Skip to main content

Tanggal 19 September, Kota Surabaya peringati sejarah perobekan bendera Belanda

Jas Merah, begitu kata Bung Karno. Jangan sekali-kali melupakan sejarah. Begitupun Kota Surabaya tidak lupa akan sejarahnya hingga dijuluki Kota Pahlawan. Pertempuran 10 November memang dijadikan momentum penentuan Hari Pahlawan namun terdapat serangkaian peristiwa menuju pertempuran terbesar pasca kemerdekaan tersebut. Salah satu peristiwa sejarah yakni dirobeknya bendera belanda di Hotel Yamato oleh arek-arek suroboyo pada tanggal 19 September 1945.teatrikan-perobekan-bendera-di-hotel-yamato

Peristiwa saat itu bermula ketika Belanda membonceng Sekutu datang ke Surabaya. Sekelompok orang Belanda di bawah pimpinan Mr W.V.Ch Ploegman pada sore hari (18 September 1945, pukul 21.00), mengibarkan bendera Belanda (Merah-Putih-Biru), tanpa persetujuan Pemerintah RI Daerah Surabaya, di tiang pada tingkat teratas Hotel Yamato, sisi sebelah utara. Keesekon harinya tindakan provokatif Belanda ini mendapatkan respon dari arek-arek Suroboyo yang melihatnya.

Semula akan dilakukan perundingan namun menemui jalan buntu. Beberapa pemuda yang teridentifikasi bernama Sidik, Hariyono dan Sudirman sempat berkelahi dengan Ploegman hingga menyebabkan kematian orang belanda ini. Situasi tak terkendali akhirnya terjadilah perkelahian antara massa dan beberapa orang belanda di dalam hotel Orange saat itu. Beberapa pemuda lain seperti Soemarsono, Roeslan Widjajasastra berinisiatif untuk merobek bendera belanda khususnya warna biru sehingga jadilah bendera Indonesia.peringatan-perobekan-bendera-belanda-di-hotel-yamato-tanggal-19-september-2016

Mengapa arek-arek Suroboyo begitu ngotot merobek bendera? Hal ini tidak terlepas dari  maklumat pemerintah (31 Agustus 1945) yang menetapkan mulai 1 September 1945 bendera nasional Sang Merah Putih dikibarkan terus di seluruh Indonesia. Oleh karena itu tidak boleh ada bendera lain yang berkibar selain bendera merah putih.

Hotel Yamato semula bernama Oranje-Hotel atau Hotel Oranye. Didirikan pertama kali, 1910, oleh Mr Lucas Martin Sarkies (LMS), seorang bangsa Armenia dengan gaya Colonial dan Art Nouveau Style. Arsiteknya seorang Inggris bernama James Afprey. Lucas Martin Sarkies berasal dari keluarga Sarkies yang terkenal sebagai pemilik kerajaan hotel di Asia. Ketika pemerintah militer Jepang berkuasa di Surabaya (1942), nama Oranje-Hotel dirubah menjadi Yamato Hoteru atau Hotel Yamato. Fungsinya juga berubah menjadi markas militer Jepang. Dan saat ini Hotel Yamato berubah namanya menjadi Hotel Majapahit.

Nah sejak tahun 2015, Pemerintah Kota Surabaya memperingati peristiwa heroik para pemuda Surabaya tersebut dalam keberaniannya merobek bendera Belanda. Peringatan ini berbentuk rekontruksi perobekan bendera Belanda dengan tajuk Surabaya Merah Putih. Teaterikal perobekan bendera Belanda diikuti oleh veteran, pelajar, hingga berbagai komunitas di Kota Surabaya.hote-orange

“Ini kali ke-dua Pemkot beserta berbagai komunitas merekontruksi sejarah 71 tahun silam perobekan bendera di Hotel Yamato. Bagi warga yang ingin berpartisipasi, diharapkan mengenakan pakaian pejuang tempo dulu. Selain itu, kami melibatkan 2000 pelajar untuk melakukan aubade, dan bersama seluruh partisipan menyanyikan lagu berkibarlah benderaku dengan membawa bendera kecil,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya Wiwiek Widayati sebagaimana diberitakan surabaya.go.id

Well, semoga dengan peringatan kisah heroik ini dapat menimbulkan sikap patriotisme di kalangan pemuda, pelajar dan arek-arek suroboyo. Merdeka!!!

Maturnuwun

baca juga :

foto : humas pemkot surbaya

—\Contact KHS/—
Main blog : http://www.setia1heri.com
Secondary blog : http://www.khsblog.net
Other blog : http://www.setia1heri.org
Email : setia1heri@gmail.com ;kangherisetiawan@gmail.com
Facebook:http://www.facebook.com/setia1heri
Twitter : @setia1heri
Instagram : setia1heri
Line@ : @setia1heri.com
Whatsapp : 085608174959
PIN BBM : 5E3C45A0

4 thoughts to “Tanggal 19 September, Kota Surabaya peringati sejarah perobekan bendera Belanda”

Tinggalkan Balasan