Skip to main content

11 alasan penghafal qur’an sebaiknya tidak kuliah di UGM

11 alasan penghafal qur’an sebaiknya tidak kuliah di UGM. Sempat beredar secara viral sebuah pengumuman bahwa pihak rektoran UGM menolak usulan Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM terkait penerimaan mahasiswa baru tahun 2017 jalur penghafal (hafidz) kitab suci (Al-Qur’an). Terdapat pro dan kontra mengenai keputusan ini namun terdapat tulisan menarik dari salah seorang alumni UGM yakni Widya Supena yang mencoba memberikan analisa mengenai 11 alasan penghafal qur’an sebaiknya tidak kuliah di UGM. Monggo disimak brosis…

11 Alasan Kenapa Penghafal (Hafidz) Al-Qur’an Sebaiknya Tak Perlu Kuliah di UGM

oleh : Widya Supena

1. Sudah jelas dalilnya, jadi Hafidz Qur’an itu jauh lebih keren daripada jadi alumni UGM. Lha ngapain musti ngotot pingin jadi alumni UGM… Ridho dan kemuliaan hafidz itu dijamin Allah di dunia dan akherat, lha kalau kemuliaan alumni UGM, siapa yang berani jamin ? 😎

2. Jadi Hafidz itu terbukti lebih cerah dan menjanjikan masa depanya daripada jadi alumni UGM. Buktinya, hampir tak ada hafidz yang pengangguran lho…lha alumni UGM?..itu masih banyak yang nganggur dan nglamar pekerjaan dimana-mana..😝 Setidaknya, hafidz masih banyak masjid yang butuh untuk dimuliakan menjadi imam sholat atau sekolah untuk ngajar ngaji.

3. Sorry ya…UGM sekarang bayarnya mahal, tak seperti dulu lagi. Bahkan UGM sudah diplesetkan orang-orang jadi “Universitas Guedhe Mbayare”. Jadi hafidz itu kan sudah susah dan butuh kerja keras, masak masih suruh bayar mahal juga…😬

4. Daripada bayar mahal, mending hafidz qur’an lanjutin sekolah ke luar negeri saja. Itu, banyak kampus di Mesir, Turki, Arab Saudi yang membuka beasiswa gratis untuk para penghafal Qur’an.

5. Kalau ada jalur khusus untuk pengahafal Al-Qur’an, gimana kalau nanti yang lain juga minta jalur khusus pengahafal injil, taurat, zabur, tripitaka dan berbagai kitab suci lainya 😬

6. Ingat…UGM itu belum punya track-record memadai untuk urus para tahfidz. Bayangkan jika jalur itu jadi dibuka dan banyak ponpes yang memobilisasi besar-besaran santrinya untuk menyerbu daftar ke UGM semua, bisa repot kan. Padahal tahfidz ini kan aset umat dan bangsa. Gawat kalau mereka salah urus juga oleh UGM.

7. Daripada urus para tahfidz, UGM mending kita kasih kesempatan dulu biar focus untuk bantu alumninya agar bisa urus negara dengan bener. Beri kesempatan untuk bikin prestasi yang membanggakan bagi UGM. Presiden kita sekarang alumni Kehutanan UGM, mantan rektor sudah turun tangan mau bantu jadi Sekretaris Negara, beberapa pembantunya menteri, juga alumni UGM. Ini momentumnya UGM, sangat mempertaruhkan kredibilitas UGM di mata dunia dan di depan Allah SWT. Jangan sampai nanti kalo mereka nggak berhasil, bakalan ngeles…lha kami mau focus urus negara, malah ini direcoki urusan tahfidz 😬 nggak asik kan ngelesnya

