentar,tidak berani posting,karena belum tau kebenaran dibalik itu.Dan….boooom..!!!,as i thought..she’s depression because her HUSBAND..iyup…lakinya,suaminya…dan semua depresi dia luapkan pada anaknya.

Minggu ini…tersentak lagi membaca tentang seorang ibu yang memilih mengakhiri gelak tawa dan tangis anaknya di dunia,bahkan ada yang masih bayi.4 bulan…bayi itu bahkan belum memahami betapa kejamnya perlakuan pada ibunya.Tapi dia sudah pergi,berakhir ditangan ibundanya lewat perantara tangan ibunya. so sad…of course…tapi yang lebih menyedihkan saat tau tirai dibalik itu.

No…aku tidak membela apa yang dilakukan sang bunda,big NO..tapi setelah tau apa yang mendasarinya,aku kembali miris,karena…lagi lagi…,lagi lagi… semua karena depresi dan penyebab utama adalah suami nya.seorang istri dan ibu yang tidak didampingi suaminya,berjuang dengan tiga anak yang terlahir dengan akte yang tidak lengkap,bahkan dipertanyakan kesetiaannya lewat sang anak.i can’t imagine if its happen to me..(nahan biar ga nangis,akhirnya jebol juga air mataku 😑😫😥😥)

Bisa kita tarik kesimpulan dr dua cerita nyata diatas (diantara ribuan bahkan jutaan cerita sama yang tak terungkap..?).

Maaf..jika aku harus kukatakan,mereka bernasib sedih memiliki suami yang ada tapi tak ada. Sejatinya…suami adalah penopang rumah tangga,dan Istri adalah tonggaknya,bayangkan jika tonggaknya rapuh dan penopangnya tak perduli,apa yang terjadi.

Moment rentan bagi istri adalah saat mereka melahirkan, believe me,rentan banget..ga sedikit yang jadi gila karena depresi…akibat ga ada dukungan,sokongan dari keluarga dekat terutama suami.

Alahhh…baby blues aja kok, ga usah sok dramatis deh…

jika ada yang berkata seperti itu,aku doakan semoga yg ngomong ga pernah mengalaminya,karena akan terlalu berat untuk otak picik kalian melewatinya.

Kenapa aku bisa berkata seperti itu..?
Yupp…aku salah satu dari mereka…aku pernah mengalaminya,dulu aku ga paham apa itu baby blues,yang aku tau…yang aku rasakan…stress…depresi…setiap lihat anak nangis aku ikut nangis,bahkan jeritanku lebih kencang dari bayi yg berusaha menarik perhatianku,aku bahkan pernah menjambak rambutku,memukuli wajahku,bahkan menghantamkan kepalaku ke dinding dan berharap aku mati.Berat…??,yup…it’s so hard..Bahkan aku pernah mengira aku gila karena begitu lempengnya mukulin anak yang masih bayi,nyuekin tangisannya.

Bisa bayangkan..saat perasaan cinta pada anak,bercampur dengan rasa benci padanya, ditambah rasa menyesal seharusnya aku ga menikah kalo hanya akan melewati hidup seperti ini.

lalu…dimana suamiku…?.well…dia ada tapi tak ada.pulang kerja langsung tidur,tidak ada waktu mendengarkan cerita betapa lelahnya aku melewati hari itu.Karena dia ga paham,yang dia tau dulu prinsipnya,suami nyari duit,Istri ngurusin rumah..(anak pertama lahir ditempat mertua,jd doi ga tau perjuanganku tiap malam bangun karna anaknya).

Dan semua berubah waktu kelahiran anak kedua,kami menghandle sendiri semuanya.Dan disana…dia baru tau,urusan istri yang selama ini dia anggap sepele,ah..cuma nyuci piring aja kok capek,akhirnya dia merasakan saat harus turun tangan sendiri.Sampai demam anak orang ngurusin rumah 😂😂😂,nahh…baru tau kan rasanya.Tapi aku ga koment..cukup dia paham,inilah yang aku lakukan setiap hari .

Sejak itu prinsipnya berubah,tidak ada lagi urusan rumahtangga adalah kewajiban istri,tapi kewajiban bersama. Membawaku dan anak anak jalan jalan rutin,meskipun cuma muter komplek tiap sore 😂😂.sekedar piknik tipis biar bininya ga stress..😅.Dan percayalah…saat kelahiran anak kedua,no more baby blues..i’m happy wife,a happy mother..dan dikesempatan itu aku memohon ampunan anak pertamaku untuk semua yang kulakukan padanya.😥

jadi…jangan anggap enteng baby blues dan jangan memandang rendah yang kena baby blues…mereka sesungguhnya berjuang mengendalikan dirinya.

wahai suami…jadilah suami yang ada tubuh dan hatimu untuk istrimu.Pandangilah wanita yang engkau pilih sebagai ibu dari anakmu,tataplah gurat lelah dari sanggulan rambutnya yang dulu tergerai penuh keindahan.rasakanlah setiap letihnya yang tergambar dr garis di sudut matanya.Sometimes..dia hanya ingin tau..kamu ada untuknya,meski lewat sentuhan kecil di rambutnya,atau belaian penuh sayang lewat tatapanmu.

