Skip to main content

Apa itu Baper dan Bipolar? Yuuk simak….

Baper, kata gaul yang sering pakai dalam percakapan sehari-hari terutama dikalangan remaja. Dan perlu diketahui pula bahwa baper yang tidak kunjung usai bisa jadi merupakan sebuah gejala bipolar. Wah apa lagi ini? pernah ingat artis Marshanda atau sering dipanggil Caca? Ini salah satu artis yang pernah terdeteksi bipolar dengan beragam tingkahnya yang mengagetkan publik tanah air. Yuuk mari simak apa itu baper dan bipolar…

apa itu baper dan bipolar...mari mengenal bersama

Baper merupakan kamus gaul dengan arti bawa perasaan.  Baper itu biasanya terbawa suasana, suka berlebihan (lebay-lebay juga akhirnya). contohnya begini:

B: Kenapa elu diem aja….?!
C: Abis diomongin ama nyokap, jadi BAPER guah..
B:…oh…

”Aku dikit-dikit baper (terbawa perasaan, Red). Ngelihat iklan pelangsing saja nangis, depresi kenapa nggak bisa mencapai itu. Lihat apa lagi yang sedih sedikit langsung nangis,” ujar Fathiah Isralestina, seorang mahasiswi teknik informatika salah satu perguruan tinggi di Surabaya saat ditemui pada peringatan World Bipo- lar Day di Royal Plaza kemarin (3/4) sebagaimana diberitakan jpnn.com (04/04). Fathiah merupakan perempuan yang terdeteksi bipolar pada tahun 2011 silam dan anggota dari komunitas bipolar di Surabaya, Harmony in Diversity.

Nah baper yang tidak kunjung usai bisa jadi merupakan gejala awal bipolar. “Penderita bipolar itu punya dua kutub saling berlawanan. Gejalanya itu terlihat misalnya saat ini sedih, tapi kemudian cepat sekali bahagia. Bisa juga tiba-tiba sedih, baper (bawa perasaan, Red) nggak selesai-selesai. Itu bisa jadi gejala bipolar. Artinya dia tidak mengalami siklus bahagia dan sedih yang normal,” ujar dr Margarita M Maramis Sp KJ (K) sebagaimana diberitakan surya.tribunnews.com (7/4).

Baper ini biasanya menyerang remaja yang mengalami tekanan dari beragam hal. Mulai dari tugas kuliah, teman bahkan lingkungan rumahnya. Selain itu pencetus baper juga bisa perubahan kondisi lingkungan atau cultural shock.   Faktor lain penyebab bipolar yakni Genetika (turunan dari orang tua), Sistem neurokimia dan gangguan suasana hati serta Sistem neuroendokrin. Bila bipolar ini tidak segera ditangani maka akan mengarah ke tingkat depresi. 

Mengutip id.wikipedia.org, Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang menyerang kondisi psikis seseorang yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat ekstrim berupa mania dan depresi, karena itu istilah medis sebelumnya disebut dengan manic depressive. Suasana hati penderitanya dapat berganti secara tiba-tiba antara dua kutub (bipolar) yang berlawanan yaitu kebahagiaan (mania) dan kesedihan (depresi) yang berlebihan tanpa pola atau waktu yang pasti.

Tanda dan gejala mania

Gejala-gejala dari tahap mania gangguan bipolar adalah sebagai berikut:

  • Gembira berlebihan.
  • Mudah tersinggung sehingga mudah marah.
  • Merasa dirinya sangat penting.
  • Merasa kaya atau memiliki kemampuan lebih dibanding orang lain.
  • Penuh ide dan semangat baru.
  • Cepat berpindah dari satu ide ke ide lainnya.
  • Mendengar suara yang orang lain tak dapat mendengarnya.
  • Nafsu seksual meningkat.
  • Menyusun rencana yang tidak masuk akal.
  • Sangat aktif dan bergerak sangat cepat.
  • Berbicara sangat cepat sehingga sukar dimengerti apa yang dibicarakan.
  • Menghambur-hamburkan uang.
  • Membuat keputusan aneh dan tiba-tiba, namun cenderung membahayakan.
  • Merasa sangat mengenal orang lain.
  • Mudah melempar kritik terhadap orang lain.
  • Sukar menahan diri dalam perilaku sehari-hari.
  • Sulit tidur.
  • Merasa sangat bersemangat, seakan-akan satu hari tidak cukup 24 jam.

Tanda dan gejala depresi bipolar

Gejala-gejala dari tahap depresi gangguan bipolar adalah sebagai berikut:

  • Suasana hati yang murung dan perasaan sedih yang berkepanjangan.
  • Sering menangis atau ingin menangis tanpa alasan yang jelas.
  • Kehilangan minat untuk melakukan sesuatu.
  • Tidak mampu merasakan kegembiraan.
  • Mudah letih, tak bergairah, tak bertenaga.
  • Sulit konsentrasi.
  • Merasa tak berguna dan putus asa.
  • Merasa bersalah dan berdosa.
  • Rendah diri dan kurang percaya diri.
  • Beranggapan masa depan suram dan pesimistis.
  • Berpikir untuk bunuh diri.
  • Hilang nafsu makan atau makan berlebihan.
  • Penurunan berat badan atau penambahan berat badan.
  • Sulit tidur, bangun tidur lebih awal, atau tidur berlebihan.
  • Mual sehingga sulit berbicara karena menahan rasa mual, mulut kering, susah buang air besar, dan terkadang diare.
  • Kehilangan gairah seksual.
  • Menghindari komunikasi dengan orang lain.

Secara umum siklus penderita bipolar yakni  mania, hipomania, depresi, dan episode campuran. Hampir semua penderita gangguan bipolar mempunyai pikiran tentang bunuh diri dan 30% di antaranya berusaha untuk merealisasikan niat tersebut dengan berbagai cara. Oleh karena itu diperlukan pendampingan dan konseling oleh psikiater.

Bagi mantemans yang punya kecenderungan baper tak selesai yang mengarah bipolar maka perlu waspada.  Periksakan diri anda bersama orang tua ke psikiater. Selain itu gabung dalam komunitas bipolar yang bisa saling menguatkan. Sebagai contoh di Surabaya ada Harmony in Diversity atau Bipolar Care Indonesia, dll.

Sebagai informasi tanggal 30 Maret merupakan hari Bipolar Sedunia. Ini adalah ide Dr. Pichet Udomratn, anggotaAsian Network of Bipolar Disorder (ANBD) yang berkolaborasi dengan International Bipolar Foundation (IBPF) dan International Society for Bipolar Disorders (ISBD). Tujuannya meningkatkan kepedulian kita terhadap mereka yang mempunyai gangguan bipolar.

Maturnuwun

bacaan : jpnn.com, suryatribunnews.com, wikipedia

—***\Contact KHS/***—
Main blog : http://www.setia1heri.com
Secondary blog : http://www.khsblog.net
Other blog : http://www.setia1heri.org
Email : setia1heri@gmail.com ;kangherisetiawan@gmail.com
Facebook:http://www.facebook.com/setia1heri
Twitter : @setia1heri
Instagram : setia1heri
Line@ : @setia1heri.com
Whatsapp : 085608174959
PIN BBM : 584929B8

17 thoughts to “Apa itu Baper dan Bipolar? Yuuk simak….”

Tinggalkan Balasan