Skip to main content

Pengalaman mengerikan terbang bersama Lion Air oleh seorang Traveler

Maskapai Lion Air merupakan salah satu maskapai terburuk 2015 sebagaimana dirilis oleh Skytrax Global Airline Ratings beberapa waktu lalu. Diantara beberapa hal terkait pelayanan yang buruk bisa dilihat dari pengalaman seorang traveler asal Makasar ini. Seorang Ibu 2 anak bernama Kartini Kongsyahyu ini menceritakan pengalaman mengerikan ketika akan balik ke Makasar dari Bali bersama Lion Air. Pengalaman yang tidak akan dilupakan seumur hidup itu diunggah dalam laman facebooknya tanggal 28 Desember 2015.maskapai Lion Air 2015

Mulai dari delay yang tidak jelas hingga 3 jam, naik pesawat dan kemudian diturunkan lagi karena pesawat ada kendala teknis hingga refund tiket yang akhirnya gagal terbang. Sebuah pengalaman yang menimbulkan traumatik psikologis terutama terkait kondisi pesawat yang menakutkan. Berikut kawans sharing dari Ibu dari Makasar ini.

“Sekedar sharing, buat yang mau bepergian dengan Lion Air mungkin sebaiknya berpikir 2 kali, atau kalau mau uji nyali silahkan sering2 saja naik Lion.” ujarnya membuka curhatanya.

Kongsyahyu menceritakan kronologis kejadian pada hari minggu, 27 desember 2015 dimana dia dan sekeluarga akan berangkat pulang dari denpasar bali menuju makassar. Awalnya pesawat Lion Air terjadwal jam 9 malam tetapi di delay 1 jam tanpa alasan jelas. Selanjutnya delay lagi dengan berbagai macam alasan dari pesawat dibersihkan dulu, pesawat rusak, dimohon menunggu pesawat pengganti dari jogja atau surabaya datang hingga akhirnya jam 12 malam barulah naik ke pesawat (total 3jam delay). “anak saya sudah lelah, ngantuk dan begitupun dengan saya, kami hanya berharap bisa sampai ke makassar secepatnya ” ujar nya.

Saat lepas landas Kongsyahyu mulai mendengar suara aneh yakni suara gemuruh keras seperti bunyi 10 vacum cleaner atau 20 hair dryer dinyalakan bersamaan. “Awalnya saya pikir bunyi suara hujan, tapi saat saya melihat keluar jendela ternyata cuaca agak sedikit berawan, dan pesawat agak sedikit berguncang. Saya mulai tidak tenang dan curiga, selama saya traveling tidak pernah sekalipun saya mendengar suara ribut gemuruh seperti itu sebelumnya, firasat saya mengatakan ada yang salah” tambahnya lagi.

Ternyata firasat Kongsyahyu itu benar karena tidak lama kemudian terdengar pengumuman dari awak pesawat kalau pesawat akan mendarat kembali di bandara Ngurah Rai karena alasan kerusakan teknis. “Lampu di luar pesawat terus menyala berkedip, entahlah itu penanda SOS atau apa, yang pasti jantung saya serasa berhenti berdetak, saya hanya bisa menatap suami dan anak2 sambil berdoa semoga bisa mendarat kembali dengan selamat ! ” terangnya dengan harap-harap cemas.

Ketika pesawat telah mendarat kembali awak kabin tidak menjelaskan kerusakan apa yang terjadi. Penumpang hanya diminta menunggu di dalam pesawat selama 20 menit untuk memperbaiki kerusakan. Penerbangan akan dilanjutkan kembali dengan pesawat YANG SAMA !!! atau kalaupun tidak, maka akan diganti dengan pesawat Lion air lainnya dan masih harus MENUNGGU. “Waktu sudah pukul 2 subuh, anak saya semua sudah nangis, tertidur tidak jelas arah. Dan Saya bersikukuh turun, sempat berdebat dengan pramugara, walaupun dengan ancaman tiket akan hangus saya tetap bersikukuh turun sekeluarga dengan beberapa penumpang lainnya”ujarnya menceritakan keadaan saat itu.

Ketika Kongsyahyu turun dari pesawat dia merasa kaget dengan keberadaan mobil SAR yang sudah stand by yang dirasa pasti akan terjadi hal-hal yang bersifat darurat. Dari informasi yang didapatkan ternyata terdapat kerusakan di pintu depan pesawat yang tidak bisa tertutup rapat. Hal inilah penyebab suara bising badai yang didengarnya sedari pesawat tinggal landas.
“Bisa anda bayangkan kalau tekanan udara kuat maka bisa membuat kabin pesawat hancur seketika, semua penumpang akan beterbangan dilangit malam Bali !!! ” ujarnya dengan nada geram.

Melihat hal ini Kongsyahyu tidak berhenti berucap syukur masih diberi kesempatan hidup dan Tuhan masih melindungi ia dan sekeluarga. “Bagi saya uang masih bisa dicari, tapi nyawa tidak akan bisa kembali ! Salah seorang penumpang bahkan berkata, untuk apa uang asuransi 1M kalau saya sudah meninggal ? , saya juga tidak akan nikmati ! And He’s right !! ” terangnya kembali.

Sekitar Jam 3 subuh waktu Bali pihak Lion Air mengembalikan (full refund) tiket. Namun begitu kongsyahyu masih harus berkutat mencari hotel terdekat buat beristirahat karena anak-anaknya sudah kelelahan. “Tak ada taxi dan hampir semua hotel penuh, atau dengan harga yg menggila, tentu saja semua dengan biaya SAYA SENDIRI. Jam 4 subuh akhirnya kami menemukan hotel yg tersedia dan bisa menjemput di bandara ( Thank GOD) ” ujarnya bersyukur.pengalaman buruk terbang bersama Lion Air oleh Traveler dari Makasar 2015

Kongsyahyu tidak lupa mengucapkan rasa ‘terima kasih’ kepada Lion air atas pengalaman yang tidak akan dilupakan seumur hidup berupa trauma psikologis. “Dan untuk sekarang tidak akan ada Lion air dalam kamus traveling saya ! . Lion air memang layak mendapat rating sebagai maskapai penerbangan terburuk sedunia ! ” pungkasnya dengan nada geram.

Well, demikian mantemans sebuah pengalaman horor dan mengerikan terbang bersama Lion Air. Semoga menjadi catatan bersama sehingga pihak maskapai melakukan perbaikan internal perusahaan.

Maturnuwun

14 thoughts to “Pengalaman mengerikan terbang bersama Lion Air oleh seorang Traveler”

Tinggalkan Balasan