Dia hanya ingin tau,bahwa kau adalah suami yang ada.Peganglah prinsip..happy wife happy life,jika istrimu bahagia anakmu juga bahagia,jika tidak…

Tetaplah kuat para istri didunia..karena kita adalah tonggak rumahtangga.
Tetaplah bahagia para istri di dunia,karena kita adalah nyawa rumahtangga.

#catatan Rani Ummu Bahran
#happy wife happy life.

sumber : fb 23 januari 2018

****

Postingan diatas mendapat tanggapan beragam dari warganet khususnya para ibu yang pernah mengalami gejala baby blues. “Pengalamannya persis bgt sh,tp gx nunggu anak kedua aq udh minta maaf sm anak pertama,,maafin ibu ya Billa ku sayang,,walopun bru 1 tahun ,,hanya bs beharap Allah maafin aku ” ujar Eva Musdalifah. Hal serupa juga disampaikan oleh warganet lain. “nenekku anaknya 5 termasuk ibuku, untung jaman dulu belum ada istilah baby blues segala macem mungkin yang beliau nenekku tahu sebagau orang desa sudah tugas ibu untuk merawat dan membesarkan anaknya, bukan mencari pembenaran atas kesalahan2 yang sangat2 tidak mencerminkan tindakan seorang ibu ke anak ” terangya Putri Anggreani

Muhammad Aqil Al-Fitrah
Sesekali masih merasakan baby blues ada padaku meskipun udah anak ke 2… Dan alhamdulillah lagi2 istighfar yang selalu buat meredamkannya😢 . Muda2han gk sampai cerita di atas

Yulianti Anditama
Alhamdulillah wktu lahiran suami nungguin.. Ank pertama krn bru cm 1..ditmpat mertua alhamdulillah pada care.. Mertua siang sibuk ad budhe nemenin.. Suami kerjanya sift soalnya.. Dlu pas bru lahiran ad anak kok rasanya gak seneng tp ya dikasih amanah alhamdulillah bisa kontrol gak jadi baby blues kalo lg sedih istighfar kalo lg setress berat bs mnghibur dri lewat apa yg bs ngilangin setres..karna anak pertama orang jwa abis lahiran blm boleh ngpa2in.. Ya cm ngurusin si dede doang.. Ya bru stlah 40 hari boleh nyuci baju se dede baju sndri bju suami bju semuanya.. Boleh nyapu lg.. Dan sebagainya dlu suami gk ad pas kerja yg lain ad jadi gk ngrasa sendirian

Sary Rizaldi
Waktu habis melahirkan aku juga mengalami nya.. depresi .. stress.. nangis gak karuan… aq gak tau kalo itu baby blues… suami adaa… dia suami yh baik waktu habis melahirkan dy banyak membantu saya selama berpantang…Nyuci baju. Jemur baju. Nyapu rumah… tapi saya masih stress. Karna suami bukan tempat cerita yg baik. Org nya cuek … ditambah lagi yg jagain saya mertua… saya bahkan pernah mikir. Apa saya mampu merawat anak ini. Saya takut tidak bisa..
Tapi saya cepat mengatasi karna saya tipe org yg cuek… alhamdulilah… anak dua bulan saya sudah enjoy menghadapi…
Mungkin karna menikah terlalu dini. Emosi belum stabil..
Skrg anaku udh 18 bulan… sudah bisa nyuap sendiri .. lincah cuma ngomng nya masih blepotan.

Megavira
Heyy para suami … istri kalian harus kalian sayangi karna dari awal itu mmg pilihan kamu dan km sdh berjanji mau bertanggung jawab jdi jgn cba” liat yg bening dikit langsung kecantol dan lupa dengan yg dirmh rela jelek, melar, gemuk kremoss demi siapa demi rmh tangga dan anak” kalian kan… klo mau liat istri bening modalian istri kespa , salon lahkan buat perawatan pasti lebih cantik dri pda yg lain..😊

Junipar Munte
Terimakasih atas segala cinta kasih, pengorbanan, kesabaran & kesetiaan isteriku tercinta Benget Susiana Silaban, melalui cerita ini semakin sy disadarkan & termotivasi dlm perjuangan hidup utk keutuhan rumahtangga, berbagi pengharapan dlm mewujudkan masadepan ke 2 putera kita & kebahagiaan menantikan kelahiran anak ke -3 kita, 3 bulan lagi waktu yg sangat melelahkan, maaf ya ma? Sy belum berbuat baik,,

***

Well, semoga menjadi perhatian bagi siapapun ketika mengetahui ada gejala baby blues maka perlu dukungan dari orang-orang dekat di sekitarnya. Bantu istri anda untuk menjalani dan keluar dari jeratan baby blues sehingga tidak sampai depresi berkepanjangan.

Maturnuwun

baca juga :

***\Contact KHS Go Blog/***
Main blog : http://www.setia1heri.com
Secondary blog : http://www.khsblog.net
Email : setia1heri@gmail.com ; kangherisetiawan@gmail.com
Facebook : http://www.facebook.com/setia1heri
Twitter : @setia1heri
Instagram : @setia1heri
Youtube: @setia1heri
Line@ : @ setia1heri.com
PIN BBM : 5E3C45A0

One thought to “Syndrom Baby blues, depresi dan perlunya dukungan Suami”

Tinggalkan Balasan