8. Jujur, saya justru kasihan kalau para tahfidz pada kuliah di UGM. Maaf beribu maaf, terlalu banyak godaan yang bisa meruntuhkan hafalan πŸ™ˆ. Banyak yang bening-bening dan menggoda disini πŸ™Šeh ups, banyak juga anak orang kaya yang gaya hidupnya kelas atas. Mereka ini pusing dikit, hobynya nonton dan nongkrong. Lha kalo para hafidz ikutan gaya hidup gitu, bakalan susah murojaahya πŸ™Š (ada trauma masa lalu, nyambung dengan nomer 11)

9. Kalau misal mau dilanjutkan prosesnya, yang bener itu semestinya UGM lah yang harusnya memohon-mohon dan menggelar karpet merah untuk para penghafal Qur’an ini. Dan para hafidz yang “jual mahal”, bukan sebaliknya. Kalau perlu biar UGM datang ke pondok-pondok, beri undangan kehormatan. Kalau kita yang ikutan ngotot nuntut-nuntut begini koq bagi saya malah merendahkan derajat penghafal Qur’an. Lha jelas UGM yang semestinya lebih butuh dan seneng koq, malah kita yang jadi repot…😬

10. Di kantor saya yang dulu, gaji seorang hafidz yang ngajar tahsin untuk karyawan sepekan 3 kali, ternyata tak kalah dibanding gaji alumni S2 UGM yang masuk 6 hari sepekan dan kerjaanya jauh lebih menguras tenaga dan pikiran. Dan bahkan guru hafidz itu sudah diumrohkan dulu oleh perusahaan, sementara karyawan S2 UGM yang masa kerjanya jauh lebih lama itu belum diumrohkan. Gimana, enakan jadi tahfidz kan 😁 hehe

11. Yang terakhir ini, sorry sangat personal. Dulu kebetulan ada sohib deket saya hafidz lulusan Kudus. Trus dia kuliah di UGM. Naah…kebetulan, saya menjadi saksi betapa selama kuliah itu hafalanya jadi amburadul. Berat sekali perjuanganya untuk menjaga hafalanya itu. Mungkin banyak godaan dan sohib saya ini agak nggak tahan. Bahkang dia tak jarang harus pergi jauh naik ke kaliurang untuk sekedar merapal mantera hafalanya, eh…murojaah hafalanya. Jadi kalau alasan-alasan saya diatas kurang nyambung ya mohon maaf. Karena sejujurnya ada subyektifitas dan sedikit “trauma” masa lalu yang membekas.

Saya hanya berdoa, semoga dengan bikin siaran pers itu, tak lantas UGM dituduh jadi “penista Al-Qur’an”. Gawat kalau ada yang tersinggung 😬 menganggap UGM tak memuliakan penghafal Al-Qur’an.

Salam damai ✌ πŸ˜„

Allahu Akbar

sumber : facebook Widya Supena (7/11/2017)

***

Well itulah mantemans 11 alasan penghafal qur’an sebaiknya tidak kuliah di UGM. Semoga mencerahkan …hehehe

Maturnuwun

baca juga “

***\Contact KHS Go Blog/***
Main blog : http://www.setia1heri.com
Secondary blog : http://www.khsblog.net
Email : setia1heri@gmail.com ; kangherisetiawan@gmail.com
Facebook : http://www.facebook.com/setia1heri
Twitter : @setia1heri
Instagram : @setia1heri
Youtube: @setia1heri
Line@ : @ setia1heri.com
PIN BBM : 5E3C45A0

6 thoughts to “11 alasan penghafal qur’an sebaiknya tidak kuliah di UGM”

  1. kayaknya bukan cuma kuliah di UGM aja dech, karena kuliah di Jogja banyak godaannya, alasannya sama trauma masa lalu saodara

  2. Saya setuju malah sama UGM. Toh di UGM tidak ada jurusan agama dan bukan Universitas β€œagama”. Sikap netral begini malah bagus.
    Kalau seseorang berniat hafal Al Quran karena Allah, ya sudah tidak perlu dipermasalahkan. Jangan sampai banyaknya kemudahan bagi penghafal Alquran malah menghilangkan niat aslinya 😁😁😁

Tinggalkan Balasan